Jens Voigt Bangga Bisa Finis Dirty Kanza 200

| Penulis : 

Dirty Kanza semakin mengukuhkan diri sebagai even balap gravel paling bergengsi di dunia. Total sekitar 2.700 peserta turut serta tahun ini, ikut berbagai kelas dari 25, 50, 100, 200, hingga 350 mil. Even di Emporia, Kansas, Amerika Serikat ini juga mengundang begitu banyak nama besar sepeda, yang penasaran dengan tantangan menaklukkan jalanan berkerikil sejauh ratusan kilometer.

Dari barisan “pembalap selebriti” itu, ada nama Sven Nys, yang pernah berkali-kali jadi juara dunia cyclocross. Lalu ada nama Jens Voigt, salah satu pembalap paling populer di dunia yang baru beberapa tahun ini pensiun.

Di ajang yang berlangsung Sabtu, 1 Juni lalu itu, pada akhirnya Nys gagal finis. Itu setelah tiga kali pecah ban dan kemudian mengalami masalah perut. Tidak peduli sehebat apa Anda bersepeda, menaklukkan rute kasar sejauh 200 mil (322 km) bukanlah hal mudah.

Sven Nys, juara dunia cyclocross tidak bisa menyelesaikan Dirty Kanza karena mengalami tiga kali pecah ban dan masalah di perut. 

Jens Voigt? Pembalap yang dikenal sebagai salah satu yang paling tangguh di dunia ini mampu finis. Terkenal dengan teriakan “Shut up legs!” untuk melupakan rasa sakit, Voigt mampu finis di urutan 95 dari 1.016 peserta kategori 200 mil. Di kelompok umur laki-laki 45-49 tahun, dia finis di urutan 18 dari 157.

Jens Voigt bangga bisa finis Dirty Kanza dalam waktu 13 jam 38 menit. 

Catatan waktunya? Pria asal Jerman itu menempuh jarak total 206 mil dalam waktu 13 jam dan 38 menit. Alias hampir tiga jam di belakang juara lomba kategori laki-laki, Ted King.

Lumayan hebat untuk seseorang yang tidak melakukan persiapan khusus menghadapi Dirty Kanza, dan pekerjaannya terus keliling dunia ikut even-even dan promosi sepeda bersama Trek. Sven Nys misalnya, mengaku tak sanggup salah satunya karena jet lag.

Dan di Kansas, dia memang di-support oleh Trek. Menunggangi sepeda gravel Trek Checkpoint dengan aksesori komplet, termasuk aero bar. Saat mendaftar misalnya, dia ditulis dengan nama “John Vote” dari Waterloo, Wisconsin. Peserta selebriti biasanya memang mendaftar dengan nama lain agar tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan. Waterloo sendiri merupakan kota asal Trek.

Jens mendaftar dengan nama John Vote dari Waterloo, Wisconsin agar tidak menarik perhatian

Usai menuntaskan Dirty Kanza, Voigt mengaku sangat bangga. Dia mengaku even ini sebagai salah satu yang paling berkesan dalam hidupnya.

“Saya akan sangat menghargai penanda finis (keplek) ini. Terus terang, di rumah saya hanya ada tiga trofi yang saya pajang. Dan penanda finis Dirty Kanza ini akan jadi yang keempat. Benar-benar butuh kerja keras tapi juga menakjubkan. Saya akan kembali lagi tahun depan!” komentar Voigt via media sosial. (mainsepeda)

Jens mengaku, memerlukan kerja keras yang menakjubkan untuk mendapatkan keplek penanda finisher Dirty Kanza 200. 

 

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Swap Meet Pertama di 2020, Berhasil Jual Brompton Explore
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir
Trek Emonda SLR 2021: Perfect untuk Pasar Asia
Tao Geoghegan Hart Juara Overall, Filippo Ganna Sapu Time Trial