Memiliki jiwa seni dan hobi bersepeda, itulah kemampuan yang dimiliki Nurmi Pandit. Ia jago menggabungkan keduanya menjadi karya seni yang indah. Karya terbarunya adalah membuat frame Stein and Fenton berbahan titanium berikut ini jadi tampil menawan.

“Saya dan tim Paintkillerstudio sudah sering mengecat frame sepeda dengan gaya freehand seperti di Wdnsdy AJ1 milik Kemal Mawira dengan tema pop art Andy Warhol. Ada juga Specialized Venge bertema 'Game of Thrones',” bangga Pandit, panggilan akrabnya.


Wdnsdy AJ1 milik Kemal Mawira

Seiring waktu, Pandit ingin “membuat” sepeda sendiri. Untuk itu, pria kelahiran 1976 ini mendesain frame impiannya. “Dibantu dengan partner dari Amerika,” imbuh Pandit.

Setelah desain frame jadi, Pandit menghubungi pembuat sepeda titanium yang mau mewujudkan desainnya. Sayang, banyak yang menolak. Akhirnya, Stein and Fenton, frame builder dari Illinois, Amerika Serikat bersedia membuatkan satu unit sebagai prototype.


Nurmi Pandit

Tak perlu waktu lama, hanya enam bulan frame sudah sampai ke rumah pria lulusan Swinburne National School of Design Melbourne. Mulailah "magic hand" Pandit menari-nari di atas frame berbahan titanium itu. Ia mengaplikasikan konsep cat marble dengan paduan warna hitam, putih, dan silver.

Warna ini diaplikasikan di bagian depan toptube, downtube, dan headtube. Untuk mengimbanginya, diterapkan juga di bagian belakang seatstay dan chainstay.

Masih dengan konsep yang sama tapi dengan warna kombinasi kuning, oranye, coklat, dan putih diterapkan di fork, seatpost, dan handlebar.

Tiga komponen berbahan karbon ini mengadopsi produk ENVE. Makin spesial lagi, Pandit menggunakan gold leaf 22K untuk membuat logo ENVE.

Tak hanya itu, logo RED di shifter dan kaki crank tak luput dari lapisan gold leaf 22K. Bahkan, bodi dari oversize pulley produk SLF dan bodi Front Derailleur (FD) SRAM e-TapAXS juga dilapisi dengan gold leaf 22K!

“Beberapa detail kecil seperti logo Stein and Fenton di downtube juga pakai gold leaf 22K,” tunjuk pengguna wheelset ENVE SES 5.6.

Attention to details di frame ini sangat perfect! Logo S&F yang terpasang di headtube, terbuat dari 3D printing! “Lihat pulley di Rear Derailleur (RD) dibuat dari 3D printing, tuh!” imbuh Pandit yang sempat putus asa karena berulang kali gagal mengecat di atas titanium.

Setelah memakan waktu satu minggu, selesailah karya mewah Pandit ini. Dikirimlah balik ke Stein and Fenton lalu dirakit menjadi full bike. Sepeda ini siap di-launching di event North American Handmade Bicycle Show (NAHBS) 2020. Itu ajang pameran sepeda custom terbesar di dunia.

Manusia boleh merencanakan, tapi Tuhan berkata lain. Pandemi Covid-19 datang. Akhirnya NAHBS dibatalkan. “Kami putuskan launching secara online via Instagram kami @paintkillerstudio. Juga serentak di instagram @steinfenton, @sramroad, dan @envecomposites,” tutup anggota Libris Cycling Club Jakarta dengan bangga.(mainsepeda)





 

Populer

Bromangge Usung Misi Bangkitkan Pariwisata Palu
Polygon Luncurkan Divine R5 dan R7, Untuk Wanita Indonesia
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Pengawalan Komplet untuk Peloton Penghobi
Hadiah Rp 10 Juta untuk Juara KOM Elite
Membangun Endurance untuk Cyclist Perempuan
Anda Layak Dapat ‘Star’
Klaim Se-Aero Kepala Gundul
Ngeri-Ngeri Penasaran, Cepat-Cepat Mendaftar
Factor ONE Baru Teruskan Tren “Lebar” Aerobike