Debut Kemenangan Tiesj Benoot di Strade Bianche

| Penulis : 

Seorang calon superstar berhasil meraih kemenangan WorldTour pertamanya di kawasan Tuscany, Italia, Sabtu (3 Maret). Tiesj Benoot, pembalap berusia 23 tahun asal Belgia, menunjukkan kekuatan dan potensi masa depan istimewa dengan memenangi Strade Bianche.

Dalam balapan 184 km yang dibumbui cuaca dingin dan jalanan berlumpur sisa hujan dan salju (plus jalanan berkerikil), Benoot mampu memburu para pesaingnya, lalu melarikan diri untuk meraih kemenangan.

Foto : bicitv

Pembalap Lotto-Soudal itu mengalahkan bintang Prancis Romain Bardet (AG2R La Mondiale) dan juara dunia cyclocross Wout Van Aert (Veranda’s Willems Crelans).

Sebenarnya, Bardet dan Van Aert sempat melarikan diri berdua. Tapi Benoot mampu mengejar. Kemudian, hanya dengan 12,3 km tersisa, Benoot tancap gas dan meninggalkan semua pesaing di tanjakan berkerikil terakhir.

Foto: cyclingstages

Saat masuk kawasan finis di pusat kota Siena, di Piazza del Campo, Benoot praktis sendirian. Dia melewati tanjakan curam tengah kota (maksimal 16 persen) dengan relatif santai, 39 detik di depan Bardet.

Badan dan sepeda Benoot tampak begitu kotor karena lumpur dan lain sebagainya. Usai lomba, Benoot mengaku bersyukur cuaca sedang buruk. Tanpa cuaca buruk, lomba akan berlangsung lebih cepat dan berat, dan dia belum tentu bisa mencuri kemenangan dari para unggulan.

“Saya suka cuaca buruk. Itu memberi saya peluang dan keuntungan,” tandasnya. “Saya belum lihat tayangannya di televisi. Saya kira pasti kelihatan crazy,” tambahnya.

Foto: Cyclingweekly

Benoot mengaku nyaman sepanjang lomba, tanpa stres. “Masalah terbesar adalah, kacamata saya penuh kotoran. Saya melepasnya, namun lantas mata saya yang penuh kotoran. Mata saya begitu merah, itu karena kotoran, bukan karena saya menangis bahagia,” pungkasnya.

Para unggulan lomba benar-benar tak bisa banyak bicara di Strade Bianche 2018. Peter Sagan (Bora-Hansgrohe) sebagai unggulan utama hanya mampu finis di urutan delapan. Secara kemampuan dia mungkin bisa menang, tapi statusnya sebagai unggulan membuatnya jadi “terkunci” di peloton. Sagan dan unggulan lain tidak bisa leluasa melarikan diri atau mengejar, karena segala gerak-gerik mereka jadi acuan semua pesaing. (mainsepeda)

Video: Cyclingtime

 

Hasil Strade Bianche 2018

(Top Ten, 184km)

1 Tiesj Benoot (Belgia) Lotto Soudal, 5 jam 03 menit 33 detik
2 Romain Bardet (Prancis) AG2R La Mondiale, + 39 detik
3 Wout Van Aert (Belgia) Veranda’s Willems Crelan, + 58 detik
4 Alejandro Valverde (Spanyol) Movistar Team, + 1 menit 25 detik
5 Giovanni Visconti (Italia) Bahrain-Merida, + 1 menit 27 detik
6 Robert Power (Australia) Mitchelton-Scott, + 1 menit 29 detik
7 Zdenek Stybar (Republik Ceko) Quick-Step Floors, + 1 menit 42 detik
8 Peter Sagan (Slovakia) Bora-Hansgrohe, + 2 menit 08 detik
9 Pieter Serry (Belgia) Quick-Step Floors, + 2 menit 11 detik
10 Gregor Mühlberger (Austria) Bora-Hansgrohe, + 2 menit 18 detik

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Swap Meet Pertama di 2020, Berhasil Jual Brompton Explore
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir
Tao Geoghegan Hart Juara Overall, Filippo Ganna Sapu Time Trial
Podcast Main Sepeda Eps 37: Etika E-Bike, untuk Transportasi atau Sport?
Inikah Tahun Richie Porte Juara Tour de France?
Kuat Berkat Indoor Training