Peter Sagan kecewa. Ia gagal menang di etape 7 Tour de France 2020, Jumat (4/9) malam. Padahal timnya Bora-Hansgrohe mendominasi lomba sepanjang 168 kilometer ini. Sebagai pelipur lara, Sagan berhasil merebut green jersey dari tangan Sam Bennett (Deceuninck-QuickStep).
Bora-Hansgrohe langsung tancap gas setelah tanjakan pertama di Cote de Luzencon, sekitar sembilan kilometer dari start. Mereka mendominasi balapan dan membuat para sprinter top tersisih. Menurut Sagan, strategi ini pernah digunakan di etape 7 Tour de France 2013. Kala itu mereka berhasil membawanya sebagai pemenang.
"Kali ini strategi serupa dilakukan, tetapi tanpa kemenangan. Saya senang dengan tim karena mereka melakukan pekerjaan luar biasa. Kami memutuskan bersama untuk melakukannya. Direktur pada awalnya tidak begitu setuju tetapi balapan berjalan sangat baik, dan bahkan direktur pada akhirnya senang," ungkap Sagan.
Sayang, dominasi itu tidak ditutup dengan hasil memuaskan. Etape 7 TdF 2020 berhasil direbut Wout van Aert (Jumbo-Visma). Sagan yang dijagokan bisa memenangkan etape in,i justru finis ke-13. Juara dunia tiga kali ini mengaku mengalami masalah teknis di 100 meter pamungkas.
"Saya kecewa karena kami mengendalikan balapan sepanjang hari. Segalanya tampak sangat bagus hingga pada akhirnya saya bernasib buruk di final. Rantai saya terlepas dan saya kehilangan banyak poin," terang rider asal Slovakia itu kepada Eurosport.
Setidaknya Sagan mendapatkan pengganti sepadan meski gagal memenangkan etape 7 TdF 2020. Ia kembali mengenakan green jersey. Kostum ini sangat identik dengannya selama sembilan tahun terakhir. Sagan memimpin di points classification dengan 138 poin. Ia unggul sembilan angka atas Bennett. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 12
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: Getty Images, Bettini Photo