Mantan pembalap WorldTour, Ted King, kembali meraih juara di balapan gravel paling ekstrem dan bergengsi di dunia, Dirty Kanza 200 2018, Sabtu, 2 Juni (Minggu pagi WIB).

Dirty Kanza 2018 diikuti ribuan peserta, terbagi menjadi kategori 25, 50, 100, 200 mil dan pelajar SMA. Terekstrem, Dirty Kanza XL sejauh 350 mil (563 km). Start dan finish di kota Emporia, Kansas 

Menunggangi Cannondale Super-X yang di-setting khusus, pria asal California tersebut menuntaskan rute 206 mil alias 331,5 km dalam waktu 10 jam, 44 menit dan 22 detik.

King, yang pernah terjun di Tour de France, berhasil mengalahkan Joshua Berry dengan selisih waktu lebih dari 10 menit. Dia juga memperbaiki catatan waktunya saat menang pada 2016, dengan selisih waktu lebih dari satu jam.

Ted King menyabet juara satu dengan menunggangi Cannondale Super-X menuntaskan rute 331,5 km (206 mil) dalam waktu 10 jam, 44 menit dan 22 detik.

Meski demikian, dia belum mampu memecahkan rekor tercepat, yaitu 10 jam, 42 menit, dan 29 detik, yang dicatat oleh Brian Jensen pada 2014.

Menurut King, tidaklah mudah untuk memenangi Dirty Kanza 200 tahun ini. Balapan yang start/finis di Emporia, Kansas, itu semakin tahun semakin tinggi gengsinya, diikuti semakin banyak pembalap hebat. Total, tahun ini lebih dari 2.000 peserta tampil di Dirty Kanza, baik di kategori 200, 100, 50, 25, SMA, juga kelas khusus undangan Dirty Kanza XL yang berlangsung 350 mil alias 563 km.

Pada 2016, King menang dengan melaju sendirian nyaris tanpa pesaing, melewati jalanan kerikil tajam, sungai, bukit berbatu, dan lain-lain. Tahun ini, dia harus berjuang untuk bisa maju ke depan. Di pertengahan lomba dia bahkan sempat melorot ke urutan empat.

“Rasanya luar biasa. Saya menang pada 2016, lalu mengalami nasib buruk tahun lalu. Tahun ini saya kembali penuh motivasi. Balapan ini sudah banyak berubah. Ada begitu banyak orang kuat di sini, ada 25 orang yang mampu meraih kemenangan di sini,” paparnya seperti dilansir Emporia Gazzette, koran setempat.

Ted King menikmati kemenangannya setelah berjuang untuk maju ke depan bahkan sempat melorot ke urutan empat.

Untuk kategori 200 (tepatnya 206 mil) ini, gelar perempuan diraih oleh Kaitie Keough, yang menuntaskan rute dalam waktu 12 jam dan 10 menit. Sama seperti King, Keough juga menunggangi Cannondale Super-X yang dimodifikasi khusus untuk Dirty Kanza.

 

Juara satu kategori 200 mil kelas perempuan diraih Kaitie Keough yang menuntaskan rute dalam waktu 12 jam dan 10 menit menunggangi Cannondale Super-X yang dimodifikasi khusus untuk Dirty Kanza.

 

25 JAM UNTUK RUTE 563 KM

Sementara Ted King dan Katie Keough merayakan sukses di balapan “normal,” sukses unik dinikmati oleh Matt Acker dan Rebecca Rusch di Dirty Kanza 2018 ini. Mereka menjadi pemenang laki-laki dan perempuan pertama edisi Dirty Kanza XL, alias lomba khusus yang berlangsung 350 mil atau 563 km!

Rute Dirty Kanza XL sejauh 350 mil (563 km).

Total ada 34 peserta diundang khusus untuk ikut DK XL ini, disamakan dengan jumlah peserta ketika Dirty Kanza kali pertama digelar pada 2006. Mereka berangkat duluan pada Jumat siang (1 Juni), finis tidak beda jauh dengan kelas utama 200 pada Sabtu petang (2 Juni).

Pada akhirnya, Matt Acker dari Michigan berhasil jadi jawara perdana DK XL. Dia menempuh jarak 563 km dalam waktu 25 jam dan 10 menit. Ini merupakan gelar juara pertama Acker di arena DK. Pada 2015, dia finis keempat di kategori utama 200.

Matt Acker dari Michigan berhasil menyelesaikan Dirty Kanza XL sejauh 350 mil (563 km) dalam waktu 25 jam 10 menit.

Edisi pertama DK XL ini benar-benar berat. Peserta harus melawan angin kencang khas Kansas, juga panas plus hujan yang membuat sebagian rute basah dan berlumpur.

Tak heran, perasaan lega adalah yang diungkapkan Acker usai mencapai finis. “Senang rasanya bisa mengakhiri ini. Dengan ajang sepanjang ini, rasanya paling lega bisa kembali masuk kota dan melihat semua orang. Saya telah bersepeda 25 jam kebanyakan sendirian. Ban saya sobek pada mil ke-23, sehingga ditinggal semua orang. Sepanjang hari di saat panas, saya maju ke depan. Sekitar tengah malam, saya mulai sendirian lagi dan melaju dari situ,” tutur Acker, yang menunggangi sepeda merek Salsa.

Acker lega telah menyelesaikan Dirty Kanza XL setelah selama 25 jam mayoritas sendirian dan sempat mengalami ban sobek di awal lomba. 

Sementara itu, Rebecca Rusch melanjutkan kisah indahnya di Dirty Kanza. Setelah menjuarai kategori 200 sebanyak tiga kali (2012-2014), perempuan 49 tahun itu kini jadi juara DK XL. Menunganggi sepeda Niner, Rusch butuh waktu 28 jam dan 27 menit.

Rebecca Rusch dari Idaho makin mengukuhkan diri sebagai legenda balap sepeda offroad kelas dunia. Prestasinya bertambah setelah memenangkan Dirty Kanza XL sejauh 350 mil (563 km) dalam waktu 28 jam 27 menit.

Dengan sukses ini, Rusch semakin mengukuhkan namanya sebagai legenda balap sepeda dunia. Dia adalah juara dunia tujuh kali di berbagai kategori off-road, plus pemenang begitu banyak lomba MTB dan gravel bergengsi.

Tidak akan pernah lagi ada perempuan lain yang bisa merebut titel “Queen of Pain” dari Rebecca Rusch asal Idaho! (mainsepeda)

 

Populer

Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Cavendish Belum Habis, Mantap Tatap Tour de France
Main MTB di Bogor, ke Mana Aja?
Canyon Siapkan Penerus MTB Lux CF?
Adu Koleksi Khusus Sagan, Bardet, dan Cavendish
Terima Kasih Kepedulian Cyclist Indonesia untuk Almarhum Muhammad Taufiq
Bho_Loez Pontianak, Komunitas MTB Penakluk Rute Ekstrem di Kalbar
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Bahrain McLaren Putuskan Ikut Balapan Virtual Tour de Suisse
Jersey Anyar Ineos Grenadiers, Usung Warna Biru-Merah