Balapan paling bergengsi di dunia, Tour de France, siap berlangsung lagi akhir pekan ini. Kamis malam lalu (4/7, Jumat dini hari WIB), pesta perayaannya sudah diselenggarakan di pusat kota Brussels, Belgia.
Ya, Tour de France 2019 akan dimulai di Belgia. Dua etape pembuka diselenggarakan di negara yang menggilai olahraga sepeda ini. Momennya memang pas. Tahun ini adalah 50 tahun peringatan sukses pertama Eddy Merckx di Tour de France.
Eddy Merckx merupakan “Michael Jordan”-nya balap sepeda. Telah memenangi total 525 lomba dalam karirnya, dalam berbagai medan dan format. Legenda Belgia itu pun mendapat sambutan khusus dalam acara team presentation di Brussels.
Bagi tim-tim peserta, acara perkenalan itu mungkin adalah momen tenang terakhir sebelum lomba dimulai. Etape pembuka sudah berlangsung Sabtu ini (6/7), dan persaingan akan terus berlanjut hingga etape ke-21 di Paris, 28 Juli mendatang.
Biasanya, suasana hati para pembalap di etape pembuka, bahkan pekan pembuka, adalah “nervous.” Etape-etape terberat memang baru akan dihadapi pada pekan terakhir. Tapi, pada pekan pertama, segalanya masih cenderung chaos.
Jumlah peserta masih utuh. Kondisi semua peserta sedang fit-fit-nya. Kecepatan pun jadi cenderung lebih tinggi, dan semua ingin berebut mendapatkan posisi di depan peloton. Tim-tim sprinter ingin terus di depan. Tim-tim climber ingin kaptennya terus aman di depan.
Biasanya, momen-momen seperti inilah yang mengakibatkan terjadinya banyak kecelakaan tak terduga. Banyak bintang harus jadi korban di awal lomba.
Tahun lalu misalnya, Chris Froome terhambat kecelakaan dan kehilangan 51 detik di pekan pertama. Alhasil, dia pun terus ketinggalan sampai akhir dari rekan setim sendiri, Geraint Thomas.
Etape pembuka Sabtu ini, mungkin sudah akan menyuguhkan kejutan tidak menyenangkan seperti itu. Rutenya 194,5 km, melewati jalanan-jalanan sempit dan berbatu Belgia yang menantang. Antara lain melewati dua tanjakan pendek yang kondang, Bosberg dan Muur van Geraaardsbergen (Kapelmuur).
Walau melewati jalanan menantang, etape ini seharusnya berakhir dengan bunch sprint. Kalau menonton, jangan lewatkan 20 km terakhirnya. Karena saat itulah situasi paling genting terjadi.
Profil Etape 1 Tour de France 2019.
Speed-nya sangat tinggi, mungkin selalu di atas 55 km/jam. Tim-tim sprinter mulai menata “kereta” di depan. Tim-tim climber tidak ingin digeser mundur, mereka ingin memastikan kaptennya aman hingga 3 km sebelum finis. Karena saat itulah, waktu dinetralisir, dan catatan waktu semua dianggap aman.
Ending etape pembuka ini bakal menjadi tontonan yang sangat mendebarkan!
Beberapa tim sudah melingkari etape ini sebagai target utama. Khususnya, tentu saja, para tim sprinter. Deceuninck-QuickStep mungkin yang paling ambisius.
Elia Viviani (Deceuninck-QuickStep).
“Saya tak tahu berapa sprint akan saya jalani di Tour ini, tapi saya tahu yang pertama adalah target utama. Saya tahu etape pertama dan terakhir adalah yang paling penting dan paling indah bagi para sprinter. Tentu kami punya rival berat, jadi kami harus bisa perfect,” kata Elia Viviani, peluru andalan Deceuninck-QuickStep.
Siapa pun yang memenangi etape pembuka, dialah yang akan mengenakan jersey kuning pertama Tour de France 2019. Tak sabar dan merinding rasanya menunggu lomba ini dimulai! (mainsepeda)
PERKIRAAN PEKAN PERTAMA TOUR DE FRANCE 2019 (Sembilan Etape sebelum Rest Day Pertama)
Etape 1
Melewati tanjakan Bosberg dan Kapelmuur, tapi berakhir dengan sprint.
Etape 2
Team time trial (TTT) sejauh 27,6 km.
Etape 3
Ada lima tanjakan pendek pada 45 km terakhir. Finish agak menanjak.
Etape 4
Murni adu sprint.
Etape 5
Ada empat tanjakan, tapi finisnya datar. Kesempatan untuk barisan breakaway.
Etape 6
Finis pertama di tanjakan, di La Planche des Belles Filles (7 km, 8,7 persen). Di sinilah para unggulan mulai menunjukkan taring.
Etape 7
Ada tiga tanjakan di awal, tapi berakhir adu sprint.
Etape 8
Naik-turun sepanjang etape, total tujuh tanjakan!
Etape 9
Kembali naik turun, walau hanya ada tiga tanjakan.