Tour de France 2020 diselenggarakan di bawah ancaman penularan virus korona. Pandemi Covid-19 belum hilang di Prancis. Bahkan angkanya mulai naik dibandingkan 30 hari terakhir. Untuk mengantisipasi penularan, pihak penyelenggara menyediakan laboratorium mobile.
Balapan paling akbar di dunia tersebut akan dimulai Sabtu (29/8) hari ini di Nice. Selama tiga pekan ke depan, hingga 20 September mendatang, ratusan pembalap beserta staf tim akan berkeliling Prancis. Berjuang untuk mendapatkan jersey kuning yang tersohor itu.
"Merupakan keajaiban bahwa kami memulai Tour de France ini," kata Presiden UCI David Lappartient kepada sejumlah media, Jumat (28/8) malam. "Akan menjadi keajaiban jika kita bisa tiba di Paris. Dan itulah tujuannya," imbuhnya seperti yang dilansir Velonews.
Untuk mengantisipasi penularan virus korona, pihak penyelenggara telah memberlakukan aturan super ketat. Baik untuk penonton maupun para peserta. Tim peserta bisa didepak dari balapan apabila ada dua pembalapnya yang positif Covid-19 dalam periode satu minggu.
Kemudian, untuk mendapatkan hasil tes yang lebih akurat, penyelenggara menyediakan laboratorium mobile selama perlombaan. Kehadiran laboratorium mobile bertujuan untuk memberikan kontrol serta mempersingkat waktu penanganan jika terjadi suatu kasus.
Tidak pasti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan hasil lab. Tetapi teknisi dan semua peralatan lab akan berada di setiap etape selama berlangsungnya Tour de France tahun ini. Artinya, sampel tidak perlu diangkut ke lab yang jauh.
"Rencananya lab dapat mengembalikan hasil sebelum dimulainya etape hari berikutnya. Akan tetapi, jika hal itu tidak memungkinkan, maka orang tersebut akan dikeluarkan dari perlombaan," tegas Lappartient.
Di bawah protokol, jika pembalap dites positif atau menunjukkan gejala infeksi, lab mobile akan memberi waktu penyelesaian lebih cepat untuk mengembalikan apa yang pada dasarnya disebut "sampel-B".
Jika kedua sampel memberikan hasil positif COVID-19, maka pembalap atau staf bisa cukup yakin bahwa mereka terinfeksi. Namun jika sampel kedua tidak dapat diselesaikan oleh lab sebelum suatu etape dimulai, pembalap tidak akan berlomba dan akan dikeluarkan dari Tour de France.
"Kami harus sangat ketat dalam pertanyaan kesehatan. Tidak ada kompromi pada aturan," tegas pria asal Prancis tersebut.
Lappartient menambahkan bahwa otoritas kesehatan lokal dan Prancis akan bekerja sama erat dengan penyelenggara dan UCI. Selanjutnya, pemerintah akan memiliki keputusan akhir untuk memutuskan apakah Tour berlanjut jika kondisi pandemi semakin memburuk. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 11
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: Velonews, Andrew Hood