Kolom Sehat: Itaewon Class dan Harta Karun

| Penulis : 

Sudah sebulan kira-kira kita dianjurkan untuk selalu di rumah. Semakin hari, pelan dan pasti, pandemi ini terus menyebar. Jadi kondisi di rumah harus diperpanjang. Dulu, melihat film adalah salah satu hobi saya. Setelah bekerja, melihat film adalah salah satu cara untuk melepas penat pikiran. Karena sesuatu yang wow dan menghibur terjadi di film-film.

Belakangan, melihat film menjadi seperti kewajiban “untuk membunuh” waktu di rumah saja. Dulu saya mengira Itaewon Class itu seperti kelas memasak. Ternyata itu nama salah satu serial hits dari salah satu saluran streaming. Sesuatu yang semula menyenangkan jadi jenuh juga. Selalu uduk berlama-lama melihat layar.

Beberapa orang ada yang membongkar gudang dan rumah mereka untuk mengisi waktu. Mencari barang-barang yang sudah tidak terpakai. Banyak di antara mereka menemukan "harta karun."

Ada yang berupa sepatu lama, yang jumlahnya lebih dari semua jumlah keluarga di rumah itu di kali dua. Ada yang menemukan alat-alat tukang masih lengkap dengan plastik dan notanya.

Ada yang menemukan baju-baju pembelian online yang menumpuk, hasil pembelian lapar mata. Dan untuk kita para cyclist, mungkin ada beberapa komponen sepeda yang menumpuk di gudang. Misalnya lampu sepeda, cleat cadangan, brake pad, atau bahkan grupset lengkap yang terlupakan.

Kelak, kalau sudah boleh beraktivitas normal, barang-barang yang sudah tidak diperlukan ini bisa “ditipiskan” menjadi lembaran uang kertas. Yang kemudian bisa ditukar lagi. Bisa untuk menambah ransum di rumah, atau membeli kebutuhan bersepeda indoor yang lagi marak.

Bagi yang ingin exercise di rumah saja, selain bersepeda, juga banyak menu latihan yang bisa dilihat di medsos atau video sharing. Banyak yang dapat dilakukan dengan alat sederhana atau bahkan tanpa alat khusus. Dari level “for dummies” sampai expert. Dengan tujuan untuk meningkatkan “mobility," atau ingin mempunyai six pack body seperti saya. Tapi six pack saya tidak berjajar dua-dua kotak-kotak ya, six pack saya berjajar ke atas, satu-satu, lebar lebar sepanjang perut ketika duduk. Tetap six cuma lain bentuk.

Dalam hal berperan serta melawan virus ini, apa yang bisa kita lakukan? Saya sebenarnya ingin ikut membuat vaksinnya agar cepat selesai seperti di film-film. Tapi apa daya sekolah saya tidak di bidang itu. Dulu paling banter cuma nyetrum katak mati. Karena itu, yang mungkin paling bisa kita lakukan adalah menjaga imunitas tubuh kita masing-masing.

Caranya dengan menjaga asupan makanan yang cukup, menjaga level stres, dan berolahraga. Berolahraga masih tetap di anjurkan dengan tujuan menjaga kebugaran, jadi stamina ketika berolahraga pun harus di ukur. Tdak bisa dihabis-habiskan. Jadi solo ride masih bisa jadi alternatif untuk menjaga kesehatan dan imunitas. Tapi jangan lupa makan agar tidak tekor tenaganya.

Mencoba rute-rute yang tidak umum bisa di lakukan ketika solo ride agar tidak bosan, tetapi jangan lupa membawa perlengkapan seperti ban dalam, pompa, toolkit, serta tripod atau monopod. Yang terakhir ini perlu dibawa untuk foto-foto pas ada spot bagus. Karena tidak ada teman yang bisa memfotokan. Juga tidak ada yang perlu dikejar, jadi bebas berfoto untuk di-posting di medsos. (johnny ray)

 

Populer

Celilo High Climber: Luar Kayu Dalam Karbon
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Tim-Tim WorldTour Mana yang Ganti Sepeda untuk 2020?
Stem Sekaligus Power Bank
Usia Lebih Tua 20 Tahun, Finis Lebih Cepat 15 Menit
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Wiji dan Jasmine Kibarkan Merah Putih di Thailand
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Ada Campagnolo Super Record 12-Speed EPS di Tour Down Under