Ada satu nama yang familiar di balapan UCI Road World Championship kategori ITT Men Elite . Dia adalah Dealton Nur Arif Prayogo. Ya, pembalap asal Banyumas, Jawa Tengah ini mewakili Indonesia di ajang pencarian pembalap terbaik dunia, hari Rabu, 26 September di Innsbruck, Austria.

Ajang yang dimenangkan oleh Rohan Dennis dari Australia ini telah memberikan pengalaman berharga untuk Dealton. “Tidak menyangka saya bisa berada di sini. Satu lintasan dengan pembalap kelas dunia yang selama ini hanya bisa saya lihat di TV saja,” tukas pemuda 24 tahun ini.

Dealton mengaku tegang, senang, bangga sekaligus bersemangat saat dirinya start pukul 14.15 siang waktu setempat (pukul 19.15 WIB) itu. “Pasrah saja, berikan yang terbaik. Udaranya terlalu dingin untuk saya. Suhunya berbeda dengan yang diinfokan oleh aplikasi accuweather yang saya download di HP saya saat di Indonesia,” tuturnya.

Menjalani trek sejauh 52,2 km itu Dealton tampil konstan dengan average speed 39.09 km/jam dengan sepeda TT Giant Trinity.

“Treknya sangat berat karena panjang dan berangin keras. Ada tanjakan sejauh lima kilometer dengan gradien rata-rata tujuh persen hampir di penghujung akhir. Jadi tidak boleh “habis” di awal agar masih punya power untuk tanjakan di Gnadenwald itu. Saya push diri semaksimal mungkin hingga muntah-muntah saat finis,” tutur Dealton yang mengukir waktu 1 jam 20 menit 36 detik.

Ini artinya, Dealton finis setelah 17 menit 33 detik dari Rohan Dennis, sang juara dunia 2018. “Tidak perlu dirisaukan apapun hasilnya, kita wajib bangga pada Dealton yang sudah berani tampil di ajang balapan kelas dunia seperti ini membawa nama Indonesia,” tutur Roy Aldie Widhijanto, pentolan KGB (Kelapa Gading Bikers) Jakarta yang menemani dan mempersiapkan Dealton.

Apalagi, Dealton bukan paling akhir. Di belakangnya, ada pembalap dari Hong Kong, Chiu Ho San yang membutuhkan waktu lebih lambat setengah menit dari Dealton untuk menyelesaikan rute ITT yang start dari kota Wittens ke Innsbruck itu.

“Benar-benar pengalaman tidak terlupakan seumur hidup saya. Ini bukan main-main. Ini balapan kelas dunia dan nama saya tercantum di hasil lomba itu selamanya,” ucapnya.

Tak lupa, pria kelahiran 27 November 1993 ini berterima kasih kepada teman-teman di Indonesia yang sangat mendukung. Juga Roy dari Kelapa Gading Bikers (KGB) yang terus mendampingi dan memberi program latihan.

“Terima kasih pada RFP, Conato, V-Kool, dan Wdnsdy telah mewujudkan mimpi saya balapan di UCI Road World Championship ini,” tutupnya. (mainsepeda)

Foto : Roy Aldrie Widhijanto

 

 

Populer

Brompton Explore, Senjata Baru untuk Penggemar Turing
Rayakan Ulang Tahun Muljo Rahardjo dan Kukuhkan Anggota Baru
Cyclist Disarankan Menggunakan Masker Saat Bersepeda
Mondraker F-Carbon RR SL Full Suspension MTB Berbobot 9 kg!
Bersepeda Temukan “Saudara” Se-Indonesia
Sepeda Berlapis Emas, Hadiah Ulang Tahun Ernesto Colnago
Juara Dunia Lima Kali Comeback di Banyuwangi International BMX 2019
Look T20: Senjata Buatan Prancis untuk Olimpiade Tokyo
Sepuluh Sepeda Favorit Saya (Hingga Saat Ini) - Seri 1
Jakarta dan Bandung Mulai Memperbanyak Jalur Sepeda