Ketika sepeda-sepeda aero makin lama jadi makin “mirip” antara satu sama lain, Trek terus berani melakukan pengembangan. Pada 2015, Trek Madone 9 membuat banyak orang kagum, karena tergolong paling ringan dan menggunakan fitur “suspensi” IsoSpeed Decoupler, meningkatkan kenyamanan pengendaranya.

Tahun ini, pada 7 Juli, serentak di seluruh dunia dan bertepatan dengan dimulainya Tour de France 2018, perusahaan asal Amerika Serikat itu memperkenalkan Trek Madone SLR. Sepeda aero yang semula sulit untuk dibuat makin canggih, sekarang kembali bikin orang berdecak kagum!

Trek Madone SLR dilaunching serentak tanggal 7 Juli di dunia, termasuk di Surabaya. 

Penggemar sepeda, khususnya road bike, mungkin memahami betapa semakin “mirip”-nya sepeda-sepeda aero zaman sekarang. Sekilas, dari samping, kalau tidak ada mereknya, semakin sulit membedakan mana yang mana.

Apalagi tahun 2018 ini. Sepeda-sepeda aero yang baru dirilis rata-rata mengeksklusifkan diri menggunakan disc brake, dengan fitur-fitur lain yang juga mirip (dan belum tentu baru). Misalnya stem dan handlebar yang integrated, tapi bisa lepas pasang atau disesuaikan posisinya untuk kebutuhan pengendara.

Handlebar dan stem masih integrated tapi bentuknya lebih ergonomis dan posisi bisa disetel.

Sekilas saja, Trek Madone SLR sudah terlihat beda dengan produk kompetitor. Bentuknya lebih pipih besar, melanjutkan bentuk Madone 9. Handlebar dan stem-nya juga masih integrated, tapi bentuknya lebih ergonomis, dan posisi bisa di-adjust.

Lalu apa bedanya? Nah ini yang harus diapresiasi, karena Trek seolah berani “sendirian” melangkah.

Pertama, Trek Madone SLR tidak harus disc brake. Versi rim brake-nya juga ada. Untuk versi rim brake, bedanya ada pada rem depan. Kalau sebelumnya ada di depan, sekarang ada di belakang fork. Ini membantu bentuk bagian depan jadi lebih ramping, lebih “aero.”

Versi disc brake tentu menawarkan pengereman lebih pakem. Tapi masih terlihat sangat “bersih” karena tidak ada satu pun kabel terlihat!

Trek Madone SLR tersedia versi disc brake dan rim brake.

Kedua, dan ini yang paling hebat, adalah evolusi dari IsoSpeed Decoupler. Pada Madone 9, “ayunan” diraih dari desain seat post “ganda.” Yang bagian dalam mengayun, yang bagian luar pipih dan aero (seperti fairing menutupi seat post).

Pada Madone SLR, tumpuan “ayunan” dibebankan kepada top tube dan seat tube. Fitur itu terlihat jelas di bagian bawah top tube, seolah ada lempengan tambahan di situ. Kenapa di situ? Karena itu dibutuhkan untuk menjadikan sistem suspensi ini adjustable.

Ya, pada Madone SLR, pengendara bisa memutuskan seberapa keras atau lunak tunggangannya. Menurut data Trek, dengan sistem baru ini, sepeda bisa mencapai 17 persen lebih nyaman dari Madone 9, atau disetel menjadi 21 persen lebih kaku. Tinggal coba-coba dan rasakan.

IsoSpeed Decoupler Trek Madone SLR di bawah top tube diklaim bisa disetel lebih nyaman 17 persen atau lebih kaku 21 persen dibandingkan Madone 9.

Fitur ini diadopsi Trek dari sepeda endurance mereka, Trek Domane SLR. Namun pada Domane SLR, penyesuaian dilakukan pada bagian seat tube.

Menurut Trek, kenyamanan di bagian belakang ini semakin diseimbangkan dengan kenyamanan di bagian depan. Tapi bila pada Domane SLR mereka memasang IsoSpeed, pada Madone SLR mereka melakukannya dengan desain kokpit baru yang lebih nyaman.

Bagi yang berminat, pilihan geometri juga dibuat lebih sederhana. Dulu ada versi H1, dengan head tube pendek, bagi yang ingin posisi agresif. Lalu ada H2, dengan head tube lebih tinggi, bagi yang ingin lebih nyaman atau badannya kurang fleksibel. Pada Madone SLR, sekarang hanya ada satu pilihan, yang H1.5, alias “tengah-tengah.”

Tinggal memilih stem untuk mencapai posisi yang diinginkan, misalnya yang negatif untuk lebih agresif.

Pilihan tinggi head tube hanya ada satu yaitu H1.5 alias tengah-tengah bukan lagi H1 atau H2.

Trek tidak punya geometri khusus perempuan, jadi frame Madone SLR bersifat unisex. Tapi ada versi full bike yang dibuat untuk perempuan, membedakannya menggunakan komponen-komponen yang dianggap lebih sesuai untuk perempuan.

Dengan segala perubahan ini, bagaimana dampaknya terhadap bobot? Sebagai salah satu sepeda aero paling ringan, Trek tidak mau mengganggu keunggulan ini. Overall, dengan fitur lebih kompleks, Madone SLR bobotnya kurang lebih sama dengan Madone 9. Secara frame set selisih tak sampai 100 gram, secara full bike bisa sama (bahkan bisa lebih ringan dengan pilihan komponen khusus).

Terakhir, agar sepeda jadi makin eye catching, Trek menawarkan warna khusus di bawah bendera Project One ICON. Sulit menjelaskannya, tapi pada dasarnya bermain glitter. Di foto sangat sulit disampaikan secara utuh, tapi kalau dilihat langsung, wow, bikin takjub dan terlihat sangat mewah!

Azrul Ananda bersama Trek Madone SLR Project One ICON yang mempunyai warna fantastis dengan gliter. 

In conclusion, Trek Madone SLR merupakan evolusi yang patut diapresiasi, di saat sepeda-sepeda aero lain terlihat semakin mirip antara satu sama lain. Secara data aerodinamika, semua produsen boleh mengklaim dirinya yang paling cepat membelah angin. Tapi mungkin hanya Trek yang bisa bilang: Kami punya sepeda aero canggih yang paling nyaman! *

 Foto : Dewo Pratomo

 

Populer

Celilo High Climber: Luar Kayu Dalam Karbon
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Ada Campagnolo Super Record 12-Speed EPS di Tour Down Under
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Primoz Roglic Dominasi Time Trial, Akhirnya Raih Red Jersey
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Tim-Tim WorldTour Mana yang Ganti Sepeda untuk 2020?