Bagi penghobi road bike, biasanya bersepeda adalah hal serius. Butuh komitmen lebih dari hobi-hobi kebanyakan. Bagi yang sudah agak akut, biasanya mereka menjalani hobi “sehari seminggu”. Maksudnya, dalam seminggu hanya libur sehari. Biasanya Senin jadi hari libur karena Minggu-nya biasanya sudah epic ride.
Sekarang, “sehari seminggu” ini semakin gampang diterapkan. Tidak harus keluar rumah. Karena sudah ada alternatif bersepeda dengan smart trainer di rumah. Yang mulai populer dengan sebutan “nge-Zwift.” Ini seperti main video game. Tapi kalau game biasa pakai menekan tombol, yang ini tetap harus nggowes.
Setelah berlatih berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, maka bisa timbul keinginan untuk menguji kekuatan kaki.
Wajarnya, ini dapat dilakukan dengan ikut lomba resmi. Tapi, yang namanya lomba, peserta yang ikut tidak bisa dibatasi. Adanya hadiah, apalagi kalau besar, bisa membuat para juara dan para eks atlet turun gunung. Kans juara “pembalap tanggung” sirna sebelum berlomba.
Nah, bagi yang gatal uji kekuatan, ada ide yang berkali-kali kami terapkan di Surabaya. Bisa membuat yang jenuh kembali bergairah, sekaligus menjadi ujian seru bagi mereka yang sedang rajin-rajinnya berlatih. Lomba, tapi tanpa sikut-sikutan dan perang urat syaraf.
Kami baru saja menyaksikannya lagi pada 28 Agustus 2019 lalu. Empat orang sahabat gowes mengadakan “Friendly Race.” Yaitu Hariyadi Imanu, Arifin Arafat, Yohan Aoki, dan Edward Hartanto.
Mereka berempat awalnya hanya ingin memecahkan rekor alias PR (personal record) masing-masing dalam menanjak segmen di Strava bernama “Tretes Surya Climb.”
Bagi yang tinggal di Jawa Timur, atau kenal dengan anak-anak gowes Surabaya, ini mungkin tanjakan paling kondang di dekat Surabaya. Paling rajin dilewati sekaligus alat ukur kekuatan paling diakui.
Tretes Surya Climb panjangnya 9 km dengan kemiringan rata-rata 6,1 persen. Total elevation gain 560 meter. Karakternya menanjak konstan, dengan bagian mencapai kemiringan 15 persen sekitar 1,2 km dari finis.
Ending-nya di depan Hotel Surya. Gapura hotel itu kini tergolong iconic untuk cyclist sekitar Surabaya. Tempat paling sering dijadikan background berfoto.
Karena senang dengan antusiasme keempatnya, saya jadi “promotor” dadakan. Mengajak banyak teman ikut jadi saksi sekaligus wasit sekaligus penyemangat sekaligus tukang potret.
Sebelum berlomba, semua berkumpul di kawasan Pandaan, tepat sebelum segmen ke Surya dimulai. Di sini, acara ditegaskan sebagai “Friendly Race.” Lomba bernuansa pertemanan. Anti sakit hati atau dongkol. Brifing dilakukan tentang di mana titik lomba dimulai, di mana titik finis.
Hasil lomba bukanlah yang utama bagi saya. Yang utama adalah mereka berempat bisa berlomba dengan happy. Bukan hanya peserta, teman-teman yang menemani juga harus bisa happy.
Mereka bukanlah atlet. Kemampuan mereka masih jauh dari atlet. Tapi, kemampuan mereka di atas kebanyakan penghobi lain. Jadi, balapannya cukup seru. Sepanjang jalan, teman-teman yang menemani terus berusaha menyemangati jagoan masing-masing. Sambil memotret atau menayangkannya via “IG TV.”
Seru sekali melihat mereka ngos-ngosan dan kejar-kejaran di tanjakan. Sementara para teman beraksi seperti para penonton di Tour de France.
Setelah lomba, tentu ada yang menang dan ada yang kalah. Tapi saya tak mau membahas menang-kalahnya. Saya ingin menegaskan keceriaan mereka setelah berlomba. Apalagi, semua mencapai target awal. Keempatnya sama-sama memecahkan PR masing-masing menanjak Tretes Surya Climb.
Namanya Friendly Race. Bukan menang atau kalah yang dicari. Toh, baik menang atau kalah sama-sama menderitanya. Denyut jantung mencapai 180-200 bpm selama 30 menit. Kaki sama-sama capai. Bahkan ada yang kram tapi terus dipaksakan demi menjaga harga diri.
Begitu sampai finis. Semua tertawa-tawa. Berfoto bersama mengabadikan momen seru itu. Kami sudah berkali-kali bikin acara seperti ini. Dan kami berharap akan ada terus yang seperti ini. Bersepeda menyatukan kita, tanjakan memisahkan kita, lalu di puncaknya kita bersatu lagi.
Bagi yang berminat, pastikan yang ingin adu kekuatan benar-benar teman baik. Jangan sampai niatnya having fun, akhirnya malah berantem tak saling bersapa. Jangan lakukan lomba di jalanan datar di mana ending-nya adalah adu sprint. Itu terlalu berbahaya walau niatnya bersenang-senang.
Pilih segmen menanjak yang cukup panjang, dengan rute atau jalan yang familiar untuk semua. Ajak teman-teman untuk membantu mengawal dan menjaga. Kalau ada marshal naik motor ikut mengawal lebih baik dan aman. Bagaimana pun keselamatan adalah nomor satu. Sebelum “berlomba” selalu tegaskan kalau ini acara senang-senang. Anti sakit hati.
Berminat? Selamat menikmatinya.
Selamat bersepeda teman-teman. Bersepedalah dengan happy dan jangan lupa makan! (Johnny Ray)