Pandemi coronavirus membuat pamor Zwift kian meroket. Dunia semakin melirik Zwift sebagai alternatif bersepeda yang menjanjikan. Apalagi Zwift sangat cocok dengan kondisi global lantaran tak mengharuskan penggunanya keluar rumah. Mereka cukup gowes di atas smart trainer sambil berinteraksi dengan rekannya sesama cyclist.

Zwift memenuni headline media-media internasional yang mengulas detail tentang sepeda dalam beberapa bulan terakhir. Zwift digunakan oleh banyak atlet profesional dari tim World Tour untuk menjaga kebugaran selama masa pandemi. Ada pula yang melakukan donasi sambil nge-Zwift.

Ambil contoh juara aksi Tour de France 2018, Geraint Thomas akhir pekan lalu. Rider asal Wales tersebut nge-Zwift selama 36 jam untuk mengumpulkan donasi bagi Rumah Sakit National Health Service (NHS) di Inggris Raya. Thomas berhasil mendapatkan 366 ribu GBP (sekitar Rp 7 miliar) dari target 100 ribu GBP.

Tim yang menaungi Thomas, Team Ineos juga eRace & eRide pada 12 April lalu. Team Ineos eRide memberikan kesempatan kepada fans untuk gowes bareng pembalap top Ineos. Sedangkan Team INEOS eRace adalah sebuah balapan virtual yang hanya diperuntukkan pembalap tim asal Inggris tersebut.

Selain event bersepeda virtual yang kian menjamur, pengguna Zwif mengalalami peningkatan selama masa pandemi coronavirus. Pelonjakan jumlah cyclist yang nge-Zwift juga terasa di Indonesia di mana Zwift mulai dikenal sejak akhir 2015.

"Komunitas kami berkembang pesat dalam sebulan terakhir. Pelonjakannya betul-betul gila. Sampai saya harus bikin grup Whatsapp (WA) lagi. Sebelumnya kami punya grup WA. Karena kuota maksimal hanya hanya 250 orang, saya harus bikin grup lagi," bilang Iman Santoso, Presiden Zwift Indonesia (ZID),

Pada awal terbentuk sekitar akhir 2015 silam, jumlah member ZID masih sangat minim. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Lambat laun komunitas ini mengalami progres yang signfiikan. Banyak cyclist yang berpaling ke Zwift dengan berbagai alasan dan tujuan yang beragam. Mereka punya 150 member pada 2016.

Situasi di jalan raya juga ikut memengaruhi pertumbuhan ZID. Banyaknya kasus kriminal dan kecelakaan di jalan raya pada 2017 silam, membuat banyak cyclist yang hijrah Zwiftt. Menurut Santoso, jumlah member ZID pada saat itu sudah mencapai kisaran seribu cyclist. Angka itu bertambah menjadi sekitar  2,500 pada 2019 kemarin.

"Peningkatan paling gila-gilaan ya tahun ini. Saya sampai kewalahan hingga harus membuka grup WA baru. Kami sudah tak bisa mendata karena saking banyaknya. Mungkin sekitar 5,000-an cyclist di Indonesia," sebut bapak dua putri tersebut.

Salah satu indikatornya adalah penjualan smart trainer yang semakin laris manis. Sekarang, ketika suplier menghadirkan satu kontainer smart trainer, barang ini langsung habis hanya dalam kurun waktu seminggu. "Bahkan sampai membuat sistem pre-order karena banyak yang berminat," imbuh karyawan perusahaan otomotif itu.

Menurutnya, wajar bisa cyclist jatuh hati kepada Zwift. Sebab aplikasi ini memang memesona. Jika dibandingkan dengan aplikasi lainnya, Zwift adalah yang terlengkap. Santoso menambahkan, ada banyak aplikasi yang berusaha mengikuti Zwift. Tapi tak ada yang bisa sebagus platform buatan Amerika Serikat tersebut.

"Program latihan ada, interaksi sosial, dan power pace juga ada. Kami juga bisa gowes bareng berdampingan dan berpeleton bersama teman atau bintang balap sepeda dunia sepeti acaranya Ineos kapan hari. Semua yang ada di Zwift itu real time," jabar cyclist asli Malang itu.

Meroketnya pamor Zwift membuat ZID ketiban berkah. Tiap hari selalu ada perusahaan yang menawarkan diri sebagai sponsor. Mereka juga menawarkan hadiah-hadiah menarik. Meski demikian, Santoso menegaskan bahwa ZID bukan komunitas yang memburu profit. Mereka murni hobi

"Kami cuma komunitas biasa yang membantu memasyarakatkan Zwift di Indonesia. Kami memang punya semacam tim organizer. Terdiri dari sepuluh orang. Mereka yang bagian mengurus jika ada acara. Tapi tidak ada struktur organisasinya. Sebab kami menggunakan sistem perkawanan," tegas Santoso.(mainsepeda)

Foto: Dokumentasi ZID, Airmagz

Populer

Celilo High Climber: Luar Kayu Dalam Karbon
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Ada Campagnolo Super Record 12-Speed EPS di Tour Down Under
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Primoz Roglic Dominasi Time Trial, Akhirnya Raih Red Jersey
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Tim-Tim WorldTour Mana yang Ganti Sepeda untuk 2020?