Minggirlah Team Ineos, Jumbo-Visma Kini Lebih Super

| Penulis : 

Team Ineos, yang dulu dikenal dengan nama Team Sky, memang tidak memenangi semua lomba. Namun, tim Inggris itu dianggap sebagai tim paling super di arena cycling. Punya anggaran paling besar, punya barisan pembalap paling menakjubkan. Apalagi, mereka telah mendominasi balapan terbesar, Tour de France. Memenanginya tujuh kali dalam delapan tahun terakhir.

Sekarang, gelar "paling super" sepertinya sudah berpindah tangan. Paling tidak, sudah siap berpindah tangan. Yaitu ke Jumbo-Visma, tim asal Belanda yang terus membangun kekuatan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada awal musim 2020 yang tertunda karena pandemi, tanda-tanda itu sangat kelihatan. Walau Team Ineos mampu merebut beberapa kemenangan, Jumbo-Visma mampu merebut kemenangan-kemenangan lebih besar. Dan dalam persiapan menuju Tour de France akhir Agustus nanti, para climber Jumbo-Visma sudah terlihat lebih "kejam" dari para climber Team Ineos.

Lihat saja daftar kemenangan Jumbo-Visma beberapa pekan terakhir. Bintang muda mereka, Wout van Aert, sukses merebut dua one-day race terbesar, Strade Bianche dan Milan-San Remo.

Masih berusia 25 tahun, mantan juara dunia cyclocross itu merasa belum tahu limit kemampuannya di mana. Jangan heran kalau Van Aert adalah "The Next Peter Sagan," bisa memenangi semua lomba kecuali grand tour. Diakah pesaing Sagan dalam merebut green jersey di Tour de France tahun ini?

"Saya mampu menanjak cukup baik, begitu pula time trial. Jadi, semua lomba di luar (memburu gelar overall) grand tour berada dalam jangkauan saya. Kita lihat saja nanti," ucap Van Aert, yang tahun lalu merebut kemenangan etapa pertamanya di Tour de France.

Bicara soal Tour de France, "geladi bersih" pertama sudah terjadi di Tour de l'Ain, yang sekarang berlangsung di Prancis. Team Ineos menurunkan tim supernya di sana, termasuk para juara Tour de France seperti Egan Bernal, Geraint Thomas, dan Chris Froome.

Sedangkan Jumbo-Visma menurunkan pasukan perayap dindingnya seperti Primoz Roglic, Tom Dumoulin, dan Steven Kruisjwijk.

Pada Etape 2 Sabtu lalu (8 Agustus), trio Jumbo-Visma yang dominan. Thomas dan Froome sudah rontok menjelang akhir lomba. Pada akhirnya, Roglic menang di depan Bernal.

Pertarungan tim lawan tim seperti ini akan terus berlangsung di beberapa lomba ke depan. Dan tentu saja, akan memuncak di Tour de France.

Oh ya, bagi pembaca yang suka mengamati sepeda-sepeda WorldTour, dua tim super ini sama-sama "tradisional." Sama-sama memakai sepeda merek Italia, Bianchi dan Pinarello, dan sama-sama ngotot memakai sistem rim brake. Di saat banyak tim lain sudah beralih ke teknologi disc brake! (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 8: Jangan Sampai Celaka Konyol di Jalan

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Getty Images

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Podcast Main Sepeda Eps 37: Etika E-Bike, untuk Transportasi atau Sport?
Inikah Tahun Richie Porte Juara Tour de France?
Kuat Berkat Indoor Training
Seperti Melihat Lukisan Gunung saat SD
Penyelenggara Baru, Rute Senangkan Sprinter
Stem Ini Bisa Panjang-Pendek dan Merunduk
Cyclist Tak Suka Istri Perhatian