Kacamata untuk cyclist bukan sekadar untuk tampil gaya. Ada fungsi yang sebenarnya lebih utama. Misalnya, jenis lensa bisa membantu melihat lebih baik. Dan --yang utama-- melindungi mata dari berbagai hal besar atau kecil yang kita lewati saat gowes cepat.

Tapi, bagi kebanyakan, gaya tetap yang paling utama.

Di tengah pandemi yang menghalangi diselenggarakannya banyak event ini, para produsen cycling glasses tetap tak bisa menunda rilis produk terbarunya. Belakangan, ada tiga merek yang punya produk memikat. Yaitu POC asal Swedia serta 100% dan Roka asal Amerika.

Tiga-tiganya melanjutkan tren frame besar, tapi mengandalkan tiga keunggulan yang berbeda. POC lewat teknologi, 100% lewat bobot ringan, sedangkan Roka dengan desain unik.

 

POC Aspire Solar Switch

POC Aspire bukan model baru, tapi tipe Solar Switch ini versi "teknologi"-nya. Tujuannya supaya ada satu kacamata, dan lensa, untuk segala kondisi cahaya. Ya, selama ini sudah ada opsi lensa photochromic. Namun, banyak yang merasa transisi --khususnya dari kondisi terang ke gelap-- masih terlalu lamban.

Beberapa merek juga sudah menjajal opsi electrochromic, memakai liquid crystal panel pada lensa. Solusi kecepatan didapatkan, masalah baru muncul. Yaitu butuh baterai yang berat.

Lewat Aspire Solar Switch, POC melanjutkan ide electrochromic, namun memakai tenaga matahari. Kacamata ini memiliki tujuh solar panel mungil di bagian atas lensa.

Sejauh ini POC masih menawarkan Aspire Solar Switch dalam satu warna saja. Bobotnya memang bertambah 10 gram, jadi 50 gram.

 

100% Ringan untuk Peter Sagan

Merek asal San Diego (California), 100%, punya senjata baru untuk bintang utamanya, Peter Sagan. Andai balapan tidak dihentikan tahun ini, mungkin juara dunia tiga kali asal Slovakia itu sudah menggunakannya.

Senjata baru itu bernama Hypercraft. Keunggulannya? Sangat ringan. Terbuat dari kombinasi carbon/nylon, total bobotnya hanya 23 gram.

"Bahan UltraCarbon begitu ringan dan kaku, sehingga saya seperti tidak mengenakannya," kata Sagan lewat rilis resmi 100%.

Dalam beberapa tahun belakangan, 100% termasuk trendsetter dalam hal desain kacamata. Dan mereka terus berupaya menjaganya bersama Sagan.

 

Roka Matador

Pengin sesuatu yang benar-benar beda? Roka, merek asal Texas (Amerika), merilis Matador. Lihat bagian sampingnya, "lengan"-nya model dropped. Berawal di bawah frame lalu melengkung ke atas ke arah telinga.

Dan ini bukan sekadar sebuah fashion statement. Dengan desain ini, Roka menyebut Matador bisa dipakai dengan helm apa saja. Bukan rahasia, banyak kacamata membuat repot pemakai. Khususnya yang besar. Karena desainnya membuat kacamata itu mengganjal bagian samping helm!

Menggunakan konstruksi nylon, yang membungkus kawat titanium, Roka Matador juga termasuk sangat ringan. Hanya 28 gram.

Keunggulan lain desain ini? Roka mengklaim ventilasi di sekitar mata jadi lebih baik. Mengurangi risiko fogging atau mengembun.

Untuk mempromosikan Matador, Roka menggunakan bintang kulit hitam Amerika, Justin Williams. Walau secara global mungkin kurang kondang, pria 30 tahun itu adalah juara nasional Amerika 11x di arena track, road, maupun criterium. (mainsepeda)

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Swap Meet Pertama di 2020, Berhasil Jual Brompton Explore
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir
Trek Emonda SLR 2021: Perfect untuk Pasar Asia
Tao Geoghegan Hart Juara Overall, Filippo Ganna Sapu Time Trial