Cyclist Tak Suka Istri Perhatian

| Penulis : 

Saya lumayan dikenal oleh cyclist di berbagai penjuru Indonesia, padahal saya ini bukan cyclist serius, bahkan lebih tepat dibilang sebagai cyclist paspasan (mulai sepedanya sampai kemampuannya).

Katanya sih gara-gara saya lucu.

Dan mungkin gara-gara itu juga saya diminta mengisi rutin kolom di mainsepeda.com. Jadi semoga tulisan ini (dan selanjutnya) menghibur. Terus terang, saya kagum dengan orang-orang yang hobi berat sepeda. Khususnya mereka yang berkomitmen penuh mengembangkan kemampuan, bukan sekadar beli sepeda mahal lalu lebih banyak nongkrongnya.

Dan sepeda ini memang beda. Ketika olahraga lari sempat booming, banyak anak sepeda pindah jalur. Ujung-ujungnya, banyak yang kembali main sepeda. Alasannya, banyak yang cedera kaki. Terlalu memaksakan untuk berprestasi, padahal usia sudah gak brondong lagi.

Ada juga yang bilang monoton. Hanya bisa melihat pemandangan 10K, atau 21K alias HM. Karena ketika 42K alias FM mungkin tak sempat lihat-lihat pemandangan. Kalau sepeda, bisa menikmati hingga ratusan kilometer.

Di antara mereka yang hobi berat sepeda, harus paling respek kepada mereka yang berkomitmen penuh supaya bisa jadi climber.

Memang, tidak semua orang bakat jadi climber. Ada yang memang secara fisiologi ideal untuk tanjakan, ada yang secara fisik tidak ideal, tapi karena ngotot latihan akhirnya bisa nyaman di tanjakan.

Mata awam saya melihat, para climber murni mudah ditebak. Kenthol (betis) kecil. Badan kerempeng. Menu makan sangat diperhatikan. Kalau di dunia entertainment mereka ini adalah model catwalk.

Climber murni atau bukan, mereka yang doyan nanjak ini pasti punya karakter ulet dan telaten. Tidak harus tergesa-gesa cepat. Mereka paham bahwa tidak akan lari gunung dikejar!

Di luar segala hal yang patut dikagumi itu, saya juga belajar tentang apa itu yang ditakuti oleh para cyclist. Khususnya yang laki-laki.

Yang paling mereka takuti adalah ISTRI PERHATIAN!

Ini juga bisa jadi indikator, apakah seseorang itu cyclist sejati atau bukan. Kalau dia suka istri yang perhatian, kemungkinan dia bukanlah cyclist sejati.

Banyak cyclist yang secara terang-terangan bilang gak suka punya istri yang perhatian. Karena istri perhatian lah yang sering ngajak berantem, gara-gara menemukan fakta bahwa jumlah jersey bertambah, jumlah helm bertambah, jumlah aksesori sepeda bertambah.

Bahkan berantemnya tambah sengit ketika tahu jumlah sepeda bertambah!

Beda dengan istri yang kurang perhatian. Cuek saja melihat isi ruang menyimpan sepeda sang suami!

He he he, semoga tulisan pertama ini cukup menghibur. Yang berikutnya semoga lebih menghibur. Tenang, saya tidak takut diserbu oleh para istri yang perhatian. Karena ini situs mainsepeda.com. Bukan situs gosip atau arisan. He he he… (*)

Populer

Sempat Kram tapi Natascha Oking Tetap Kejar Finis
Brompton Explore, Senjata Baru untuk Penggemar Turing
Belum Ada Kontrak Baru untuk Cavendish
Hiyaaaaa, Sudah Muncul Pinarello Dogma F12
Bianchi Merilis Sprint, Road Bike dengan Harga Terjangkau
Schwinn Rayakan Ultah 125 Tahun dengan Sepeda Made in USA
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Pestanya Cyclist Cewek Thailand
Wdnsdy Bike Luncurkan AJ1 Disc Brake 2020