Kalender WorldTour 2019 segera berakhir. Sabtu ini (12 Oktober), balapan kelas Monument terakhir diselenggarakan di Italia. Bernama Il Lombardia, ini adalah balapan classic untuk para climber.
Dan tahun ini, Il Lombardia bakal menyuguhkan persaingan lebih seru dari biasanya. Normalnya, tidak banyak bintang besar turun. Karena rata-rata sudah menjalani masa liburan dan pemulihan setelah berkiprah hampir sepanjang tahun.
Tahun ini, karena berbagai situasi, nama-nama besar pada berdatangan. Bukan hanya sekadar berpartisipasi, rata-rata juga dalam kondisi top cer, sangat mampu bersaing berebut juara.
Dalam seminggu terakhir, nama-nama besar itu sudah memanasi kaki dalam lomba-lomba one-day di berbagai lokasi di Italia. Sambil pemanasan, mereka terus mengoleksi kemenangan atau podium.
Dua nama yang tergolong paling sukses tahun ini, dan akan bersaing di Il Lombardia, adalah Primoz Roglic (Jumbo-Visma, juara Vuelta a Espana) dan Egan Bernal (Team Ineos, juara Tour de France).
Selain itu, ada juara dunia 2018 Alejandro Valverde. Tidak ketinggalan jagoan climbing lain seperti Vincenzo Nibali (Bahrain-Merida), Michael Woods (EF Education First), Dan Martin (UAE Team Emirates). Tidak ketinggalan jagoan classic Philippe Gilbert (Deceuninck-QuickStep), yang pernah dua kali menang di Il Lombardia pada 2009 dan 2011.
Dari nama-nama itu, yang paling “panas” sekarang adalah Roglic. Bintang Slovenia itu baru saja memenangi dua lomba dalam seminggu terakhir. Yaitu Giro dell’Emilia dan Tre Valli Varesine.
Michael Woods juga dalam kondisi mantap setelah memenangi Milano-Torino Rabu lalu (9 Oktober).
Egan Bernal? Superstar muda Kolombia ini mendominasi Gran Piemonte Kamis lalu (10 Oktober).
Sedangkan Valverde memang tidak meraih kemenangan, tapi dia dua kali finis runner-up dalam seminggu terakhir. Salah satunya finis di belakang Michael Woods di Milano-Torino.
Saat ditanya soal kans, banyak yang yang mengarahkan telunjuk ke arah Roglic sebagai unggulan utama. Yang lainnya banyak menjaga ekspektasi. Seperti Egan Bernal.
“Ini balapan Monument, balapan besar. Tapi saya bukan pembalap classic. Banyak pembalap hebat berlatih dan menyiapkan diri khusus untuk Il Lombardia. Saya tidak pernah melakukannya,” ujarnya usai memenangi Gran Piemonte.
TANJAKAN 27 PERSEN
Il Lombardia memang balapan untuk para climber. Panjangnya cukup menyiksa, 243 km. Sepanjang rute, para pembalap harus betah melewati tanjakan demi tanjakan.
Baru 50 km dari start, sudah ada menu tanjakan Colle Gallo. Saat itu, semua unggulan harus bersabar, karena “menu utama” disuguhkan 60 km menuju finis di Como yang indah.
Ada empat tanjakan kunci di 60 km penutup itu. Salah satunya tanjakan legendaris Madonna del Ghisallo, tempat “gereja sepeda” kondang berada.
Setelah Madonna del Ghisallo, tanjakan paling berat menyusul. Yaitu Colma di Sormano, yang bagiannya begitu curam, mencapai 27 persen! Dari situ kembali hajar-hajaran di tanjakan Civiglio dan San Fermo della Battaglia. Dia yang bertahanlah yang kemudian punya kans untuk meraih kemenangan setelah turunan dan datar sepanjang 5 km menuju Como.
Bagi penggemar cycling, Il Lombardia merupakan kesempatan terakhir menikmati “balapan kelas dewa” di tahun 2019 ini. Setelah itu praktis semua jagoan liburan dan istirahat. Bersiap lagi untuk menghadapi musim 2020 nanti.(mainsepeda)