Perjuangan hebat dilakukan para pembalap muda dari tim Custom Cycling Indonesia (CCI). Mereka harus mengarungi lautan selama 24 jam untuk menjemput gelar juara umum pada CCI Series 2019 di Kabupaten Lombok Barat.
Piala Bupati Lombok Barat 2019 adalah rangkaian akhir CCI Series tahun ini. Young guns CCI yang tampil apik pada seri-seri sebelumnya, berusaha menyempurnakan pencapaiannya dengan meraih hasil maksimal di Lombok Barat.
Pelatih CCI, Samai bercerita, empat pembalap mudanya, yakni Yosandy Darmawan Oetomo, Muhammad Ridwan, Chendy Septian, dan Muhammad Amri Jamali berangkat naik kapal feri dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Senin (3/12) pukul 23.00.
Ditemani oleh satu pelatih, dan satu official, mereka tiba di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat pada Selasa (4/12) pukul 23.00. Kepulangan tim CCI ke Surabaya pun diangkut menggunakan kapal feri.
Bertolak dari Pelabuhan Lembar pada Senin (9/12) pukul 23.00, mereka akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa (10/12) pukul 23.00. Samai mengatakan, keputusan untuk naik kapal feri dilandasi sejumlah alasan.
“Sebab dari awal kami tidak memiliki dana lebih untuk event. Apalagi kami akan mengikuti event internasional di Malaysia,” ucap Samai kepada Mainsepeda.com.
Ya, setelah berjibaku di Piala Bupati Lombok Barat 2019, CCI akan berlomba di Tour de Selangor, Malaysia. Balapan yang akan menempuh jarak 690.4 kilometer ini akan berlangsung pada 18-22 Desember mendatang.
Memilih transportasi laut sangat menghemat biaya operasional tim CCI. Tiket kapal feri dibanderol Rp100.000 per orang. Sementara jika menggunakan transportasi udara, biaya akan membengkak hingga sembilan kali lipat.
“Walaupun kelas ekonomi, kamar tidurnya juga memiliki pendingin ruangan. Saya bersyukur karena anak-anak memaklumi bahwa ini memang harus kami lakukan,” bilang peraih perak di SEA Games 2005 itu.
Para pembalap CCI tak bisa bersantai selama berada di dek kapal. Mereka berlatih di atas roller pada Selasa sore. Lokasi latihannya pun ‘istimewa’. Di dek kedua, tempat parkir mobil, truk, dan bus. Aktivitas mereka memantik perhatian para penumpang kapal feri.
“Kami memberi motivasi lebih ke anak-anak untuk tidak berputus asa. Serta konsisten dengan apa yang sudah kami persiapkan,” imbuhnya.
Muhammad Ridwan, pembalap muda CCI mengaku, berlatih di dek kapal menjadi sebuah pengalaman baru untuknya. Memang bukan hal yang mudah. Apalagi terjangan ombak semakin menguat setelah melintasi Pulau Bali.
Geser ke kiri untuk melihat video latihan tim CCI di atas dek kapal
“Ombak yang besar memang sempat membuat kesulitan menjaga keseimbangan. Kalau mual sih enggak. Hanya saya sempat terjatuh karena terpeleset. Tapi tak masalah,” aku Ridwan, rider muda CCI.
Para pembalap CCI menghabiskan waktu satu jam berlatih di dalam dek kapal feri. “Itu sama dengan bersepeda sejauh 30 kilometer hingga 40 kilometer di medan jalan,” jelas Samai yang juga mantan pembalap nomor track dan road race itu.
Perjuangan anak-anak CCI membuahkan hasil apik. Yosandy menjadi juara umum CCI Series dengan koleksi 71 poin. Tempat kedua menjadi milik Ridwan dengan 57 poin. Posisi ketiga diduduki rider Malaysia, Mohd Hakimi Haikal dengan koleksi 52 poin.
“Saya bangga dengan mereka. Saya melihat mereka sudah cukup mampu. Mereka sudah belajar dari pengalaman-pengalaman ikut lomba di event sebelumnya. Anak-anak sudah paham apa yang mereka lakukan,” aku Samai.
Tim CCI akan kembali berlatih pada Rabu (11/12) sore. Setelah itu mereka akan bertolak dari Jakarta ke Malaysia pada Senin (16/12) siang.(mainsepeda)