Setelah 12 etape berlalu di Tour de France (TdF) 2018, Team Sky berada dalam posisi unik. Dua pembalapnya berada di puncak general classification (GC), tapi tidak dalam urutan yang diperkirakan sebelum lomba.

Geraint Thomas, yang seharusnya jadi andalan cadangan, kini mengenakan yellow jersey. Christopher Froome, yang seharusnya jadi kapten utama, berada di urutan dua, tertinggal 1 menit dan 39 detik.

Thomas sudah merebut juara di dua etape (11 dan 12), sedangkan Froome kehilangan kebanyakan waktunya saat terjatuh di etape pembuka, 7 Juli lalu.

Christopher Froome (Team Sky) juara Tour de France empat kali yang masih jadi unggulan utama timnya.

Di belakang mereka, praktis hanya Tom Dumoulin (Team Sunweb) yang paling mengancam. Karena hanya tertinggal beberapa detik di belakang Froome. Unggulan lain sudah kehilangan bermenit-menit, atau sudah mundur dari lomba karena sakit atau cedera.

Dengan sembilan etape masih tersisa, dan sejumlah etape gunung masih harus dilalui, situasi ini tentu masih sangat bisa berubah. Dan sampai usai Etape 12 di Alpe d’Huez, Thomas masih menyebut Froome sebagai andalan utama meraih juara saat TdF berakhir 29 Juli mendatang.

Alasannya sederhana: Thomas belum teruji ketangguhannya dalam sebuah grand tour yang berlangsung tiga pekan. Froome sudah jadi juara TdF empat kali, juara Giro d’Italia dan Vuelta a Espana masing-masing sekali. Plus podium-podium lain.

Kenyataan itu juga disampaikan Tim Kerrison, pelatih Team Sky asal Australia, via Ridemedia. Dia menegaskan, posisi timnya sekarang adalah “fantastis” tapi tetap harus hati-hati. Tim harus benar-benar mengevaluasi perkembangan setiap hari.

Khususnya dalam memantau kondisi Thomas.

Geraint Thomas (Team Sky) saat ini mengungguli Chris Froome di General Classification TdF 2018 setelah memenangkan etape 11 dan 12.

“Dia (Thomas) adalah salah satu atlet paling berkomitmen dan bekerja keras yang pernah saya kenal. Dia terus berkembang dan dia berada di level yang belum pernah dia capai sebelumnya. Kami tidak terkejut karena kami tahu seberapa keras dia bekerja. Dan dia punya latar belakang luar biasa: Dua medali emas Olimpiade (di velodrome) sebelum benar-benar turun ke road racing,” tuturnya.

Kerrison menambahkan, sekarang Team Sky akan melihat bagaimana badan dan performa Thomas bisa bertahan hingga pekan terakhir. Apalagi sambil menanggung beban mengenakan yellow jersey.

“Setiap Tour itu beda, setiap Tour menyuguhkan situasinya sendiri-sendiri. Dia (Thomas) lebih matang dan dewasa, kondisi badannya lebih baik dari sebelumnya. Tentu saja ini akan menjadi sesuatu yang akan diperhatikan semua orang pada sembilan etape yang tersisa. Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk me-manage itu dan membantunya menjaga kondisi,” jelasnya.

Kerrison juga bilang tidak khawatir atas persaingan internal. Thomas dan Froome sudah bersama begitu lama, sudah saling mengenal begitu baik. Delapan tahun bersama di Team Sky dan sebelumnya dua tahun bersama di Barloworld.

Sangat beda dengan pada 2012, saat Bradley Wiggins dan Chris Froome berada di posisi 1-2, dan waktu itu keduanya menjadi bermusuhan. “Situasi sekarang sangat tenang. Sangat tenang,” akunya.

Yang utama, tegas Kerrison, adalah bagaimana Team Sky me-manage situasi hari demi hari. “(Setiap hari) kami akan mengevaluasi situasi dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk memaksimalkan peluang memenangi lomba ini. Toh pada akhirnya kami ingin memenangi lomba ini,” tandasnya. (mainsepeda)

 

Foto: Durango Herald, News Hub, Twitter Team Sky.

Populer

Pesona Selo “Ring of The Fire”, Sensasi Menanjak Membelah Merapi dan Merbabu
Bananabotcage , Bawa Pisang Semudah Bidon  
FSA dan Ritchie Sembunyikan Kabel di Semua Sepeda
WX-R Vorteq Tokyo Edition: Pinarello Jadi Terkesan Murah
Sentuhan Baru Cannondale di EF Education First Pro Cycling
Sebentar Lagi, Era Ban Airless dan Anti Bocor?
Bosan Gowes di Jalan? Ke Laut Aja…
Liv EnviLiv Disc Brake, Sepeda Aero Khusus Perempuan
Nasi Ampok Mengakrabkan Anggota Harmoni Cycling Club Kediri
Tiga Komunitas di Salatiga Bikin Gowes 300 Km ke Surabaya