Dalam olahraga modern ini, teknologi makin digemari untuk menunjang performa. Namun, langkah yang berbeda diambil Hilda Novianti. Kini dia membiasakan diri untuk berlatih sepeda menggunakan insting dan respons tubuhnya. Kadang malah tidak menggunakan bike computer.
Hilda menceritakan, kebiasaan barunya ini bermula saat gowes di daerah Pelabuhan Ratu. Waktu itu Hilda sedang menanjak di Tanjakan Dini. Tanjakan curam dengan kemiringan mencapai 28 persen. Saat gowes, Hilda melihat dirinya sudah sampai pada titik 25 persen.
"Gradien tertinggi yang pernah saya lalui hanya 22 persen. Ini kok bisa lebih. Nah, di situ ada mental block. Langsung menyerah, capek. Memang capek atau setelah lihat bike computer," aku pemilik akun Instagram @hildnov ini.
Hilda memutuskan untuk mengulang lagi Tanjakan Demit. Belajar dari pengalaman di Tanjakan Dini, Hilda tidak memasang bike computer di sepedanya. Dia benar-benar memperhatikan power dan fokus pada keseimbangannya sendiri.
"Jalannya pelan banget, hanya 4-5 kph. Sudah begitu saja, dan terbukti bisa melewati Tanjakan Demit. Selanjutnya saya pikir untuk melakukan beberapa perjalanan tanpa memakai bike computer dan mulai enjoy riding," katanya.
Dari situ ex-manajer salah satu bank swasta ternama di Indonesia ini mulai mengenali apa kelemahan dan kelebihannya sendiri.
"Kalau hal itu malah jadi mental blocking untuk bisa menembus sesuatu, mending nggak usah dilihat. Fokus sama yang narikin juga rasa pedas di paha. Dan akhirnya malah bisa personal record," ujarnya.
Setelah aktif berolahraga, dia merasakan berbagai perubahan dalam dirinya. Secara fisik, perempuan kelahiran 12 November tersebut mengaku lebih bertenaga dan jarang sakit.
"Pernah sakit sih, tapi itu karena kurang paham recovery dan nutrisinya juga kurang. Lalu ada aktualisasi diri. Saya yang bukan basic olahraga, ibu dua anak, lalu bisa mencapai podium triathlon di age group, itu suatu hal tersendiri. Secara mental lebih sehat juga," bilangnya. (mainsepeda)
Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 42
Audionya bisa didengarkan di sini
Foto: Dokumentasi Hilda Novianti