Benarkah Ban 25 Mm Lebih Cepat dari 23 Mm?

| Penulis : 

Selama puluhan tahun, orang mengira ban yang lebih kurus dan keras adalah ban paling cepat. Semakin kurus, seperti lebar 19 mm, dianggap bisa membelah angin lebih baik. Semakin keras, dipompa 120 psi atau lebih, dianggap membantu roda berputar (roll) lebih mudah.

Ternyata, itu belum tentu benar.

Dalam beberapa tahun terakhir, para produsen sepeda dan ban menunjukkan kalau lebih lebar dan tidak terlalu keras justru membantu kita melaju lebih cepat!

Awalnya, ban 23 mm menjadi ban pilihan utama. Tapi belakangan, ban paling populer untuk road cyclist justru ukuran 25 mm. Hampir semua pembalap dunia kelas WorldTour sekarang memakai 25 mm. Bahkan bisa melebar lagi ke 26 atau 28 mm.

Tapak Ban 23 mm (foto : schwalbe)

Kabar terakhir dari industri, penjualan ban 28 mm sudah mengalahkan ban 23 mm.

Mengapa ban yang lebih lebar itu bisa lebih cepat? Jawabannya ada pada tiga hal: Rolling resistance, kenyamanan, dan aerodinamika.

Yang pertama, rolling resistance. Maksudnya, tahanan yang dihadapi roda saat menggelinding ke depan.

Setiap ban, saat sepeda ditunggangi orang, pasti memiliki bagian yang flat (datar tertekan) saat menapak jalan. Kalau bannya kurus, maka tapak datarnya adalah panjang dan kurus. Sedangkan ban yang lebih lebar, tapaknya pendek dan lebar. Alhasil, ban yang tapaknya lebih pendek akan lebih mudah menggelinding. Jadi, ban 25 mm bisa menggelinding lebih mudah daripada ban 23 mm.

Video: Flo Wheels

Kemudian soal kenyamanan. Percuma cepat kalau keras, sehingga penunggangnya cepat lelah. Ban yang lebih lebar menawarkan kenyamanan ekstra, karena tidak perlu dipompa sekeras ban kurus.

Dan soal aerodinamika, ternyata ban lebih lebar belum tentu lebih buruk dalam membelah angin. Tinggal bagaimana mengkombinasikannya dengan wheel/rim. Belakangan, trennya adalah wheel/rim yang makin lebar tapaknya. Sehingga ban lebar bisa “menyatu” lebih rapi dengan rim. Kalau begini, maka ban itu bisa membelah angin dengan sangat baik, karena menjadi “satu bagian” dengan rim.

Jangan pernah lupa pula, kalau tahanan angin terbesar adalah badan sang cyclist! Seaerodinamis apa pun sepeda dan aksesorinya, 70-80 persen tahanan angin utama saat bersepeda adalah badan kita sendiri.

Tentu, ada argumen yang bilang ban lebih lebar juga berarti lebih berat. Untuk hal ini, jawabannya sederhana. Selisih berat untuk sepasang ban antara 23 mm dengan 25 mm paling hanya 40 gram. Sangat-sangat minimal, sangat-sangat tidak berarti kalau dibandingkan dengan kecepatan dan kenyamanan yang ditawarkan!

Tapak Ban 25 mm (foto : schwalbe)

Kemudian, seberapa lama tren ban 25 mm ini akan bertahan? Apakah akan kembali melebar? Sejauh ini, belum ada tanda-tanda peloton balap dunia akan memilih ban 28 mm sebagai standar baru. Tapi dengan semakin populernya pemakain disc brake, yang memberi ruang ekstra untuk ban, jangan kaget kalau ke depan akan terus melebar.

Dan mungkin, ban 28 mm justru lebih populer untuk non-pembalap untuk latihan sehari-hari. Mengingat kondisi jalan tidak selalu mulus, apalagi di negara seperti Indonesia. (mainsepeda)

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Ada Campagnolo Super Record 12-Speed EPS di Tour Down Under
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Tim-Tim WorldTour Mana yang Ganti Sepeda untuk 2020?
Swap Meet Pertama di 2020, Berhasil Jual Brompton Explore
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir