Total 22 tim sudah hadir di Jerusalem, bersiap menghadapi etape pembuka Giro d’Italia 2018, Jumat, 4 Mei ini. Selain mengikuti sejumlah rangkaian acara dan konferensi pers, para pembalap juga sibuk berdiskusi dengan manajer dan mekanik, khusus menghadapi etape time trial sepanjang 9,7 km tersebut.

Sebab, etape melawan stopwatch itu di atas kertas terlihat menantang, dan kondisi jalannya bisa lebih menantang dari yang terlihat di atas kertas!

Jerusalem menjadi etape pembuka Giro d'Italia 2018, Jumat, 4 Mei. 

 

Dari tiga etape yang diselenggarakan di Israel tahun ini, etape pembuka memang yang paling dikhawatirkan. Etape kedua dan ketiga relatif “normal,” bukan etape gunung yang bisa menentukan juara di akhir grand tour, 27 Mei nanti.

Justru etape pertama yang bisa mengacaukan rencana para pemburu maglia rosa alias pink jersey alias general classification (GC). Walau pendek, karena rute yang menantang, siapa saja bisa kehilangan waktu. Dan dalam perebutan GC, setiap detik bisa sangat menentukan.

Rute 9,7 km itu memang tergolong technical. Terdiri atas 18 tikungan, jalanan naik turun, dan “sengatan lebah” di km terakhir berupa tanjakan pendek dengan kemiringan rata-rata 9 persen.

Spesialis TT, yang mengandalkan pure power dan speed, tidak bisa leluasa tancap gas. Sehingga pembalap seperti Tony Martin (Katusha-Alpecin) akan kesulitan mengejar kemenangan.

Para pure climber, yang normalnya “kecil-kurus” dan kesulitan saat TT, memang tertolong oleh jalanan naik turun dan tanjakannya. Tapi mereka pun diperkirakan bisa kehilangan hingga 30 detik gara-gara bagian-bagian lurus dan speed-nya.

Nah, di TT semacam inilah para unggulan utama diperkirakan bakal bersinar. Khususnya Christopher Froome (Team Sky) dan Tom Dumoulin (Team Sunweb). Keduanya kuat nanjak, kuat TT. Persaingan dua orang ini semestinya jadi sorotan utama etape pembukaan tersebut.

Chris Froome saat tampil di balap Ruta Del Sol Februari 2018.

 

Untuk kuda hitam juara etape mungkin adalah Rohan Dennis (BMC). Dia juga kuat nanjak, dan speed-nya mungkin di atas Froome atau Dumoulin saat jalanan lurus terbuka.

Hampir dipastikan para pembalap akan menggunakan sepeda khusus TT. Tinggal memutuskan rasio gir dan wheel seperti apa yang dipasang.

Tom Dumoulin (Team Sunweb).

 

Chris Froome sendiri mengaku siap dengan segala rute yang ditawarkan Giro d’Italia tahun ini. Dan dia mengaku tidak akan mengandalkan etape TT untuk mencuri waktu.

“Saya tidak akan sanggup hanya mengandalkan TT untuk memenangi Giro ini. Rute lomba sangatlah imbang, ada banyak TT tapi juga pegunungan. Tidak akan ada satu rute yang akan menentukan Giro ini,” ucapnya dalam jumpa pers resmi.

Total seharusnya ada 176 pembalap turun di Giro d’Italia 2018, setiap tim masing-masing beranggotakan delapan pembalap. Namun, jumlah itu sudah berkurang satu. Filippo Pozzato (Wilier Triestina) mendadak harus pulang ke Italia, mengundurkan diri dari lomba, untuk menemani ayahnya yang sakit keras.

Seluruh sirkus Giro d’Italia ini diangkut ke Israel dengan sejumlah pesawat charter, termasuk sebuah Boeing 747 untuk mengangkut semua peralatan tim. Masing-masing tim disebut membawa kargo seberat satu ton. Usai etape ketiga, Minggu, 6 Mei, para pembalap dan perlengkapan langsung diterbangkan kembali ke Italia. Istirahat sehari, baru kemudian lomba berlanjut di daratan Italia hingga finis di Roma, 27 Mei mendatang. (mainsepeda)

 

Foto-foto: EPA, CKtilia. 

Populer

Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Alaphilippe Gagalkan Rekor Valverde
Giro d’Italia 2018: Debut Sepeda dan Aksesori Baru
Dan Martin Pimpin Para Climber di Mur-de-Bretagne
Dylan Groenewegen Pecah Telur di Hari Terpanjang
Geraint Thomas Rebut Yellow, Chris Froome Urutan Dua
Geraint Thomas Menang Sprint di Alpe d’Huez!
Apakah Kita Butuh Disc Brake dan Gravel Bike di Indonesia?
Ini Dia Enam Kafe Sepeda Keren di Indonesia
Andre Greipel “The Gorilla” Masih Ambisi Tour de France