Salah satu event balap bergengsi di Jawa Tengah (Jateng), Tour de Borobudur (TdB) XIX 2019 siap digelar akhir pekan ini, 2-3 November. TdB 2019 akan start di kota lama Semarang, dan finis di Candi Borobudur, Magelang. 

TdB merupakan salah satu balapan paling konsisten diselenggarakan di Indonesia. Event yang digagas Samba (Semarang Bicycle Association) ini telah memasuki tahun ke-19. TdB termasuk salah satu agenda paling dinanti para cyclist.

Tahun ini TdB akan diikuti oleh 1.700 cyclist. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Semarang, Jakarta, Surabaya, dan kota-kota lainnya di Indonesia. Selain itu, peserta event ini juga datang dari luar negeri. Di antaranya Malaysia, Singapura, dan Filipina.

TdB dibagi dalam dua etape. Etape pertama menempuh jarak 150 kilometer. Start dari Semarang dan finis di De Tjolomadoe, Karanganyar. Etape kedua berjarak 100 kilometer. Dimulai dari De Tjolomadoe dan finis di Candi Borobudur.

“Sebetulnya target kami 1000 peserta untuk etape pertama saja. Jumlah itu sudah terpenuhi dalam 1x24 jam sejak pendaftaran di buka,” sebut Lo Tik Yong, komandan Samba kepada Mainsepeda.com, Senin (28/10) sore.

Awalnya panitia hanya membuka harga early bird untuk 500 pendaftar pertama. Namun, peminatnya membludak hingga dua kali lipat. Maka ke-1000 peserta pertama itu diberi harga early bird semua.

Status TdB sebagai salah satu event balap sepeda terbesar di Indonesia, tak lepas dari kerja keras Samba sebagai penggagas acara. Mereka konsisten melaksanakan event ini selama 19 kali. Sejak tahun 2000 silam.

“Yang membuat kami terus bersemangat menggelar Tour de Borobudur adalah animo teman-teman peserta yang sangat besar. Jumlahnya selalu bertambah,” tutur Koh Chay, sapaan akrabnya.

Selain itu, Samba ingin memasyarakatkan olahraga sepeda di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. “Kami bisa awet karena tidak membuka harga mahal. Sebab prinsip kami adalah sepeda rayat, sepeda untuk beramai-ramai,” imbuh Koh Chay.

Samba juga terus berinovasi setiap tahunnya. Mereka tidak ingin rute TdB monoton. Pada 16 tahun pertama, event ini hanya digelar sehari. Peserta bersepeda dari Semarang menuju Candi Borobudur di Magelang.

Format event diubah sejak Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng). “Dari 2016, sejak Pak Ganjar (Pranowo) masuk, gowes dilaksanakan dua hari dengan rute yang selalu berbeda-beda,” bilang Koh Chay.

Ko Chay menambahkan, TdB tak akan terlaksana tanpa dukungan maksimal dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Pemprov mendorong pemerintah kabupaten dan kota di Jateng untuk ikut menyukseskan TdB. “Agar acara ini berjalan lancar,” ujarnya.

Dukungan penuh juga diberikan Polda Jateng dan Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng. Mereka membantu pengaturan lalu lintas di jalan. Sehingga selama ini cyclist aman selama pelaksanaan TdB.(mainsepeda) 

FOTO: Dokumentasi Samba 

Populer

Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Podcast Main Sepeda Eps 37: Etika E-Bike, untuk Transportasi atau Sport?
Kuat Berkat Indoor Training
Seperti Melihat Lukisan Gunung saat SD
Penyelenggara Baru, Rute Senangkan Sprinter
Stem Ini Bisa Panjang-Pendek dan Merunduk
Cyclist Tak Suka Istri Perhatian
Cavendish Belum Habis, Mantap Tatap Tour de France
Ada Timing Chip untuk Peserta Bromo KOM