Go green menjadi tema yang diusung Tour de Borobudur (TdB) XIX 2019. Samba (Semarang Bicycle Association) sebagai penyelenggara berusaha meniadakan penggunaan plastik dalam balapan terakbar di Jawa Tengah (Jateng) itu.
Kampanye go green ini telah disampaikan ke para peserta TdB 2019. Salah satu point yang ditekankan panitia adalah peniadaan botol air mineral. Sebagai gantinya, panitia TdB 2019 bakal menyediakan total 880 galon. Galon-galon ini akan diisi oleh air mineral, dan air sirup. Rinciannya, 245 galon disebar pada hari pertama. Sementara 635 galon disiagakan pada hari kedua.
Nantinya para cyclist bisa mengisi ulang wadah minumannya dari galon yang disediakan panitia. Ratusan galon tersebut disebar di titik start, pit stop, water station, hingga garis finis.
“Kami sudah menyediakan ratusan galon beserta alat pompanya. Di satu pit stop atau water station ada minimal 25 titik minum. Supaya antriannya tidak panjang,” sebut Komandan Samba, Lo Tik Yong.
Selain meniadakan botol air mineral, panitia juga meminimalisasi penggunakan plastik sebagai bungkus makanan. Sebagai gantinya, mereka menyediakan ribuan piring, daun pisang, besek bambu dan kardus makanan.
Misalnya saat makan siang di Balai Kota Salatiga. Karena menunya prasmanan, maka panitia menyediakan piring sebagai wadah makanan. Makanan yang disebar di garis finis pun akan dikemas dengan kardus makanan.
Mereka juga menggunakan besek bambu dan daun pisang sebagai tempat wadah polo pendem dan makanan rebus. “Jadi tidak menggunakan plastik sama sekali. Kalau ada makanan berkuah pun kami menggunakan mangkok,” ucap pria yang akrab disapa Ko Chay itu.
Wakil Ketua Tdb 2019 Hendra Dharmanto menambahkan, apa yang dilakukan panitia sebagai salah satu upaya mendukung kampanye bebas plastik yang dicanangkan Pak Gubernur. "Kami sebagai salah satu event tahunan di Jawa Tengah, ingin melakukan hal yang sama,” ucapnya.
Peniadaan plastik pada TdB tahun ini merupakan amanah dari Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Selama ini Ganjar aktif mengampanyekan bahaya sampah plastik, dan dampaknya kepada pencemaran lingkungan. Dari situ, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng pun berulang kali mengadakan event untuk mengedukasi masyarakat akan bahaya sampah plastik.
Sebagai kepala daerah, Ganjar juga berusaha memberikan contoh positif kepada warganya. Salah satunya adalah kegemaran Ganjar menggunakan bidon, atau wadah air yang biasa dibawa oleh pengguna sepeda. Penggunakan bidon bertujuan sebagai pengganti botol plastik. Ketika air di dalamnya habis, pemiliknya tingga mengisi ulang bidon tersebut.
“Pak Gubernur memberikan contoh tentang pola hidup yang harus dilakukan untuk pengurangan sampah plastik. Beliau selalu menggunakan bidon di dalam kesehariannya. Beliau konsisten melakukan itu,” tutur Hendra.
Sebelum digunakan pada TdB tahun ini, peniadaan plastik dalam bersepeda sudah dijajal pada gowes spesial ulang tahun pernikahan Ganjar Pranowo-Siti Atikoh, 28 September lalu. Gowes spesial ini diikuti 260 cyclist dari Semarang, dan sekitarnya.
"Kami bersyukur karena responnya baik, dari peserta juga oke. Ternyata hal itu bisa dilakukan di bersepeda. Jadi kami memutuskan untuk mencoba sistem itu pada TdB tahun ini. Kami ingin melihat apakah sistem itu berjalan atau tidak,” ujarnya.(mainsepeda)