3 Tips untuk Cyclist yang akan Bike to Work

| Penulis : 

Meningkatnya jumlah pesepeda turut mendongkrak minat cyclist untuk gowes menuju tempat kerja. Masyarakat mengenalnya dengan istilah bike to work. Sebelum melakukannya, ada sejumlah aspek yang harus dipahami dan dipersiapkan. Ketua Bike to Work (B2W) Indonesia Poetoet Soedarjanto merangkumnya dalam tiga poin utama.

Selain sebagai sarana olahraga, sepeda juga berfungsi alat transportasi. Sepeda membantu mobilitas tuannya dari satu tempat ke lokasi lain. Termasuk ke tempat kerja. Nah, demi kelancaran menuju kantor, segalanya harus dipersiapkan dengan baik.

Pertama, pastikan sepeda harus layak digunakan. Pemeriksaan sepeda sebelum berangkat bike to work merupakan syarat mutlak dan wajib dilakukan. Cyclist wajib melakukan pengecekan terhadap detail sepeda. Mulai dari fungsi shifter, rem, pemeriksaan rantai, hingga tekanan angin pada ban.

"Harus dipastikan part-part penggerak ini dapat berfungsi dengan baik. Jangan sampai ada masalah di tengah jalan," katanya.

Kedua, mengenali diri sendiri. Ini tentang kondisi diri sendiri sebelum bersepeda. Semuanya bermuara ke jarak dari tempat tinggal ke kantor. Melalui jarak tersebut, pesepeda bisa mengukur kekuatan fisik masing-masing. Di suatu waktu kondisi badan bisa drop. Jika sedang tidak fit, disarankan untuk tidak melakukannya.

Poin ketiga adalah mengenali lingkungan. Pengenalan rute menuju tempat kerja itu sangat penting. Sebelum bike to work, cyclist harus tahu seberapa jauh medan yang akan kita tempuh. Bagaimana kondisinya, apakah ada jalan berlubang, tanjakan, turunan, dan sebagainya.

Serta, butuh waktu berapa untuk menjangkau tempat kerja. Cyclist juga disarankan untuk mengetahui di mana titik-titik kepadatan lalu lintas. Yang tak kalah penting, sepanjang rute yang akan dilalui itu, pesepeda disarankan menghafal letak klinik kesehatan, pos polisi, apotek, bengkel, hingga titik persinggahan untuk beristirahat.

"Kenapa harus dihafalkan? Ini manajemen risiko. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Baik terjadi pada diri sendiri atau orang lain. Risiko selalu itu ada, jadi kita harus siap-siap," jelas bapak tiga anak itu.

Jika ada beragam alternatif rute, pilih yang paling aman. Walaupun sedikit lebih jauh, tapi keamanan adalah aspek utama yang harus ditegakkan. "Pelajari rute menuju kantor. Caranya bisa gowes dari rumah ke kantor waktu akhir pekan. Setelah tahu rutenya, ambil yang paling aman," katanya.

Selain pengenalan rute, Poetoet juga menyarankan cyclist untuk untuk memahami fasilitas di gedung atau tempat kerja. Apakah ada kamar mandi untuk bersih diri dan ganti baju, serta tempat parkir. Sebab tak semua gedung dan perkantoran penyediakan parkir sepeda.

Ketika di jalan raya, patuhi rambu lalu lintas, junjung sopan santun, serta patuhi protokol kesehatan. Pastikan diri kita tidak celaka dan tidak mencelakai orang lain," pinta cyclist asal Madiun tersebut. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 30

Foto: Cahyo Agung Nugroho, Bike to Work Indonesia

Populer

Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Salasa Kahiji, Balap Liar Mingguan yang Terorganisir di Bandung
Wdnsdy AJ62: Performance Nyaman untuk Cyclist Indonesia
Bianchi Merilis Sprint, Road Bike dengan Harga Terjangkau
Liburan ala Ernest dan Nirina: Bersepeda 12 Hari Jakarta-Bali 1.200 km
Seberapa Panjang Celana dan Tinggi Kaos Kaki?
Ulang Tahun ke-25, Focus Bikin Mares CX Berlapis Emas 24 Karat
Kemenangan Spesial Bissegger di Kandang Sendiri
Canyon Rilis Sepeda Termahalnya