Ewakobro, wadah cyclist pengguna sepeda Brompton di Kota Makassar, merayakan hari jadinya ketiga hari ini (22/2). Rangkaian perayaan ulang tahun telah dilakukan sejak akhir pekan kemarin. Karena masih pandemi, kemasannya pun dibikin sederhana, terbatas, dan menerapkan protokol kesehatan.
Sejak awal Februari lalu, ketika perayaan Hari Kanker Sedunia, Ewakobro menggalang donasi di internal anggota. Setelah terkumpul sekian juta Rupiah, mereka membelanjakannya dengan berbagai bahan makanan pokok serta mainan. Hasil donasi ini kemudian didistribusikan Sabtu (20/2) kemarin.
Sasarannya adalah rumah singgah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). "Kami merasa merinding. Kami melihat bagaimana perjuangan adik-adik melawan kanker. Kami berusaha menyemangati mereka dan berdoa untuk kesembuhan mereka," kata Indra Natsir Dahlan, founder Ewakobro.
BACA JUGA: Ewakobro, ”Rumah” Megah Pecinta Brompton Makassar
Keesokan hariinya, Minggu (21/2), Ewakobro menggelar gowes bareng. Start dari Jalan Dr. Sam Ratulangi, rombongan menuju kawasan kuliner Lego-Lego. Finisnya di salah satu gerai Brompton di Makassar yang selama ini menjadi tempat nongkrong member Ewakobro. Jaraknya pendek, hanya 10 kilometer saja.
Pesertanya pun dibatasi. Dari 100an anggota Ewakobro, kurang dari 40 orang hadir di acara gowes bareng dan perayaan hari jadi ketiga ini. Setelah foto-foto, doa bersama, dan potong tumpeng, acara ditutup dengan pembagian door prize.
"Ulang tahunnya memang 22 Februari. Tapi tidak mungkin jika digelar Senin. Sebab banyak rekan-rekan yang harus bekerja. Selain itu, kondisi di Makassar juga masih pandemi, kami juga patuh terhadap instruksi pemerintah. Oleh sebab itu kami rayakan lebih awal dengan jumlah terbatas, memakai masker, dan menjaga jarak," jabar Indra.
Perayaan ulang tahun ketiga ini memang jauh berbeda dengan HUT kedua tahun lalu. Kala itu, keluarga besar Ewakobro boyongan ke Jogjakarta dan menggelar gowes keliling Jogja selama dua hari. Mereka mengunjungi ikon wisata di Jogja, seperti Malioboro, Tugu Jogja, Situs Taman Sari, Keraton Jogja, hingga lereng Gunung Merapi.
Pada tahun ini Ewakobro tidak membikin acara keluar Makassar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi pandemi belum selesai. Selain itu, menurut Indra, Ewakobro lebih memilih membikin aksi sosial. Mereka juga turun tangan ketiga terjadi gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar).
Menggandeng Indonesia CHPT3 Cycling Club (IDC3), Ewakobro membuka donasi selama empat hari. Hasilnya terkumpul 106 juta. Setelah berkoordinasi dengan teman-teman komunitas di Mamuju, bantuan itu diserahkan kepada keluarga pesepeda yang terdampak gempa.
Memasuki tahun ketiga ini, Ewakobro menyimpan satu hajat yang ingin mereka laksanakan. Mereka ingin membuat semacam Brompton Festival. Acara diikemas akbar dengan melibatkan seluru pemilik Brompton di Sulsel. Ditaksir ada 250 peserta yang akan berpartisipasi. Acara ini seharusnya digelar November tahun lalu.
BACA JUGA: Ewakobro Adakan Festival Brompton Terbesar di Makassar Tahun ini
Sayang, pandemi yang belum tuntas membuat Ewakobro tidak mendapatkan lampu hijau dari Satgas Covid. Mereka tak menyerah. Hampir setiap bulan mereka berkirim surat izin dengan harapan mendapatkan restu. "Semoga situasinya segera kondusif sehingga kami bisa menggelarnya tahun ini," harap Indra. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 32
Foto: Dokumentasi Ewakobro