Viviani dan Groenewegen, Sprinter “Panas” 2018

| Penulis : 

Persaingan sprinter 2018 tampaknya bakal jadi superseru di arena WorldTour. Nama-nama senior seperti Andre Greipel (Lotto-Soudal), Mark Cavendish (Dimension Data), Alexander Kristoff (Team UAE Emirates), juga John Degenkolb (Trek-Segafredo) masih sangat mampu meraih kemenangan.

Marcel Kittel (Katusha-Alpecin) juga masih menjadi ancaman besar bagai siapa pun. Dan siapa pun tidak boleh meremehkan si jagoan serba bisa: Sang juara dunia tiga kali Peter Sagan (Bora-Hansgrohe).

Sedangkan dari barisan muda, masih ada Caleb Ewan (Mitchelton-Scott) dan Fernando Gaviria (Quick-Step Floors).

Nah, menuju persaingan 2018, mari kita tambahkan dua nama lagi: Elia Viviani (Quick-Step Floors) dan Dylan Groenewegen (LottoNL-Jumbo). Di awal tahun ini, keduanya sudah menunjukkan tanda-tanda bakal bikin gereget!

Elia Viviani Makin Matang

Nama Elia Viviani sebenarnya bukan nama baru di ajang bunch sprint. Selama ini dia mungkin lebih dikenal sebagai “sprinter tanggung”. Tapi itu mungkin bukan karena salahnya, melainkan karena dia selalu berada di tim di mana kemenangan etape datar bukanlah prioritas.

Hingga tahun lalu misalnya, dia bergabung di Team Sky, tim yang mengutamakan general classification (GC), sehingga para sprinter sering harus berjuang sendirian mencari celah setiap ada adu meledak menuju finish.

Bersama Team Sky, Viviani sukses mengejar target utamanya, meraih medali emas di arena track di Olimpiade Rio. Setelah itu, dia mengejar mimpi lain sebagai sprinter tangguh. Karena itu dia meninggalkan tim Inggris tersebut, pindah ke Quick-Step Floors yang dikenal punya sprint train (pasukan tukang tarik) dahsyat.

Ya, di Quick-Step dia harus berbagi perhatian dengan Gaviria. Namun dia merasa tidak masalah, karena keduanya tidak harus bersamaan. Misalnya, Viviani akan jadi peluru utama di Giro d’Italia, di negerinya sendiri, sedangkan Gaviria bisa dijadikan andalan di Tour de France.

Awal tahun ini, Viviani membalas kepercayaan Quick-Step dengan dua kemenangan meyakinkan. Berupa satu kemenangan sprint di Etape 3 Tour Down Under di Australia, plus kemenangan etape datar di Dubai Tour pada Rabu, 5 Februari lalu (pas di hari ulang tahunnya ke-29!).

Sukses di Dubai ini penting, karena hampir semua nama besar sprint ada di sana.

Viviani mengaku tahun ini dia punya motivasi super. “Tahun ini saya tidak akan punya alasan untuk kalah. Saya punya tim yang begitu kuat. Sembilan kali dari sepuluh kesempatan, mereka akan menempatkan saya di posisi terbaik untuk meraih kemenangan,” paparnya.

Karena tidak lagi harus jadi sprinter freelance (cari celah sendiri), Viviani memasuki 2018 dengan pola latihan berbeda. Menyesuaikan dengan situasi di mana akan ada pasukan hebat mengantarkannya sampai 100-200 meter menjelang garis finish.

“Dulu saya selalu mencoba memaksimalkan short sprint dengan power maksimal. Sekarang mencoba menjadi lebih kuat pada 250 meter terakhir karena di sanalah (rekan setim) akan melepas saya. Saya tidak lagi mengutamakan sprint 10 detik, melainkan kekuatan selama 20 detik,” jelasnya. 

Dylan Groenewegen Kuda Hitam di Mana-Mana

Usianya masih 24 tahun, dan berada di tim LottoNL-Jumbo yang cenderung low profile. Tak heran bila tidak banyak orang menjagokan Groenewegen seperti Caleb Ewan atau Fernando Gaviria.

Padahal, pembalap Belanda ini merupakan salah satu calon superstar sprint dunia. Dan dia sudah membuktikan kemampuan untuk memenangi lomba bergengsi. Tahun 2017 lalu, di etape penutup Tour de France di jalanan Champs-Elysees, dialah pemenangnya!

Awal tahun ini, Groenewegen kembali membuat orang memberi perhatian. Di Dubai Tour, melawan para bintang sprint dunia lain, dia merebut etape pembuka, Selasa 4 Februari, secara meyakinkan.

LottoNL-Jumbo sekarang mencoba menambahkan pasukan tukang tarik untuk Groenewegen. Kalau tim ini makin menyatu, jangan heran kalau namanya yang sulit dibaca itu (bagi kita paling tidak) akan sering muncul di televisi dan berita sebagai juara!

“Saya telah menang di Champs-Elysees. Itu kemenangan sangat besar, terbesar dalam karir saya. Saya bisa menang lagi, melawan para sprinter terbaik. Saya bisa mengalahkan mereka,” katanya di Dubai dengan penuh percaya diri. (mainsepeda)

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Swap Meet Pertama di 2020, Berhasil Jual Brompton Explore
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir
Tao Geoghegan Hart Juara Overall, Filippo Ganna Sapu Time Trial
Podcast Main Sepeda Eps 37: Etika E-Bike, untuk Transportasi atau Sport?
Inikah Tahun Richie Porte Juara Tour de France?
Kuat Berkat Indoor Training