Gowes bareng lintas komunitas sudah lazim dilakukan di dunia sepeda. Di Balikpapan, tiga wadah penggemar sepeda lipat bersatu untuk membuat sebuah show yang memadukan unsur sepeda, kreativitas, dan hiburan. Namanya Borneo Bike Show.
Event ini dilangsungkan di atrium E-Walk BSB Mall selama tiga hari pada akhir pekan lalu. Lewat acara ini, para cyclist di berbagai penjuru Pulau Kalimantan ditantang untuk menunjukkan kreativitas di sepedanya.
"Borneo Bike Show ini cenderung ke fun and lifestyle. Kami seimbangkan antara gowes dan gaya hidup. Ini adalah bike show pertama yang diadakan di Balikpapan. Kami bersyukur karena responnya luar biasa," bilang Ketua Pelaksana Borneo Bike Show, H. Gabo "Jigab".
"Yang kami konteskan memang sepeda lipat. Tapi yang show itu semua jenis sepeda. Ada road bike dan MTB juga. Juga ada sepeda produksi lokal," terang Jigab.
Tema yang diangkat pada hari pertama, Jumat (6/11) lalu adalah "Sepeda dan Kesehatan". Panitia menghadirkan dokter serta dua cyclist senior dengan jam terbang tinggi dari kota minyak, yakni Andreas Andhy dan Yono Suherman.
Talk show terakhir membatas tema "Wanita dan Sepeda". Menghadirkan tiga lady cyclist dari Balikpapan. "Mereka bercerita bagaimana membagi waktu antara sepeda dan keluarga. Juga sharing pemilihan pakaian supaya nyaman saat gowes," tutur Novel Darmawan, dari seksi acara.
Boneo Bike Show dicetuskan oleh tiga komunitas sepeda lipat di Balikpapan, yaitu Folding Bike Balikpapan (FOLBAK), Cerita Pedalist Balikpapan, dan Masolang Genjots. Awalnya mereka terbesit keinginan untuk membuat sebuah event sepeda tapi di luar gowes bareng.
"Ini hubungannya dengan pandemi Covid-19 ini. Kami sudah terlalu lama sembunyi. Kami ingin membikin sesuatu yang bikin masyarakat segar. Tentu saja dengan menjunjung tinggi protokol kesehatan," jabar Wakil Ketua Pelaksana Rico Andrian.
Panitia juga mengundang semua komunitas sepeda di Balikpapan yang tergabung dalam wadah besar bernama Goweser Balikpapan Bersatu. Itulah sebabnya Borneo Bike Show tidak hanya menonjolkan sepeda lipat, tapi juga ada MTB, road bike, bahkan minivelo.
"Saya mengamati, resto-resto di mal tersebut sampai kewalahan melayani pelanggan. Sebab banyak orang datang untuk menyaksikan acara ini. Pengelola mal juga senang karena tempatnya hidup lagi. Jadi efeknya memang nyata sekali," ungkapnya.
Iwan berharap Borneo Bike Show menjadi trademark tidak hanya di Balikpapan, tapi dari seluruh Kalimantan. "Kalau mau diambil kota lain dengan titel sama, kami tidak masalah. Tujuannya memang untuk Borneo, bukan Balikpapan saja," tuturnya.
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 21
Foto: Dokumentasi Borneo Bike Show