Semarang Bicycle Association (Samba) menggelar Tour de Rembang 2020 pada 9 Februari nanti. Melalui event itu, Samba ingin mengajak cyclist Indonesia untuk menjelajahi keindahan alam Rembang. Apalagi, kota ini memiliki banyak spot bersepeda yang menantang.

Tercetusnya event ini adalah ide dari Kapolres Rembang, AKBP Dolly Arimaxionari Primanto. Dolly memang gemar bersepeda. Ia sering mengayuh sepeda untuk melakoni berbagai aktivitas. Termasuk saat berpatroli guna menjaga keamanan di Kota Rembang.

"Pak Kapolres suka bersepeda. Beliau ingin membangun budaya bike to work di Rembang," ungkap Agnes Nora, Ketua panitia Tour de Rembang 2020.

AKBP Dolly A Primanto (empat dari kiri) bersama komunitas Samba.

Bersepeda juga menjadi sarana untuk melebur dengan masyarakat Rembang. "Kebetulan beliau juga dekat dengan kami. Jadi beliau menunjuk kami untuk menggelar event ini," terang Nora kepada Mainsepeda.com, Senin (23/12) sore.

Peserta Tour de Rembang harus menaklukkan rute sejauh 120 kilometer. Titik mulanya di Museum RA Kartini. Sementara garis finisnya berada di Pantai Karang Jahe. Kedua spot ini adalah destinasi wisata andalan di Kabupaten Rembang.

Dari Museum Kartini, cyclist akan bergerak menuju Lasem. Di sana mereka bisa menikmati suasana kota lama, rumah candu yang masih berdiri tegak hingga kini, serta Klenteng Cu An Kiong yang dibangun pada abad ke-13.

Setelah itu peserta diajak melewati tepi Pantai Binangun menuju Jatisari. Rute mulai menanjak saat memasuki Kecamatan Gunem. Di sini lah puncak tertinggi sekaligus rintangan terberat di Tour de Rembang.

Setelah mengadu kekuatan dan ketahanan untuk menaklukkan tanjakan di Gunem, cyclist akan disuguhi turunan dari Pasucen, Bulu, Sulang, hingga garis akhir di Pantai Karang Jahe.

“Gambaran rutenya memang menarik. Komplet. Tanjakannya oke. Pemandangannya bagus. Ada gunungnya, juga pantainya. Kota ini juga punya nilai sejarah, dan warisan budaya yang luar biasa. Ini lah yang ingin kami perkenalkan ke peserta,” imbuh Nora.

Tak kalah penting lainnya adalah kualitas jalanan di Rembang. Nora menegaskan bahwa Rembang memiliki jalan yang bagus, halus dan mulus. Menurutnyi, Rembang sangat cocok untuk dikunjungi cyclist dari seluruh Indonesia.

“Kami berharap Tour de Rembang bisa menggerakkan sektor pariwisata, dan sektor lainnya,” harap Nora.

Tour de Rembang 2020 akan mempertandingkan yakni King of Mountain (KoM), dan Queen of Mountain (QoM). KoM akan dibagi di tiga kelompok usia, yaitu under 40 tahun, 40-49 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Sedangkan QoM tidak ada pengelompokan usia.

Samba sebagai penyelenggara hanya membatasi jumlah peserta. Hanya 300 cyclist saja. Nora mengungkapkan, sejak membuka pendaftaran pada Minggu (22/12) kemarin, antusias calon peserta betul-betul luar biasa.

“Saat ini yang mendaftar sudah mendekati kuota. Saya rasa akan lebih dari 300 peserta. Sebab masih dimungkinkan peserta susulan,” tuturnyi.(mainsepeda)

 

Foto: Samba

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Swap Meet Pertama di 2020, Berhasil Jual Brompton Explore
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir
Tao Geoghegan Hart Juara Overall, Filippo Ganna Sapu Time Trial
Podcast Main Sepeda Eps 37: Etika E-Bike, untuk Transportasi atau Sport?