Ajang balap gravel paling bergengsi di dunia, Unbound Gravel (Dirty Kanza) 2021, berlangsung Sabtu ini (5 Juni). Peserta kelas utama, 200 mil atau lebih dari 320 km, dijadwalkan start pukul 06.00 pagi waktu Emporia, Kansas. Atau pukul 18.00 WIB.

Sehari sebelum start, trio asal Indonesia kembali mengikuti group ride resmi lomba. Azrul Ananda, John Boemihardjo, dan Johnny Ray ikut rombongan yang dipimpin langsung oleh Kristi Mohn, penyelenggara lomba. Juga oleh Yuri Hauswald, mantan juara Dirty Kanza 2015.

Sama seperti group ride lain, acara 20 mil atau 32 km ini berlangsung relatif santai. Tidak boleh ada peserta tertinggal. Di tengah-tengahnya, sekitar 100 peserta saling berkenalan, lalu di akhirnya juga berbincang.

Azrul Ananda bersama Yuri Hauswald, mantan juara Dirty Kanza 2015

Saat acara berakhir itu, trio Indonesia sempat mendapat banyak masukan dari Hauswald. Dia mengingatkan untuk sangat hati-hati pada awal lomba. Pada satu jam pertama, situasi akan tergolong chaos. Walau start dibagi sesuai target waktu, akan ada yang melorot ke belakang dan akan ada yang mencoba menyodok ke depan. Menurut prediksi penyelenggara, peloton seribu orang lebih di kelas 200 mil itu baru akan terpecah pada km 40 hingga 50.

"Kalian harus selalu siap melebarkan siku lengan. Menjaga posisi dan selalu awas dengan orang-orang yang mencoba menyodok di tempat-tempat membahayakan," saran Hauswald, yang memenangi lomba pada 2015 saat sudah berusia 44 tahun.

Walau awalnya akan menegangkan, Hauswald menambahkan kalau setelah itu situasi akan berubah menjadi lomba melawan diri sendiri.

Acara group ride terakhir ini juga bermanfaat, karena melewati km-km awal lomba sekaligus km-km akhir lomba. Sehingga peserta bisa mendapat bayangan soal kelokan-kelokan dan permukaan jalannya saat awal lomba yang mendebarkan itu.

Jumat sebelum lomba itu, sejumlah acara juga berlangsung. All Things Gravel Expo, pameran lomba, berlangsung seharian penuh. Lomba-lomba kelas junior dan pendek (25 dan 50 mil) berlangsung sebelum tengah hari. Pukul 15.00, giliran peserta kelas "gila" menjalani start. Yaitu kelas XL, di mana ratusan peserta harus menuntaskan rute sejauh 350 mil alias 560 km tanpa bantuan sama sekali.

Ari Suryanto, cyclist asal Surabaya yang turun di kelas 100 mil kategori usia 40-49 tahun

Briefing untuk kelas utama, 200 dan 100 mil, diselenggarakan sore harinya. Saat briefing itu, trio Indonesia bertemu dengan Ari Suryanto. Dia adalah pria asal Indonesia yang sudah 20 tahun menetap di Amerika, tinggal di kawasan Washington DC.

Ari mendaftar di kelas 100 mil, dan baru datang di Kansas Jumat pagi itu. Dia juga harus naik mobil satu jam menuju Emporia, karena hanya bisa mendapatkan penginapan di kota Topeka (ibu kota Kansas). "Hotel semua sudah penuh di sekitar Emporia. Saya terlambat mencari penginapan," tuturnya.

Usut punya usut, Ari aslinya Arek Suroboyo. "Saya asal Ngagel," ungkapnya.

Trio Indonesia pun bercanda, hanya Arek Suroboyo yang wani (berani) ikut Unbound Gravel. Karena semua peserta Indonesia adalah dari Surabaya!

Ini berarti, akan ada dua cyclist Indonesia di kelas 200 mil (John Boemihardjo dan Azrul Ananda), lalu ada dua lagi di kelas 100 mil (Johnny Ray dan Ari Suryanto).

Ari Suryanto bertukar suvenir dengan Azrul Ananda dan Johnny Ray 

Setelah makan malam bersama, Ari memberikan suvenir kaus komunitas gowesnya kepada Azrul dan Johnny Ray. Bertuliskan "Sing Penting Gowez Virginia."

"Setelah tahun ini, saya kira mulai tahun depan akan lebih banyak orang Indonesia yang mencoba ikut event ini," ucap Ari, yang menargetkan finis 100 mil atau 160 km itu dalam waktu delapan jam.

Keempat cyclist Indonesia ini lantas berpisah, Ari harus nyetir ke hotelnya di Topeka. Berjanji ketemuan lagi di tempat start, pagi-pagi gelap di Emporia Kansas. 

Untuk kelas 200 mil, total jarak resminya adalah 206 mil atau lebih dari 330 km. John berharap bisa finis dalam 13 jam, sedangkan Azrul berharap bisa menuntaskannya dalam 15 jam. Yaitu sebelum matahari terbenam, pukul 21.00. 

"Semoga tidak ada masalah teknis besar pada sepeda, sehingga kami bisa menuntaskan event ini dengan baik. Urutan berapa buat saya tidak penting, saya akan lebih konservatif menjaga pace. John punya target lebih berat, tapi saya yakin dia mampu," pungkas Azrul. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 44

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto-foto: Emka Satya/DBL Indonesia

Populer

Bromangge Usung Misi Bangkitkan Pariwisata Palu
Headphone yang (Lebih) Aman untuk Cycling
Produsen Ban Mobil Serbu Pasar Sepeda
Pestanya Cyclist Cewek Thailand
Bersepeda Membuat Jantung Makin Sehat
United Bike dan Patrol Mengincar Amerika – Eropa, Polygon Riset E-Bike
Convercycle, Sepeda 2 in 1 
Grupset 13-Speed Rotor sekarang Ada untuk MTB
Truebike, MTB Monster dengan Roda 36 Inchi
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal