Dirty Kanza Berubah Nama Jadi UNBOUND Gravel

| Penulis : 

Ajang gravel paling bergengsi di dunia, Dirty Kanza, resmi berubah nama. Life Time, perusahaan pemilik event di negara bagian Kansas, Amerika Serikat, tersebut, mengganti nama legendaris itu menjadi UNBOUND Gravel.

Perubahan ini terjadi setelah event tersebut berlangsung selama 15 tahun. Setelah lomba sejauh 200 mil atau 300 km lebih itu meraih popularitas luar biasa di seluruh dunia. Alasan perubahan: Karena tekanan aktifis hak asasi manusia di Amerika, terkait dengan isu rasial belakangan ini.

"Kanza" merupakan nama sebutan untuk Kaw Nation, suku Amerika asli (native American, dulu disebut Indian) di kawasan tempat lomba berlangsung. Istilah "Dirty Kanza" bisa diartikan sebagai "Indian Kotor."

Tekanan menjadi semakin keras ketika Jim Cummins, pendiri event ini, mengeluarkan komentar di media sosial yang seolah membenarkan penembakan polisi terhadap seorang warga kulit hitam.

Cummins lantas keluar dari organisasi, dan diskusi untuk perubahan nama event dimulai sejak Juni lalu. Kebetulan, karena pandemi, Dirty Kanza 2020 dipending ke tahun depan.

Pada akhirnya, setelah diskusi lama dengan semua stakeholder, disepakati nama baru event ini adalah "UNBOUND Gravel." Secara harfiah, "unbound" berarti "terlepas bebas dari segala kekangan dan batasan."

Logo baru event juga melibatkan warna abu-abu, biru, kuning, dan hijau. Mewakili identitas lomba dan kawasan di sekitar Kota Emporia dan Flint Hills.  Mewakili warna jalanan kerikil yang harus ditaklukkan, langit yang cerah, serta hijaunya rerumputan di sekeliling rute.


UNBOUND Gravel 2021 dijadwalkan berlangsung pada 5 Juni 2021. Seperti biasa, event yang diikuti hampir 3.000 peserta ini juga dibarengi dengan festival sepeda gravel, All Things Gravel Expo. Acara pendukung itu diselenggarakan pada 3 Juni, dua hari sebelum lomba.

Seperti biasa, lomba utamanya adalah ajang 200 mil lebih, di mana peserta harus menaklukkan medan total sekitar 320 km dengan hanya dua area istirahat khusus. Selama lomba, peserta harus mandiri, tidak boleh mendapatkan support kendaraan. Harus finis dalam waktu kurang dari 21 jam. Pada 2019, Colin Strickland memecahkan rekor, menyelesaikan lomba ini dalam waktu kurang dari sepuluh jam.

Selain itu, ada pula ajang 100 mil, 50 mil, juga 25 mil. Tidak ketinggalan ajang super ekstrem, yaitu 350 mil (lebih dari 500 km) yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 36 jam. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 20

Foto: UNBOUND Gravel

Populer

Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Cavendish Belum Habis, Mantap Tatap Tour de France
Lebih Ringan, Mulus, dan Universal
Main MTB di Bogor, ke Mana Aja?
Ted King dan Keough Juara Dirty Kanza, Acker dan Rusch Menang Edisi 563 Km
Canyon Siapkan Penerus MTB Lux CF?
Adu Koleksi Khusus Sagan, Bardet, dan Cavendish
Sepeda Berlapis Emas, Hadiah Ulang Tahun Ernesto Colnago
Terima Kasih Kepedulian Cyclist Indonesia untuk Almarhum Muhammad Taufiq
Bho_Loez Pontianak, Komunitas MTB Penakluk Rute Ekstrem di Kalbar