Giro d’Italia 2019, yang dimulai Sabtu ini (11 Mei) di Bologna, menyuguhkan rute yang menyeramkan. Dua pekan terakhir hampir eksklusif untuk para pemburu juara overall, yaitu para climber. Bagi para sprinter, ini memberi prospek menakutkan.

Para sprinter itu tentu ingin merebut ciclamino jersey (ungu) sebagai juara point classification. Tapi, mereka hanya bisa merebutnya pada pekan pertama lomba. Kemudian, mereka harus “bertahan hidup” pada dua pekan terakhir, memastikan diri mencapai finis di ujung time trial Etape 21.

Ya, tidak banyak etape datar yang dirancang untuk para sprinter di Giro d’Italia edisi 102 ini. Etape pembuka Sabtu ini adalah time trial dan menanjak. Etape kedua mungkin terlalu naik turun untuk berakhir dengan sprint.

Pada dasarnya, pada sepuluh hari pertama, hanya ada lima atau enam etape yang jelas-jelas untuk sprint!

Padahal, ada beberapa superstar sprinter hadir di Italia. Termasuk juara nasional Italia, Elia Viviani (Deceuninck-QuickStep). Di Giro tahun ini, Viviani tampil dengan jersey baru. Biasanya, warna bendera Italia diaplikasikan secara horisontal. Kali ini justru vertikal.

Walau minim kesempatan untuk meraih kemenangan, Viviani mengaku akan tampil habis-habisan untuk menghormati jersey-nya. “Memenangi etape (Giro) mengenakan jersey (juara nasional) adalah salah satu target saya,” tandasnya.

Tahun lalu, Viviani menang empat etape di Giro. Tahun ini dia tidak akan kecewa kalau tidak mampu memenangi sebanyak itu. Yang penting menang!

Dia pun menyebutkan nama-nama pesaing utama adu sprint. “Mungkin Caleb (Ewan) dan (Arnaud) Demare punya tim komplet untuk sprint, jadi mereka punya keunggulan di situ. Tapi rival terberat bakal Fernando (Gaviria),” ungkap Viviani.

Fernando Gaviria memang dijadikan andalan utama timnya, UAE Team Emirates, untuk meraih sukses di Giro d’Italia 2019. Tim itu tak punya climber untuk memburu general classification (GC), setelah Fabio Aru jatuh sakit. Mereka pun mencurahkan hampir 100 persen fokus untuk menolong Gaviria meraih kemenangan sprint. Apalagi, pada 2017, Gaviria sukses merebut point classification di lomba ini.

Sama seperti Viviani, Gaviria sangat ingin memaksimalkan semua peluang di Giro tahun ini. Walau jumlah peluangnya tidak banyak. Dan kalau ingin meraih jersey ungu, dia harus benar-benar super pada pekan pertama lomba. “Akan sangat sulit untuk meraih point classification. Karena bagian kedua Giro bakal eksklusif untuk para climber,” tegasnya.

Kandidat lain, Caleb Ewan, tentu ingin merebut kemenangan di etape-etape sprint di awal Giro. Bedanya dengan Viviani atau Gaviria, bintang Lotto-Soudal ini mungkin tidak terlalu memusingkan jersey ungu.

Sebab, beda dengan superstar lain, Ewan tahun ini juga ingin tampil di Tour de France, Juli nanti. Jadi, besar kemungkinan, begitu kesempatan untuk para sprinter habis, Ewan akan mundur dari Giro. Fokus menuju Juli nanti.

Tanda-tandanya memang begitu. Karena Lotto-Soudal tidak akan fokus untuk dia. Masih menurunkan time trialist Victor Campenaerts, serta breakaway specialist Thomas De Gendt untuk mencuri etape-etape TT dan tanjakan.

Giro d’Italia 2019 Sabtu ini akan dimulai dengan etape TT 8,2 km di Bologna, berakhir pula dengan TT lebih panjang di Verona, 2 Juni mendatang. Fokus utama tentu pada perebutan pink jersey sebagai juara overall. Tapi yang akan ditunggu juga: Mampukah para sprinter berakhir sampai akhir untuk merebut jersey ungu? (mainsepeda/habis)

Foto: Bettini Photo dan Getty Images 

 

 

 

Populer

Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
AG2R La Mondiale Ganti Pakai Sepeda Eddy Merckx
Adidas dan Colnago: Pernikahan Sneaker dan Cycling
Ada Campagnolo Super Record 12-Speed EPS di Tour Down Under
Wilier Zero SLR, Senjata Baru untuk Para Kambing Gunung
Siap Minggat dengan Brompton Explore (Unboxing dan First Ride)
Tips Memilih Lebar Handlebar yang Ideal
Swap Meet Pertama di 2020, Berhasil Jual Brompton Explore
Zipp 303 Firecrest Terbaru Tantang Kita Ubah Pola Pikir
Trek Emonda SLR 2021: Perfect untuk Pasar Asia