Memburu Detik dari Etape Pertama sampai Terakhir

| Penulis : 

Dalam kalender normal, Giro d'Italia adalah grand tour pembuka setiap tahun. Dalam tahun tidak normal ini, lomba paling bergengsi setelah Tour de France dimundurkan jadwalnya. Biasanya Mei, sekarang Oktober.

Sama seperti Tour de France, Giro masih mempertahankan format tiga pekan, 21 etape. Tapi ada perubahan pada "Grande Partenza," alias etape pembukanya. Seharusnya berlangsung di Hungaria, sekarang kembali ke Italia.

Weekend ini, Giro akan dimulai di Pulau Sisilia di kawasan selatan. Kemudian terus mengunjungi kawasan-kawasan seru, sebelum mengakhiri lomba di Milan.

Richard Carapaz, pemenang Giro d'Italia 2019

Dalam sejarahnya, Giro selalu mencoba menjadi "rock and roll"-nya grand tour. Format dan rutenya selalu kreatif, membuatnya sering jadi lebih seru dilihat daripada Tour de France. Kalau di Prancis, format mengizinkan tim-tim untuk mengontrol peloton, sehingga jarang terjadi kejutan.

Di Giro, rutenya sering menghasilkan kejutan. Dia yang unggul dua menit di pekan terakhir belum tentu masih bisa jadi juara.

Tahun ini, karena pandemi, rutenya tidak bisa sekreatif biasanya. Tapi, banyak tanjakan legendaris tetap akan dilewati. Bukan hanya itu, Giro juga menyediakan tiga etape individual time trial (TT). Yang pertama di etape pembuka Sabtu ini (3 Oktober), lalu satu lagi di pekan kedua, lalu satu terakhir di etape penutup di Milan (25 Oktober).

Tiga-tiganya bisa mengacak aduk urutan general classification (GC). Apalagi ditambah dengan rute-rute tanjakannya!
                                                           Profil rute etape 3 Giro d'Italia 2020

Tahun ini, ada empat rute yang berakhir di tanjakan istimewa. Tanjakan yang melegenda. Pada etape ketiga, peloton langsung menuju gunung berapi Etna, finis di atas.

Profil rute etape 17 Giro d'Italia 2020

Pada pekan ketiga, rute-rute seram itu muncul berurutan. Pada Etape 17, peloton akan finish di Madonna di Campiglio. Tanjakan yang begitu kondang, rutin dilewati balapan Monument Il Lombardia.

Pada Etape 18, peloton kembali melewati titik tertinggi lomba, Passo dello Stelvio, di ketinggian lebih dari 2.700 meter. Finis tak jauh setelah turunannya.

Profil rute etape 18 Giro d'Italia 2020

Dan pada Etape 20, rute paling kejam disajikan. Berkali-kali peloton harus menanjak melewati ketinggian 2.000 meter, bahkan 2.500 meter. Di etape ini ada tanjakan Colle dell Agnello, lalu menyenggol kawasan Prancis, menanjak Col d'Izoard, lalu kembali lagi ke Italia dan finis di tanjakan kondang lain, Sestriere.

Biasanya, di sebuah grand tour, dia yang selamat Etape 20 sudah bisa merayakan juara. Karena etape penutup biasanya adalah parade sprint. Asal selamat finis, pasti juara. Nah, di Giro 2020 ini, dia yang memimpin GC di akhir Etape 20 masih harus menahan napas dan menyiapkan kaki.

Profil rute etape 20 Giro d'Italia 2020

Etape 21, seperti sudah disebut di atas, adalah etape TT. Kalau ingin memakai pink jersey sebagai juara overall, masih harus tancap gas di rute TT datar di Milan sejauh 15 km!

Kesimpulannya, kalau ingin jadi juara di Giro d'Italia 2020, harus benar-benar memburu detik dari etape pertama sampai kilometer terakhir di etape terakhir! (bersambung)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 16

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: RCS Sport

Populer

Bananabotcage , Bawa Pisang Semudah Bidon  
Pesona Selo “Ring of The Fire”, Sensasi Menanjak Membelah Merapi dan Merbabu
Bosan Gowes di Jalan? Ke Laut Aja…
FSA dan Ritchie Sembunyikan Kabel di Semua Sepeda
Meriah Menanjak dengan 15 Warna Jersey
De Rosa SK Pininfarina: Logo Baru, Frame Aero Baru
BMC Rilis Sepeda Gravel URS, Andalkan Micro Travel Technology
Sekejap Ubah Manual Shifting Jadi Elektrik
Semua Tim WorldTour Berebut Wout Van Aert
Produsen Ban Mobil Serbu Pasar Sepeda