Pendaftaran even climbing paling bergengsi, Antangin Bromo KOM Challenge 2018, telah ditutup 1 April lalu. Saat ini panitia sedang melakukan verifikasi, memastikan jumlah final peserta yang akan hadir di Pasuruan, Jawa Timur, pada 21 April mendatang.

Selasa siang, 3 April, panitia dari Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS), Mie Bola Mas, OtakOtak Event Organizer, dan SUB Jersey melakukan rapat koordinasi.

“Jumlah peserta kira-kira akan mendekati angka 500 orang. Dari jumlah itu, 60 persen akan ikut peloton non-kompetitif, sedangkan 40 persen akan ikut lomba menanjak dalam berbagai kategori,” ungkap Azrul Ananda, pemrakarsa even climbing ke Wonokitri, Bromo, tersebut.

 

 

Beda dengan even-even menanjak ke Bromo sebelumnya, tahun ini elemen lomba memang semakin ditonjolkan. Bahkan dengan nilai hadiah terbesar untuk even-even serupa. Pemenang King of the Mountain (KOM) dan Queen of the Mountain (QOM) kelas elite masing-masing akan mendapat hadiah uang tunai Rp 10 juta.

Belum lagi kelas-kelas Master yang dibagi berdasarkan kelompok umur. Bahkan sampai 50 tahun ke atas.

Tak heran, nama-nama besar balap Indonesia ikut mendaftarkan diri. Di deretan nama peserta ada tiga pembalap kondang Indonesia, Heri Fitrianto, Aiman Cahyadi, Woro Fitriyanto dan Warseno.

Meski demikian, kalangan penghobi tetap menjadi kelompok terbesar even ini. Rombongan atau peloton non-kompetitif ini nantinya akan berangkat setelah rombongan lomba, dan akan mendapatkan pengawalan dari marshall serta road captain.

“Dalam beberapa hari ke depan kami akan merekap jumlah peserta. Kemudian melakukan persiapan lebih matang menyesuaikan dengan itu. Rencananya, kami akan melakukan simulasi dalam waktu dekat, baru kemudian memfinalisasi rute dan lain sebagainya,” kata Azrul.

 

Penyelenggara Antangin Bromo KOM Challenge 2018. Dari kiri : Bagus Ramadhani (SUB Jersey), Dewo Pratomo (Otak-Otak Even Organizer), Azrul Ananda (Principal AASoS), Cipto Suwarno Kurniawan (Mie Bola Mas) dan John Boemihardjo (sepeda Wdnsdy)

 

Antangin Bromo KOM Challenge 2018 akan start di Pasuruan, Jawa Timur, pada 21 April rencananya pukul 08.00 WIB. Peserta akan menempuh jarak sejauh sekitar 40 km ke Wonokitri di kawasan Bromo, di ketinggian sekitar 2.000 meter.

Semua peserta, lomba maupun non-kompetitif, akan mendapatkan timing chip untuk merekam waktu menanjak. Khusus peloton non-kompetitif, akan ada batasan waktu empat jam bila ingin mendapatkan medali finisher.

“Tapi jangan khawatir, waktu tidak direkam dari start. Waktu mulai direkam saat melewati titik KOM Start, yaitu saat memulai jalan miring ke arah Wonokitri. Meski demikian, semua detail akan kami finalisasikan setelah simulasi dalam waktu dekat ini,” pungkas Azrul. (mainsepeda)

Populer

Para Cycling Sumbang Satu Medali Perak dan Dua Perunggu
Bianchi Merilis Sprint, Road Bike dengan Harga Terjangkau
Mengintip Setelan Sepeda Bintang Giro d’Italia 2018
Makin Berlubang, Makin Aman
Peter Sagan Pakai Sepeda Alloy, Team Sky Tetap tanpa Disc Brake
Giro d’Italia 2018: Rohan Dennis Juara TT, Yates Pertahankan Pink
Bandung Vintage Friday: Kembalikan Kejayaan Sepeda dan Apparel Jadul
Ayo Gowes di Jayapura, Komunitas JCC Siap Menemani
600 Sepeda Lipat Meriahkan Gowes Seli-mu Thanks to Police Jogo Suroboyo
Primoz Roglic Ranking Satu Dunia 2019