Penampilan cyclist itu sama seperti peragawan-peragawati. Harus matching dan “enak dilihat” dari atas sampai bawah. Salah satu faktor yang menentukan adalah celana sepeda dan kaos kaki.
Dan ini ada aturannya, dalam Velominati #27 : Shorts and socks should be like goldilocks. Terjemahan mudahnya adalah, jarak antara celana dan kaos kaki harus pas. Tidak terlalu panjang, tidak terlalu pendek. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Just nice!
Seberapa yang disebut “pas” itu?. Tidak ada ukuran pasti karena panjang paha (dan kaki) setiap orang pasti berbeda. Tapi ada sedikit ukuran. Garis gripper paha harus berada di antara tengah paha dan bagian bawah otot rectus femora. Karena paha cyclist pasti berotot di area ini sehingga akan membanggakan apabila "dipamerkan". Apabila celana terlalu panjang, maka otot ini akan tertutup penuh oleh celana, kurang keren!
Posisi gripper celana di paha harus berada di antara tengah paha dan bagian bawah otot rectur femoris.
Apabila celana sepeda itu kepanjangan, sebaiknya gripper bawah yang di paha dinaikkan. Posisikan pas di antara tengah paha dan bagian bawah otot rectus femora.
Untuk kaos kaki, tidak disarankan menggunakan kaos kaki sepak bola yang tinggi itu. Atau terlalu pendek di bawah mata kaki seperti pemain tenis. Menurut Velominati, kaos kaki harus setinggi 5 – 12 cm dari mata kaki. Yuk, cek penampilan kita agar "enak dilihat" (mainsepeda)
Kaos kaki tinggi seperti ini tidak disarankan oleh Velominati #27.
foto : dewo pratomo, ratjoen cc malang