Superstar balap sepeda, Peter Sagan membuka sesi tanya jawab di Instagram Live, Minggu (19/4) dini hari tadi. Sagan berbicara banyak tentang aktivitasnya selama masa lockdown akibat pandemi covid-19. Ia juga mengaku amat merindukan balap sepeda.

Pandemi membuat Sagan menghabiskan waktu di apartemennya di Monaco. Ia merasa sehat meski tak bisa bersepeda di luar rumah, sebab kawasannya sedang di-lockdown. Sebagai gantinya, Sagan melakukan sejumlah workout dan bersepeda dengan roller.

Sagan mengaku sangat merindukan balapan klasik. Sebab, sejak Oktober 2019, Sagan sejatinya sudah mempersiapkan diri untuk membalap pada musim semi. "Setelah Paris-Nice, saya sebenarnya berada dalam performa terbaik untuk balapan," katanya seperti yang dirangkum media asal Belgia, Sporza.

Gagal membalap di balapan klasik pada musim semi tak membuatnya kecewa. Menurut Sagan, kesehatan dan keselamatan warga dunia adalah prioritas. Sagan mengimbau seluruh fansnya untuk menghormati dan mematuhi keputusan pemerintah selama pandemi covid-19.

"Di satu sisi kami belum bisa balapan lagi. Tapi di sisi lain saya dapat berkumpul bersama anak saya lagi. Dia membuat saya bahagia," ujar peraih tiga gelar juara dunia road race tersebut.

Ia juga mengomentari perubahan jadwal balapan UCI. Termasuk tiga Grand Tour. Tour de France akan digelar pada 29 Agustus hingga 20 September. Setelahnya akan digelar kejuaraan dunia road race. Kemudian dilanjut dengan Giro, lalu Vuelta.

"Bersama dengan pihak penyelenggara, mereka (UCI) mencoba untuk membuat yang terbaik dari olahraga kami. Saya hanya bisa menunggu sampai kita dapat balapan dengan aman lagi," sambung juara Paris–Roubaix 2018 ini.

Perubahan ini bisa saja mengubah jadwal balapan rider asal Slovakia tersebut. Sebenarnya, selain Tour de France, Sagan berencana menjalani debut di Giro d'Italia tahun ini. "Tour de France akan berlangsung tiga minggu. Balapan lainnya mungkin tidak. Kita lihat saja, saya tidak tahu," sebutnya.

Pembalap Bora–Hansgrohe ini juga menyinggung alasannya tidak pernah ikut balapan virtual yang sedang booming saat pandemi covid-19. "Saya adalah pembalap sungguhan. Bukan yang virtual," tutur Sagan.(mainsepeda)

Populer

Bianchi Merilis Sprint, Road Bike dengan Harga Terjangkau
Para Cycling Sumbang Satu Medali Perak dan Dua Perunggu
Fabio Jakobsen Raih Kemenangan Kelima Deceuninck-QuickStep
Lampu Spoke Keren Tanpa Baterai
Ada Timing Chip untuk Peserta Bromo KOM
Mengintip Setelan Sepeda Bintang Giro d’Italia 2018
Makin Berlubang, Makin Aman
Nairo Quintana Menang, Chris Froome Melorot
Walau Babak Belur, Peter Sagan Janji Finis Tour de France
Merah-Putih dan Wireless, Sepeda Sang Juara Dunia MTB Tujuh Kali