Ada kemungkinan, Christopher Froome tidak tampil di Tour de France 2018, yang berlangsung 7-29 Juli mendatang. Bukan karena dia tidak ingin, melainkan karena TdF-nya yang menolak (begitu pula para suporter di Prancis).
Usai memenangi Giro d’Italia, Chris Froome sekarang sedang dalam fase istirahat total. Tapi, Team Sky sudah menyiapkan program agar dia bisa kembali ke kondisi puncak dan tampil di Le Tour –julukan TdF. Apalagi, Froome benar-benar ingin memenangi lomba itu untuk kali kelima, membuat namanya setara dengan Miguel Indurain, Bernard Hinault, Jacques Anquetil, dan Eddy Merckx.
Ada kemungkinan, Christopher Froome tidak tampil di Tour de France 2018 karena pihak TdF dan para suporter di Prancis menolak .
Namun, kasus Salbutamol (obat asma) yang menerpanya di penghujung Vuelta a Espana, September 2017 lalu, masih menghantui.
Secara resmi, itu bukan kasus doping, karena Salbutamol bukan termasuk obat terlarang. Tapi hasil tes urin Froome di La Vuelta menunjukkan angka dua kali nilai yang diizinkan. Walau Froome menyangkal mengkonsumsi dosis berlebih, dia tetap punya risiko mendapatkan sanksi skorsing.
Itu bisa dihitung mundur, berarti kehilangan gelar Vuelta dan Giro d’Italia. Dan kalau kasusnya tak usai hingga TdF, maka sanksinya kelak bisa mengakibatkan segala hasil yang dia raih di TdF hilang.
Pihak Froome dan Team Sky sampai saat ini masih yakin bakal menang. Bahwa dia tidak salah, dan tidak akan dihukum. Dan sampai keputusan itu dibuat, dia berhak tampil di lomba mana pun. UCI sebagai federasi balap dunia tidak punya hak untuk melarang.
David Lappartient, presiden UCI, sudah mengakui kalau pihaknya tak bisa melarang Froome. Walau pihaknya berharap agar Froome memilih absen dari TdF untuk menghindari kontroversi dan masalah.
David Lappartient, bos UCI mengaku pihaknya tidak bisa melarang Froome mengikuti TdF 2018.
Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda Froome bakal mundur. Namun, ada cara lain yang membuatnya tidak bisa tampil di Prancis. Pihak ASO (Amaury Sport Organisation) sebagai penyelenggara TdF punya hak khusus untuk menolak pembalap tampil, dengan alasan bisa mencoreng nama baik lomba.
Christian Prudhomme, bos ASO dan TdF, sudah menekan UCI untuk segara membuat keputusan soal Froome. Dan pihaknya sekarang sedang memikirkan konsekuensi (legal dan lain-lain) kalau memutuskan melarang Froome.
Kalau ASO dan TdF melarang, Froome dan Team Sky bisa mengajukan banding ke pengadilan. Bisa menang, bisa kalah. Apa pun hasilnya, tidak menyenangkan untuk lomba.
Christian Prudhomme, bos ASO dan TdF menekan UCI agar segera memutuskan kasus Salbutamol yang menerpa Froome.
Pihak Froome sendiri tampaknya sudah siap memaksakan tampil dengan segala konsekuensi. Termasuk apabila publik Prancis menolaknya di jalanan.
Selama ini, sudah bukan rahasia, Froome bukanlah pembalap yang dicintai di Prancis. Penonton di pinggir jalan sudah biasa mencemoohnya saat balapan. Di Giro d’Italia saja sempat ada penonton meludahi Froome. Di Prancis, bisa jauh lebih buruk.
Andai Froome tampil, sulit dibayangkan risiko yang dia hadapi di jalanan. Apalagi, ada begitu banyak penonton di pinggir jalan yang tidak mungkin diawasi atau di jaga semua!
Para selebriti sepeda di Prancis tidak menolong. Komentar-komentar mereka bisa membuat suasana makin panas. Misalnya Bernard Hinault, yang dengan lantang menyebut Froome tidak layak disebut setara dengan para legenda terbesar balap sepeda.
“Dia seharusnya tidak diperbolehkan balapan di Giro. Kenapa kita harus menunggu begitu lama untuk sebuah putusan? Apa hak Froome sehingga dia bisa dapat waktu begitu banyak untuk memberikan penjelasan?” kata Hinault via Het Laatste Nieuws Belgia.
Bernard Hinault berkomentar keras bahwa Froome tidak layak setara dengan legenda terbesar balap sepeda.
Pihak Froome sendiri menanggapi segala komentar dengan dingin. Dia menegaskan, pihaknya pun ingin segera kasus ini berakhir. Dan dia terus menegaskan kalau dia yakin akan menang.
“Saya sangat yakin, ketika semua orang punya informasi yang sama dengan saya, mereka akan memahami mengapa saya memutuskan untuk terus balapan. Sepanjang karir saya telah semaksimal mungkin berupaya menunjukkan ke semua bahwa saya bekerja dengan cara yang benar,” pungkasnya.
Jersey baru Team Sky bertajuk "Sky Ocean Resue" yang akan digunakan di Tour de France 2018.
Seandainya tetap tampil di Tour de France, maka Froome dan Team Sky akan mengenakan jersey baru, berwarna blok hitam di depan dan gambar ikan paus di belakang. Bagian dari kampanye cinta lingkungan yang bertajuk “Sky Ocean Rescue.” Dalam program ini, hingga 2020 mendatang, secara bertahap Team Sky akan mengurangi lalu menghilangkan segala produk plastik sekali pakai dalam operasional tim.
Bagian belakang jersey, bergambar ikan paus sebagai bagian kampanye anti penggunaan plastik.
Ini bukan kali pertama Team Sky melakukan kampanye di Tour de France. Pada 2011 mereka mengenakan jersey berlogo hijau untuk kampanye hutan. (mainsepeda)