Debutan dengan Jam Terbang Tinggi

| Penulis : 

Awal 2017 lalu, empat sekawan dari Desa Klumpit, Gebog, Kudus mencoba hijrah dari sepak bola dan bulu tangkis. Dengan usia yang sudah melebihi 40 tahun, mereka ingin menekuni olahraga yang dan minim benturan. Mereka pun memilih bersepeda.

Itulah sejarah singkat dari Cynthia Box Cycling (CBC) Kudus. CBC merupakan komunitas yang sedang nge-hits di Kota Kretek. Walaupun baru berdiri pada 17 Juli 2017 silam, CBC sudah berulang kali mengikuti event bergengsi di Indonesia.

CBC Kudus didirikan oleh empat orang. Mereka adalah Suwito, Rahmad Andum Basuki, Khoirul Umam, dan Nur Falih. Mereka adalah empat sekawan dari Desa Klumpit yang gemar berolahraga.

“Saya dan Pak Andum berteman sejak kecil. Kami bersekolah di tempat yang sama. Pak Umam, dan Pak Falih juga teman sekampung kami,” bilang Suwito, founder sekaligus Ketua CBC Kudus kepada Mainsepeda.com, Selasa (10/12) pagi.

Sebelum terjun di dunia sepeda, mereka aktif di olahraga sepak bola, dan bulu tangkis. Bahkan mereka memiliki kelompok sepak bola, dan badminton sendiri. Di luar olahraga, keempatnya juga sering nongkrong bareng.

“Setelah kami berusia di atas 40 tahun kami mulai bersepeda. Kami menilai bersepeda memiliki risiko benturan, dan cedera yang cukup rendah,” cerita Suwito. 

Berawal dari empat orang, kini member CBC sudah mencapai 50 orang. Mayoritas di antaranya berasal dari Kudus. Mereka biasa gowes tiga kali dalam seminggu. Tiap Rabu, Jumat, dan Minggu.

Penamaan Cynthia Box Cycling tak lepas dari peran salah satu pendiri komunitas, Rahmad Andum Basuki. Cynthia Box adalah nama perusahaan milik Rahmad Andum. Perusahaan ini bergerak di bidang converting carton box.

Suwito bercerita, Cynthia Box tak ubahnya sebuah perusahaan ini menjadi sponsor utama CBC Kudus. Perusahaan inilah yang mendukung biaya operasional CBC. Mulai dari akomodasi hingga transportasi. 

“Kalau ada event, kami daftar. Hotel, transportasi dan lain sebagainya sebagian besar di-support oleh Cynthia Box,” jelasnya.

Suwito lantas menyebut Baharuddin Fardian Hasbi, sang manajer CBC Kudus. Menurutnya, Hasbi-lah yang mengatur semua persiapan CBC Kudus saat mengikuti pelbagai event bersepeda di Indonesia. 

“Mulai dari pendaftaran, hingga teknis akomodasi, dan transportasi, semuanya ditangani oleh Oom Hasbi,” tutur Suwito. 

Nama komunitas ini semakin dikenal karena aktif mengikuti event bersepeda. Seperti Tour de Borobudur, Tour de Prambanan, Tour de Ambarukmo, Le Tour de Ortopedi, Tour de Jogja, Tour de Solo Raya, Gran Fondo New York (GFNY) Bali, dan Bromo KOM Challenge. 

“Kami termasuk pemain baru, jadi ingin tahu semuanya. Selain itu, beberapa anggota kami bisa ikut event tersebut. Banyak anggota kami yang bekerja di luar kota. Kalau ada event, mereka pasti ikut,” jelas Suwito.

Dari serangkaian event yang mereka ikuti, Bromo KOM Challenge termasuk yang paling membekas di hati. Tanjakannya ngeri-ngeri sedap. Tantangan di Bromo ini pula yang membuat puluhan member CBC akan kembali mengikuti event ini tahun depan.

“Pada Bromo KOM Challenge 2019 kemarin ada tiga anggota kami yang finis di luar batas waktu. Salah satunya saya,” ujar Suwito lantas tertawa. 

“Kami akan kembali tahun depan. Saya pribadi sudah tahu tanjakannya, dan sudah berlatih maksimal setahun ini. InsyaAllah saya dapat medali finisher pada Bromo KOM tahun depan,” tegasnya.(mainsepeda)

 

Foto: Dokumentasi CBC Kudus

 

Populer

Trek Warna “Marble” dan Sepatu Bergambar di Tour de France 2019
Misi Mengenalkan Pasuruan ke Cyclist
Hiyaaaaa, Sudah Muncul Pinarello Dogma F12
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Ya, Balapan Gravel Butuh Pakai Aero Bar!
Col d’Aubisque: Tanjakan yang Bikin Saya Ingin Bisa Nanjak
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Semangat Sehat Herbana Dukung Bromo KOM Challenge 2019
Seragam Ramai dan Sepeda Putih Tim-Tim Italia
Jersey Ungu Solo Cycling Community Satukan Cyclist Solo Raya