Tretes Biker Community (TBC) merupakan salah satu lambang kesetiaan di dunia sepeda. Selama hampir 30 tahun mereka selalu setia menggunakan sepeda gunung (MTB). Dalam kurun waktu tiga dekade itu pula para member TBC selalu bersemangat untuk menembus hutan belantara di perbagai daerah.
Sejumlah member TBC sudah mulai dan gowes bareng sejak pertengahan 1991. Pada saat itu mereka belum membentuk sebuah kelompok. Mereka sekadar penggemar MTB yang sering gowes bareng dengan grup-grup seperti Semeru atau Anak Kadal. Biasanya mereka berkumpul di Jalan Darmo, Surabaya kemudian bersepeda ke daerah Made dan Gresik.
"Kami mulai main di atas sejak pertengahan 1992. Parkir di Depot Sri, Pandaan, lalu mainnya ke Trawas, Reco Lanang. Kadang sampai ke Pacet hingga cangar. Kami memang hobi gowes ke gunung dan menerabas hutan," cerita salah satu member awal TBC, Yopi Gunawan kepada Mainsepeda.com.
"Mayoritas anggota kami orang Surabaya. Tapi karena berkumpulnya di Tretes, jadi kami namakan TBC, atau Tretes Biker Community. Nama ini mulai tercetus sekitar 1995 atau 1996," imbuh cyclist 66 tahun itu.
Komunitas tak memiliki struktur organisasi laiknya grup bersepeda lainnya. Bahkan, menurut Yopi, tak ada istilah founder di TBC. Semuanya dilakukan bersama-sama dalam asas bahu-membahu. Untuk urusan makan, misalnya. Mereka selalu menggunakan sistem patungan. Iuran khusus pun tidak ada di komunitas ini.
TBC berkembang menjadi salah satu komunitas yang cukup disegani di Surabaya dan sekitarnya. Dulu komunitas ini memiliki puluhan anggota. Dari mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soelarso, hingga legenda terbesar motocross Indonesia, Johny Pranata. Akan tetapi, karena faktor usia, hanya belasan di antaranya yang masih aktif hingga kini.
Mereka biasa gowes bareng sekali dalam sepekan, dengan panjang rute sekitar 50 kilometer. Namun, ada kelompok kecil yang gowes tiga kali seminggu. Mereka adalah Yopi Gunawan, Johny Pranata, Hadi Purnomo, Hindarta Chandra, Yan Pramono, dan Nyo Supratikno. Nama terakhir sudah tidak aktif sejak setengah tahun lalu karena karena sakit.
Saat ini anggota TBC berada di rentan usia 46 tahun hingga 66 tahun. Meski sudah senior, mereka masih fit untuk menerabas hutan. Mereka selalu tertantang ketika berhadapan dengan rute-rute baru. Bersepeda di hutan membuat mereka sering lupa waktu, dan mengundang rasa curiga dari istri masing-masing.
"Jadi sejak 2013 kami mulai mengajak istri saat gowes. Istilahnya gowes sambil wisata. Jadi kami menginap di vila. Saat bapak-bapak gowes, ibu-ibu menyusul agak siang naik ojek sambil bawa makanan. Kami tak boleh egois. Masa bapak-bapaknya terus yang pergi," kata Yopi seraya tertawa.
Tak terhitung berapa daerah dan hutan yang sudah mereka lewati dalam 30 tahun terakhir. Pada tahun lalu, sekitar 17 anggota TBC mengadakan gowes bareng ke Lumajang, Jawa Timur (Jatim). Mereka bersepeda ke puncak B29, air terjun Tumpak Sewu, dan Ranu Pani.
Hampir 30 tahun gowes bareng membuat TBC bukan sekadar komunitas. Mereka sudah seperti keluarga. Yopi mengatakan, para member TBC sering saling undang ketika ada acara keluarga. "Kami kumpul karena hobi. Kami tidak memandang status. Kami sudah seperti keluarga. Kami berkumpul sejak anak-anak kami masih kecil hingga mereka dewasa," tutur Yopi.(mainsepeda)
Foto: Dokumentasi Yopi Gunawan