Berakhir sudah Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) Malaysia Training Camp 2018. Minggu pagi (1 April), para peserta melakukan short ride naik ke Brinchang. Kemudian cepat-cepat packing karena harus menempuh perjalanan tiga jam menuju bandara Kuala Lumpur, pulang ke Indonesia.
Pagi-pagi sekali untuk ukuran Malaysia, pukul 05.00, peserta yang masih mau atau sanggup gowes kembali naik mobil. Turun menuju perbatasan negara bagian Pahang Darul Makmur, di bawah tulisan besar “Selamat Datang ke Cameron Highlands.”
Di tengah kegelapan, peserta menyiapkan sepeda. Mereka yang beragama Islam menyempatkan salat subuh di pinggir jalan.
Setelah foto bersama, secara perlahan rombongan bersepeda beriringan. Menggunakan lampu depan dan belakang, agak naik turun kembali menuju Tanah Rata.
Total jarak tempuh hari itu “hanya” 33 km. Tapi tetap harus melewati satu tanjakan, sekitar 7 km, menuju Brinchang. Baru kemudian turun ke Tanah Rata. Dalam jarak relatif pendek itu, peserta menanjak total sekitar 800 m.
Short morning ride hanya 33 km dengan elevasi gain 800 m lalu packing dan balik ke Indonesia
Walau semestinya “recovery,” tetap saja semangat kompetitif peserta muncul. Begitu melihat jalan miring ke atas, langsung tancap gas!
Alhasil, pukul 08.00, semua peserta telah sampai Tanah Rata. Ada yang sempat mampir ngopi dulu di tengah kota, ada yang langsung ke hotel.
Intinya, pagi itu, semua sudah harus packing sepeda sebelum pukul 10.00. Setelah itu mandi dan lain-lain. Karena paling lambat pukul 11.00 sudah harus meninggalkan Cameron Highlands, ke arah bandara.
Semua berlangsung on time! Bahkan, pukul 10.30 sudah siap berangkat. Sebelum berangkat, sempat briefing terakhir. Merangkum bahwa mereka yang menuntaskan rute komplet (termasuk pemanasan Kamis) telah melahap lebih dari 300 km, menanjak total sekitar 6.000 km alias tiga kali event ke Bromo!
Juga untuk saling mengingatkan, bahwa sekarang sudah punya teman gowes lagi dari berbagai kota di Indonesia. Mau ke mana saja, ada teman gowes. Guntur Priambodo dari Banyuwangi juga mengundang teman-teman untuk ke kotanya, menikmati balapan internasional Tour de Ijen. “Tanggal 17 hingga 21 September,” ajaknya.
Semua juga bersyukur, selama training camp segalanya berlangsung lancar.
Teman-teman dari AA SoS pun memberikan penghargaan untuk dua cyclist asal Jakarta. Yaitu “Abah” Fuad Soemedi dan Jimmy Chandra Pangalila. Berupa topi merah, ala “lantern rouge”-nya Tour de France. Yaitu penghargaan untuk mengapresiasi semangat mereka yang berjuang menuntaskan rute walau harus finis terakhir.
Abah Fuad Soemedi mendapatkan 'topi merah' lantern rouge ala Tour de France dari Azrul Ananda. Penghargaan atas semangat yang besar meskipun finish terakhir
Abah Fuad karena berjuang habis-habisan di hari Jumat, 30 Maret. Sedangkan Jimmy pada hari Sabtu, 31 Maret. Topi yang diberikan merupakan topi hangat suvenir asli Cameron Highland.
Jimmy Chandra Pangalila mendapatkan 'topi merah' lantern rouge ala Tour de France dari Azrul Ananda, head of AASoS. Semangat Jimmy yang besar meski finish terakhir patut dihargai.
Para peserta mengaku ingin ikut lagi kalau tahun depan kembali ada training camp ke Malaysia. Bahkan mengajak teman-teman. Tinggal bagaimana sekarang memotivasi teman-teman di kota masing-masing untuk lebih rajin bersepeda.
Kawasan pegunungan Cameron Highlands dianggap benar-benar asyik untuk latihan dan menguji kemampuan. “Latihan di Indonesia benar-benar teraplikasikan di sini,” kata Asril Kurniadi Adenan. “Overall puas!” pungkasnya.
Alfa Mahesa dari Jombang pingin balik lagi dan merasakan tanjakan lain di Malaysia
Alfa Mahesa dari Jombang pun ingin join lagi kalau acara diulang. Dia mengaku suka semua rute di sana. Dan dia masih penasaran dengan rute lain di sana. “Kalau diadakan lagi saya ingin merasakan tanjakan dari Simpang Pulai naik ke Tanah Rata,” ucapnya. (azrul ananda)
Foto-foto: Dewo Pratomo