Bersepeda sudah memasyarakat. Di kota Jember, Jawa Timur-pun banyak klub sepeda tapi masih terpisah-pisah belum ada yang mewadahi. Mayoritas menggunakan mountain bike (MTB). Melihat hal itu, Agus Supriyadi ingin membuat wadah untuk sekitar 50 klub sepeda MTB yang beranggota lebih dari 1.000 cyclist ini. “Mereka tersebar di seluruh kabupaten Jember,” bilang Agus.

Akhirnya, November 2018, dideklarasikan sebagai hari jadinya Jember Mountain Bike atau JemberMTB. Jadi wadah ini merupakan sarana untuk saling komunikasi dan saling kenal.

“Sekaligus dengan adanya wadah ini, membuat Jember bisa mempunyai even gowes yang merangkul semua klub yang ada,” bilang Agus. Agus tidak mengharuskan semua klub ini untuk gowes bersama. Seluruh klub diijinkan gowes sesuai dengan jadwal masing-masing.

Tapi dalam satu tahun, setidaknya ada empat even yang diadakan atas nama JemberMTB. Tahun ini, sudah berjalan dua even. Pertama di bulan Januari diadakan oleh klub RCC yang diketuai oleh Indra. “Rute even pertama itu ke Slateng Sumberjambe,” tutur Agus.

Lalu disambung bulan April, giliran klub Myco yang diketuai oleh Edy Kancong mengadakan even dengan rute Kencong, desa Mlokorejo gunung Tembok.

Abbad Dirgantara, salah satu pengurus JemberMTB merasa bangga bahwa JemberMTB bisa membuat even yang heboh dan mengundang apresiasi dari Pemkab Jember.

“JemberMTB seri satu dan dua sangat meriah. Even itu diikuti lebih dari 3.000 cyclist!” bangganya. Yang sedang digodok saat ini adalah JemberMTB seri tiga di Puger. “Rencana di bulan September dan diadakan oleh klubnya Chairil Anwar,” tukas Agus.

Dan terakhir di tahun 2019 adalah JemberMTB seri 4 bakal diadakan oleh Hari Bunker dan Debonk dari klub BCC. “Bulan Desember tapi tanggalnya belum fix. Rencana acara di Garahan,” bilang Abbad.

Karena komunitas ini merupakan kumpulan dari cyclist dari klub yang berbeda maka saat diadakan survei rute even JemberMTB, banyak cyclist yang ikut serta.

Saat survei trek untuk even JemberMTB seri 2 yang panjangnya 30 km dengan elevasi 800 meter, banyak yang kelimpungan. “Banyak yang masih belum tahu medan. Ada Edy dari klub Cruiser Jember yang memiliki badan gendut harus setengah mati menaklukkan tanjakan. Tapi yang kurus aman-aman saja. Banyak cyclist lucu yang bisa tertawa-tawa sendiri melihat tingkah polah teman lain terjebak dalam medan berat,” celoteh Abbad bercerita.

Tak hanya even yang dibuat oleh JemberMTB tapi di bulan Ramadhan, mereka kompak menyumbang pembangunan Mesjid dan anak-anak panti asuhan. “Dibuka sumbangan sebesar 25 ribu atau 50 ribu bila ingin mendapatkan kaus. Jadi uang yang terkumpul disumbangkan ke panitia pembangunan Mesjid,” bilang Abbad.

Tentunya, mereka mengadakan gowes terlebih dahulu sejauh 15 km baru memberikan sumbangan ini. Komunitas yang tidak membedakan merek sepeda ini mempunyai semboyan Murah Meriah dan Sakduluran. Dengan adanya grup Whatsapp membuat komunikasi antar klub berjalan lancar.

“Sering mereka mengadakan gowes bersama antara klub janjian via WA grup itu. Menyenangkan sekali bergurau di grup karena mereka semua ramah serta sopan,” tutup Abbad. (mainsepeda)

 

 

 

 

 

 

 

Populer

Pesona Selo “Ring of The Fire”, Sensasi Menanjak Membelah Merapi dan Merbabu
Bananabotcage , Bawa Pisang Semudah Bidon  
FSA dan Ritchie Sembunyikan Kabel di Semua Sepeda
WX-R Vorteq Tokyo Edition: Pinarello Jadi Terkesan Murah
Sentuhan Baru Cannondale di EF Education First Pro Cycling
Sebentar Lagi, Era Ban Airless dan Anti Bocor?
Bosan Gowes di Jalan? Ke Laut Aja…
Liv EnviLiv Disc Brake, Sepeda Aero Khusus Perempuan
Nasi Ampok Mengakrabkan Anggota Harmoni Cycling Club Kediri
“Meditasi” ala Endot, Turing Ribuan Kilometer dengan Sepeda Lipat