Pesepeda Juga Butuh Keselamatan di Jalan Raya

| Penulis : 

Komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia berusaha menggugah kesadaran pemerintah dan masyarakat umum tentang pentingnya jalur sepeda yang terproteksi (pop up bike line). Mereka ingin menyampaikan sebuah misi bahwa pesepeda juga butuh keselamatan di jalan.

Aksi dengan tajuk 'Yang BerSepeda Yang BerBudaya' tersebut dilakukan Jumat (3/7) kemarin di jalur sepeda Jalan Jenderal Sudirman depan Mall FX - Senayan. Setelah menggelar aksi berbagi bunga dan teaterikal, mereka bersepeda bersama menuju bundaran Hotel Indonesia (HI).

Ketua B2W Indonesia Poetoet Soedarjanto mengatakan, sepeda belum dianggap sebagai alat mobilitas atau transportasi, baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Padahal UU No. 22 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah No. 79 2013 telah mengatur bagaimana porsi pesepeda di jalan raya.

"Pandemi Covid-19 ini membuat pengguna sepeda naik luar biasa. Kami mau tunjukkan kepada masyarakat dan pemerintah bahwa pengguna sepeda sebagai alat transportasi itu ada di Indonesia. Jumlahnya makin ke sini semakin naik. Sehingga kami membutuhkan apa yang disebut sebagai keselamatan jalan," kata Poetoet.

Menurutnya, pemerintah cenderung mengutamakan pengguna kendaraan bermotor dalam pembangunan infrastruktur jalan raya. Ambil contoh ketika terjadi kemacetan. Solusi yang umum diambil adalah melebarkan jalan atau membangun jalan baru. Belum ada pemikiran untuk membangun trotoar dan jalur sepeda yang terproteksi.

"Pemerintah tidak berpikir bagaimana masyarakat bersepeda atau jalan kaki. Kalau ada, persentasenya hampir kecil," bilang Poetoet. "Kami ingin menggugah itu dengan aksi. Kami mau sampaikan sebuah misi bahwa pengguna jalan dari aspek pesepeda ini butuh keselamatan. InsyaAllah kami akan melakukan aksi ini secara rutin," imbuh bapak tiga anak ini.

Pria asli Madiun itu menambahkan, aksi serupa dilakukan oleh komunitas B2W di seluruh Indonesia. Seperti di Makassar, Tangerang Selatan, Surabaya, dan berbagai daerah lainnya. Hanya saja cara dan kemasannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.

"Tren bersepeda sebenarnya sudah naik dalam dua tahun terakhir. Jauh sebelum pandemi. Contohnya di Jabodetabek. Pertumbuhan komunitas sepeda luar biasa. Dalam hal gerakan bike to work, ada banyak kota kecil yang ingin mengembangkan gerakan ini dengan cara mereka," terang Poetoet.

Kabar baiknya, ada sejumlah pemerintah daerah yang mulai berbenah dengan menyediakan jalur yang nyaman dan aman bagi pesepeda. Contohnya di DKI Jakarta, Bandung, Purwokerto, Magelang, Madiun, Sragen, Mojokerto, Probolinggo, Pontianak, dan sejumlah daerah lainnya.

"Baru saja saya tahu bahwa bupati Probolinggo, seorang ibu, itu bersepeda dari rumahnya ke kantor. Jaraknya sekitar 30 kilometer. Walaupun tidak setiap hari, tapi itu bisa menginspirasi," sanjung alumnus Akademi Bank Malang (sekarang STIE Malangkucecwara.red) tersebut. (mainsepeda)

Episode Ketiga Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray:

Audionya bisa juga didengarkan di Spotify

Foto: Cahyo Agung Nugroho

Populer

Selalu Dukung Toko Sepeda Lokal Anda!
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Pakai Skinsuit, Cara Paling Instan untuk Cepat
Sudah 15 Tahun, Anies Baswedan Setia dengan Schwinn Skyliner
Menang TT, Lutsenko Gagal Gusur Pöstlberger di GC
Delapan Brompton Paling Diburu
Menaikkan Gengsi Sepeda Lipat dan Brompton
Lakukan Pengecekan Ini sebelum Bersepeda (Hanya Butuh Satu Menit)
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Mads Pedersen Pernah Gagal di Sepak Bola dan Bulu Tangkis