Momen bersepeda itu harus diabadikan. Apalagi saat mengikuti even menanjak paling bergengsi, Herbana Bromo KOM Challenge hari Sabtu, 16 Maret. Untuk itu, panitia akan all out membentuk tim yang solid untuk dokumentasi video dan foto.
Menurut Yudo Herman, kordinator tim videography, gowes menanjak di Bromo ini sangat indah dan menantang timnya. “Semua tahu Bromo itu indah. Dan semua juga tahu bahwa gowes menanjak itu berat. Tim kami harus bisa mendapatkan dua-duanya secara langsung saat Herbana Bromo KOM Challenge,” tuturnya.
Apalagi momen itu tidak bisa diulang. Sekali cyclist melewati spot tertentu dan tidak terekam video maka hilanglah kesempatan. “Berulang kali kami survei agar bisa menemukan spot terbaik untuk merekam semua aksi cyclist,” bilangnya.
Tak hanya videographer yang berusaha merekam momen terbaik 1.148 cyclist peserta Herbana Bromo KOM Challenge, tim fotografer yang dikomando oleh Dika Kawengian juga tertantang untuk memotret seluruh aksi cyclist.
Yudo, Dika dan tim OtakOtak even organiser berulang kali melakukan survei lokasi di Wonokitri, Bromo. Seusai mengikuti even Herbana Bromo KOM Challenge, seluruh peserta dapat mengakses foto dirinya di www.mainsepeda.com mulai hari Senin, 18 Maret.
Jadi, seluruh cyclist silakan tampil secantik, seganteng dan sebaik mungkin sepanjang rute Herbana Bromo KOM Challenge. “Bukan tidak mungkin fotografer dan videographer akan sembunyi dan menjepret secara candid agar bisa mendapatkan ‘emosi’ wajahnya saat menanjak,” tutup Dika. (mainsepeda)