Kalau soal capai, sudah pasti capai. Naik mobil 300 km saja capai apalagi ini naik sepeda. Dan terus terang, saya tidak menyangka dapat "kesempatan" ini lagi. Beberapa kali kelompok kami mengutarakan rencana, beberapa kali gagal. Ohhh, alangkah leganya diriku kala (gagal) itu.
Pada akhirnya, saya senang sekali bisa ikut lagi. Karena apa yang saya alami selama perjalanan kali ini benar-benar baru. Terutama poin yang akan saya sebut paling akhir di tulisan ini. Berikut yang baru-baru itu:
Setelah meneguk air degan, saya dan saudara Faisol Arief memilih untuk tiduran di tempat yang seadanya. Rasanya punggung bisa lurus lagi itu begitu indah. Saya sempat terlelap beberapa saat. Waktu istirahat waktu itu hanya sekitar 30 menit, tapi tiap menitnya sangat berarti untuk memulihkan badan. Kasur di rumah masih kalah enak dengan bale-bale bambu pemilik warung.
Di tengah-tengah perjalanan, saya tidak ingat di bagian mana, laju sapi(da) kami terhenti sejenak. Ternyata itu pasar dan ada truk yang mau putar balik atau menurunkan muatan. Kami semua berhenti. Saya harus lepas cleat dan berhenti untuk menunggu lalu lintas berjalan.
Wkwkwkwk...
Salah satu dari teman kita, yang pernah kami sebut dalam episode Jangan Pakai Celana Dalam, membuat sebuah kejutan. Bib-nya sobek tepat di (maaf) selangkangan. Busa peredam (padding) tersembul dari sobekan itu. Kalau lubang itu geser sedikit saja, wah, burungnya bisa keluar sangkar dan bergelantungan.