Kolom Sehat: If You Give Peanut, You Get Monkey

| Penulis : 

Podcast terbaru saya dan Om Aza yang tayang, Rabu (21/4) kemarin istimewa. Selama 41 episode, baru kali ini podcast itu direkam di luar Surabaya. Rekamannya dilakukan di Jakarta. Di gedung perkantoran yang minim pajangan sepeda seperti biasanya. Rekamannya dilakukan pada sore hari. Saat lalu lintas di Jakarta mulai macet. Dan, saya juga sudah lumayan letih.

Podcast itu untuk memenuhi harapan pendengar atau permirsa yang meminta kami mengundang bintang tamu cyclist perempuan. Akhirnya permintaan Anda semua keturutan.

Dan, istimewanya, podcast bersama cyclist perempuan itu bisa tayang pas tanggal 21 April. Tepat di peringatan Hari Kartini.

Padahal kami mengundang kedua bintang tamu itu mepet. Tapi mereka berdua luar biasa. Bisa menyanggupi hadir untuk rekaman, di tengah kesibukan keduanya. Di jam-jam macetnya Jakarta.

Keduanya cyclist yang menjadi tamu podcast itu bukan "produk pandemi". Sebenarnya, saya sudah pernah bertemu mereka. Tapi, sebelum podcast itu saya tidak mengenal dekat keduanya. Walaupun seperti yang sudah saya sebut di podcast, selama ini ada teman saya ada yang ngefans sama mereka, khususnya si Marika (Marika Nurmagitta).

Sebelum take podcast itu, saya bertanya ke Om Aza tentang tema yang akan dibahas bersama dua cyclist cewek ini. Saya kira mau bahas prestasinya, kenapa cyclist ini mau bersepeda? Atau bagaimana cara mereka latihan di Jakarta?

Ternyata jawaban Om Aza tidak seperti yang saya kira. Om Aza bilang yang dibahas adalah fenomena cyclist produk pandemi. Kemudian pembicaraan akan mengalir begitu saja.

"Wah gampang kalau begitu. Tinggal ngomong ngalor-ngidul bahas cyclist pandemi," pikir saya waktu itu. 

Ketika saatnya tiba, satu per satu bintang tamu hadir. Seperti biasanya, saya sempatkan ngobrol singkat dengan mereka sebelum rekaman dimulai. Saya juga meminta maaf ke mereka dulu kalau saya suka menyela pembicaraan. Sebab begitulah habit saya.

Saya perlu meminta maaf karena wanita ini terlihat cantik dan santun. Jadi saya merasa harus bilang terlebih dahulu agar mereka tidak kaget ketika dipotong pembicaraannya.

Ketika rekaman dimulai, saya seperti terkena hujan ketika cuaca terik. Kondisi saya yang cukup capek dan agak ngantuk mendadak segar. Apalagi ketika si Hilda (Hilda Novianti) membahas soal kacang dan monyet.

Saya tak bisa menahan tawa ketika dia mengatakan, "If you give peanut, you get monkey. Kalau laki-laki pakai Dura Ace, kenapa ceweknya pakai 105?"

Buset. Ya, saya tahu maksud Hilda. Istilah yang dia gunakan cetar banget. Dan, ketika mendengar itu saya sadar bahwa saya harus berusaha menyanggahnya. Sebab, bagaimanapun saya tetap mewakili kaum pria yang bersepeda, kan.

Mohon maaf para pendengar dan pembaca yang budiman, soal itu beneran tidak ada di script. Juga tidak masuk dalam guidance podcast. Tapi Hilda mengucapkan itu dengan sangat menohok. Bikin kami benar-benar mati kutu. Dan itulah salah satu keistimewaan yang lain dari podcast episode 41 itu. Wkwkwkwkwkwk.

Kalau Anda tanya kok kami mati kutu dan salting (salah tingkah) begitu? Ya, sebagian besar dari Anda pasti tahu, saya jawab apa saja pasti salah di hadapan mereka. Sebab perempuan selalu ke kanan (women always right). Apalagi menyela atau membalas yang sudah "gas pol" macam Hilda, tentu sulit.

Saya berharap siapapun kaum pria yang melihat podcast itu semoga masih bisa bersepeda dengan baik setelahnya. Dan, buat yang istrinya juga cyclist tapi belum sempat nonton podcast itu, saya rela kalau Anda membujuknya agar tidak menonton. Bilang saja begini, "Podcast kali ini jelek, Ma. Nggak usah dilihat. Nggak kayak biasanya."

Nggak apa, katakan saja demikian. Demi persepedaan, saya ikhlas podcast itu tidak dilihat istri Anda.

Terakhir saya juga ingin tanya ke Anda semua yang sudah mendengar dan melihat podcast itu. Bagaimana perasaan Anda ketika melihat kami mati kutu demi persepedaan? Apakah Anda ingin dua bintang tamu itu bercakap lebih banyak lagi? Atau ada yang lain? Silakan sampaikan jawaban ke di Instagram saya yang memuat soal artikel ini.

Semoga ujung-ujungnya kita semua bisa tetap bersepeda dan ngerasani baiknya orang. (johnny ray)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 41

Audionya bisa didengarkan di sini

Populer

Pakai Skinsuit, Cara Paling Instan untuk Cepat
Selalu Dukung Toko Sepeda Lokal Anda!
Mark Cavendish Resmi Bergabung Bahrain–Merida
Tandem Terbaik Dilengkapi Gerobak Barang
Andhina – Helen Akan Hadapi Taroko Hill Climb di Taiwan
Mokumono, Frame Dari Plat Monokok Terinspirasi Mobil
Ini Dia Enam Kafe Sepeda Keren di Indonesia
Menaikkan Gengsi Sepeda Lipat dan Brompton
Bianchi Merilis Sprint, Road Bike dengan Harga Terjangkau
Giro d’Italia 2020: Berawal dengan Etape Virtual di Zwift?