Liem Tjong San kembali terpilih sebagai Ketua Makassar Cycling Club (MCC) periode 2019-2021. Ini adalah periode kelimanya sebagai pemimpin di komunitas bersepeda yang telah memasuki usia 26 tahun tersebut.

Liem Tjong San telah memimpin komunitas ini sejak 2011. Sebenarnya, ia ingin menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada anggota yang lebih muda. “Supaya yang muda-muda bisa jadi pengurus. Makanya digilir setiap dua tahun,” ujarnya.

Akan tetapi, suara anggota sudah bulat. Liem Tjong San kembali mendapat kepercayaan sebagai sebagai ketua MCC. Ia terpilih melalui rapat anggota MCC yang diadakan Selasa (12/11) kemarin.

“Masalahnya posisi ketua tidak ada yang mau menggantikan. Jadi tetap saya ketuanya. Ini sudah lima periode,” ungkapnya. “Kalau saya terus bagaimana yang muda naik ke atas. Biar kami bisa santai-santai. Tinggal gowes saja,” candanya.

Berdiri sejak 30 April 1993, MCC merupakan salah satu komunitas paling disegani di Makassar. Sekarang anggotanya berjumlah 82 orang. Sebagai ketua, Liem Tjong San ingin menjadikan komunitasnya semakin besar, dan semakin kompak.

“Kami mau klub kami semakin besar, dan semakin banyak dikenal orang. Dari Jawa atau kota mana pun, kalau datang ke Makassar, mereka langsung tahu tentang komunitas kami. Sehingga mereka bisa bergabung,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Yang paling utama adalah kekompakan di dalam klub. Biar tidak terlalu banyak anggotanya, tetapi yang kami utamakan adalah sepaham, dan bisa kompak selalu. Kalau banyak tetapi tidak kompak, malah repot mengurusnya.”

MCC memiliki tiga filosofi, yaitu Friendship, Solidarity, dan Fraternity. Berawal dari persahabatan dengan tingkat solidaritas tinggi, seluruh anggota bisa menyatu bagai saudara. “Itu semboyan kami,” ungkapnya. 

Selain itu, sambung Liem Tjong San, MCC juga ingin menjadikan bersepeda sebagai sarana mempromosikan Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka mengajak cyclist di Indonesia untuk gowes beramai-ramai ke Sulsel.

MCC sudah berencanakan sejumlah event gowes pada tahun depan. Pertama, mereka akan mengadakan gowes ke Thailand. Selain itu, ada dua event bersepeda lokal yang sedang dimatangkan.

“Untuk 2020 kami mau bikin gowes ke Mamuju. Kalau tidak, kami mau buat edisi kedua dari Gran Fondo Toraja. Jadi antara dua event ini. Tetapi kalau bisa dua-duanya, ya kami bikin semua,” jabarnya.

Untuk gowes ke Mamuju, panjang rutenya mencapai 440 kilometer. Gowes akan dilakukan selama dua hari. Start dari Makassar, dan finis di Kabupaten Mamuju, ibu kota provinsi Sulawesi Barat. Elevasi tertingginya sekitar 1000 meter. “Tapi event ini masih wacana,” bilangnya.

Yang paling mungkin digelar adalah Gran Fondo Toraja 2020. Sebab, banyak cyclist yang berminat dan berharap event ini digelar kembali. Sebelumnya, Gran Fondo Toraja berlangsung sukses pada Juli 2019 lalu. 

“Kami masih berembuk karena banyak teman-teman yang ingin event ini dibuat lagi,” ungkap Liem Tjong San.

Salah satu keistimewaan dari Grand Fondo Toraja adalah pemandangan yang eksotis sepanjang rute yang dilewati. Peserta event ini juga akan diajak Negeri di Atas Awan di Bukit Lolai Toraja, Kabupaten Toraja Utara. 

“Kami masih melihat kapan bisa mengadakan lagi tahun depan. Kami masih mencocokkan tanggal,” jelasnya.

Selain berancang-ancang untuk membuat event lokal, sejumlah MCC juga berencana mengikuti ‘kenduri’-nya cyclist di Indonesia, yaitu Bromo KOM Challenge 2020. “Sudah ada yang mulai mendata anggota kami yang mau ikut Bromo,” tutupnya.

Sementara itu, rapat anggota MCC juga kian semarak dengan perkenakan jersey baru dari klub ini. Dibuat oleh SUB Jersey, seragam anyar MCC bercorak kuning-hitam. “Kuning kan warna yang eye catching,” kata Rusdi Wijaya, Sekjen MCC.

Selain itu, kuning adalah warna yang mencerminkan matahari. “Matahari terbit adalah penanda dimulainya kegiatan sehari-hari,” imbuh Rusdi. Jersey ini khusus ini adalah bentuk apresiasi MCC kepada LaKopi, sponsor Grand Fondo Toraja 2019.

Bukan hanya jersey, mereka juga membeli sepeda edisi khusus ke WDNSDY Bike. Senada dengan jersey, sepeda AJ1 edisi khusus MCC ini juga bercorak kuning. “Kami beli 12 sepeda. Rasanya akan tambah lagi,” bilang Rusdi.(mainsepeda)

Populer

Juara Dunia Lima Kali Comeback di Banyuwangi International BMX 2019
Shimano Akhiri Dominasi Mavic di Tour de France
Team Sky Dominasi TTT, Kwiatkowski Yellow Lagi
The MULE: Jadi Mudah Membawa Apapun
Cervelo S5 Disc: Pakai Stem Model “V” dan Fork Model “Jepit”
Tips Memilih Komponen agar Sepeda Tampil Elegan
Victor Campenaerts Apes, Primoz Roglic Menang Lagi
Tabrakan Besar di Km Terakhir, Sam Bennett Tak Terkejar
Israel Cycling Academy Ganti Nama Jadi Israel Start-Up Nation
Bikeberry Gelar Last Sunday Ride, Peserta Membludak