Mark Cavendish pindah haluan ke nomor track. Pembalap 34 tahun itu bakal ambil bagian di Six Day London pada 22-27 Oktober nanti. Ia juga dipastikan mengikuti Six Days of Ghent, 12-17 November mendatang.

Bintang sprint Inggris tersebut memang sudah memasuki ”senja” dalam karir road race-nya. Ia tak lagi menjadi pilihan untuk membalap di Grand Tour 2019. Selain itu, kontraknya bersama Dimension Data akan berakhir tahun ini.

Cavendish memang dirumorkan akan membalap untuk Bahrain-Merida musim depan. Ia berpeluang untuk reuni dengan mantan pelatihnya, Rod Ellingworth. Akan tetapi, hingga saat ini kabar tersebut hanya sekadar gosip belaka.

Saat masa depannya di road race belum jelas, Cavendish banting setir ke nomor track. Turun di Six Day London 2019 pekan depan, Cavendish akan berduet dengan pembalap Team Ineos, Owain Doull.

Berikutnya, Cavendish akan berlaga di Six Days of Ghent. Kali ini ia membalap bersama legenda track asal Belgia, sekaligus mantan rekan setimnya di Quick-Step, Iljo Keisse. Keisse adalah peraih tujuh gelar di Six Days of Ghent.

Menurut laporan Cycling Weekly, Cavendish juga mempertimbangkan untuk tampil di nomor track pada Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Cavendish adalah peraih medali perak di nomor track Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

”Kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti. Saya akan fokus pada apa yang saya kerjakan sekarang, dan melihat hasil dari apa yang saya kerjakan,” kata Cavendish kepada Cycling Weekly.

Dengan usianya yang sudah menginjak 34 tahun, berpindah ke nomor track mungkin solusi terbaik. Apalagi, membalap di nomor track bukan hal baru untuk Cavendish. Selain perak di Olimpiade 2016, ia menduduki posisi kedua di Six Day London 2016, dan 2017.

Sebagaimana diketahui, Six Day adalah event balap sepeda nomor track selama enam hari. Balapan ini bermula di Inggris pada 1878 silam. Kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Pemenangnya adalah tim (biasanya terdiri dari dua pembalap) yang paling banyak menyelesaikan putaran. Six-day cycling menjadi agenda tahunan di London, Berlin, Kopenhagen, Hong Kong, Manchester, Melbourne, dan Brisbane.

Cavendish menambahkan jika dirinya tumbuh sebagai pembalap yang bisa berlaga di road race maupun track. Ia tahu bagaimana cara kerja keduanya. “Ini soal fisik. Cukup sulit untuk berubah dari satu ke yang lain,” jelas mantan juara dunia road race 2011 itu.(mainsepeda)

 

Foto: Instagram Mark Cavendish, dan Getty Images    

Populer

Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Tao Geoghegan Hart Juara Overall, Filippo Ganna Sapu Time Trial
Cavendish Belum Habis, Mantap Tatap Tour de France
Ada Timing Chip untuk Peserta Bromo KOM
Lebih Ringan, Mulus, dan Universal
reTyre, Semenit Ganti Tapak Ban Sepeda
Main MTB di Bogor, ke Mana Aja?
Ted King dan Keough Juara Dirty Kanza, Acker dan Rusch Menang Edisi 563 Km
Selalu Ada Cerita Lucu dan "Dusta" di Setiap Gowesnya
Rule #1 sampai #3, Pokoknya Harus Turuti Aturan!