Kolom Sehat: Rabu Ceria 2021

| Penulis : 

Anda punya hari khusus yang paling Anda sukai? Atau adakah hari yang tidak Anda sukai?

Biasanya, banyak orang tidak suka dengan hari Senin. Sampai ada kutipan kondangnya: "I hate Monday." Tokoh kartun karya Jim Davis, Garfield, adalah salah satu pembenci Senin. Sedangkan untuk yang berbahasa Jawa, hari "Senen" juga bisa berarti "Hari untuk di-senen-i" alias hari untuk dimarahi.

Untuk pesepeda, hari apa yang paling membahagiakan? Mungkin jawabannya adalah Sabtu atau Minggu. Karena pada dua hari akhir pekan itulah biasanya tidak ada pekerjaan dan sepedaannya bisa losss. Sekuatnya dan sebosannya.

Nah, kalau begitu, kenapa teman-teman saya di Surabaya ini cerianya di hari Rabu ya? Sampai ada agendanya Happy Wednesday dan itu bisa dibilang sudah berlangsung lebih dari tujuh tahun.

Judul atau nama tidak bisa diartikan secara harfiah. Tidak bisa ditelan atau dimengerti tanpa mengetahui latar belakangnya secara jelas. Hari Rabu dipilih karena itu jatuh di tengah Minggu. Menurut Azrul Ananda, dia dulu baca artikel majalah yang menyebut itu hari ideal untuk latihan tambahan setelah akhir pekan. Rabu itu ideal, karena jatuh dua hari setelah Minggu, dan kemudian ada istirahat lagi dua hari sebelum Sabtu. Cocok untuk gowes menjaga kondisi.

Masalahnya, namanya kemudian menjadi "Rabu Ceria." Padahal, gowes hari itu akhirnya tidak ada ceria-cerianya sama sekali. Semakin ada yang tertinggal, yang di depan semakin senang. Mereka akan gas pol rem blong plus sliut-sliut "berenang" di antara angkot dan pengguna jalan lain.

Apa bahaya? Tentu iya. Kalau tidak habis napas ya risiko nabrak. Lalu hepinya di mana hayo? Yang hepi cuma yang di depan. Yang dengan hepi meninggalkan teman-temannya.

Kadang, kalau saya pas ikut, saya ikut terbawa keasyikan. Saat yang di depan mulai menambah kecepatan, saya lihat-lihat ke belakang dan saya akan mengompori untuk "Tambahhhh, getnooo ajaaa. Temannya masih banyaaaak."

Oleh karena itu, kadang saya menghindari gowes Rabu. Karena itu perlu persiapan fisik dan mental. Berhubung banyak tidak siapnya, maka saya pun jadi jarang ikut. Wkwkwk...

Tapi, namanya sesuatu yang susah dan ikonik itu pasti dikenang bukan? Buktinya, tahun 2021 ini masih ada launching jersey baru Happy Wednesday. Saya ingat betul kali pertama mendapatkannya dulu. Hanya diberikan untuk yang pantas, menjadi kebanggaan tersendiri.

Itu dulu. Sekarang, karena banyak yang suka sejarahnya, jersey itu tersedia untuk dijual.

Sebenarnya, tidak ada acara launching resmi. Tapi, Rabu lalu (3 Maret), para lakon gowes di Surabaya berkumpul bersama untuk menjalani gowes rute klasik itu. Rutenya sejak 2013 sama: Start Surabaya, finis di depan Hotel Surya di Tretes, lalu balik lagi tanpa lama berhenti. Total 100 km-an, menanjak hampir 900 meter, berangkat jam 5 sampe Surabaya atau sampai rumah sebelum jam 9.

Rabu itu, gowesnya jauh lebih sopan. Tapi tetap efektif tanpa lama berhenti istirahat. Sebelum jam 9 sudah kembali masuk Surabaya. Dan hari itu banyak sekali yang mencatatkan PR rute "AA SoS Official Tretes Surya Climb" di Strava. 

Ternyata, banyak juga yang rindu gowes "hepi" model begini. Ya tidak apa-apa sih. Cuman nggak perlu sering-sering ajak saya!

Entah bagaimana di tempat Anda. Setahu saya, di Solo juga punya hari hepi di Hari Senin. Nah, bila di kota Anda tidak ada hari hepi, tidak perlu terlalu sedih. Karena hepi itu hanya kemasannya saja. Isinya seringkali tidak sama sekali! 

Tapi sekali lagi, ini semua adalah pilihan. Kadang orang itu suka mencari yang sakit-sakit sedap! (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 34

Foto: @motretsport, Zoon

Populer

Selalu Dukung Toko Sepeda Lokal Anda!
Cervelo P5x Lamborghini, Hanya Ada 25 Biji
Pakai Skinsuit, Cara Paling Instan untuk Cepat
Sudah 15 Tahun, Anies Baswedan Setia dengan Schwinn Skyliner
Menang TT, Lutsenko Gagal Gusur Pöstlberger di GC
Delapan Brompton Paling Diburu
Menaikkan Gengsi Sepeda Lipat dan Brompton
Lakukan Pengecekan Ini sebelum Bersepeda (Hanya Butuh Satu Menit)
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Mads Pedersen Pernah Gagal di Sepak Bola dan Bulu Tangkis