Bicara soal sepeda di Australia, rasanya tidak afdol kalau tidak bicara soal Baum. Merek asal Geelong, dekat Melbourne, yang didirikan oleh orang gila sepeda bernama Darren Baum.
Baum benar-benar "bike nerd." Dia suka segala hal tentang sepeda, mulai desain, membuat, hingga balapannya (dulu). Kalau diajak bicara soal sepeda, dia tidak ada rem dan filternya. Bisa terus ngobrol sampai yang mengajak ngobrol kehabisan bahan pembicaraan!
Penulis kali pertama kenal Baum saat kali pertama mengunjungi Tour Down Under (TDU) pada 2015. Waktu itu ikut tur gowes Rapha bersama rekan dari Indonesia yang lain: Edo Bawono dan Karesna Kamdani. Waktu itu, kami juga diberi kesempatan eksklusif. Yaitu memesan sepeda Baum dengan corak khas Rapha dan TDU.
Coraknya bakal eksklusif. Orang yang tidak ikut tur tidak boleh pesan. Plus, masa tunggunya akan dipersingkat jauh lebih cepat. Kalau pemesan "normal" waktu itu bisa butuh hingga 12 bulan, kami akan mendapatkannya dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Tentu saja kesempatan itu diambil. Kebetulan pula, penulis tidak lama kemudian kembali ke Australia untuk mengikuti grand prix Formula 1 di Melbourne. Darren Baum juga maniak F1, jadi makin nyambung. Sambil liputan F1, disempatkan mampir ke Geelong untuk mengunjungi bengkel Baum.
Di sana penulis menjalani fitting komplet. Mulai ukuran dan posisi pedal di sepatu. Kemudian segala keinginan karakter sepeda dibahas dan dicatat, untuk diwujudkan dalam sebuah sepeda full bike yang full custom. Sebuah Baum Corretto titanium dengan corak khas Rapha.
Baru-baru ini, saat mengunjungi lagi TDU di Adelaide, penulis kembali bertemu dengan Darren Baum. Kembali asyik ngobrol soal sepeda dan Formula 1. Baum memang tampil keren di TDU 2020. Dia bergabung dengan Rapha, Canyon, dan SRAM, membuka pop up shop tak jauh dari kawasan Race Village lomba. Penulis berkunjung bersama John Boemihardjo dan Bagus Ramadhani.
Bagus Ramadhani danĀ Darren Baum.
Di lokasi itu, semua peminat bisa melihat langsung koleksi terbaik Baum, memesan di tempat, memilih warna dan berbagai opsi di tempat. Dan --yang paling seru-- bertemu langsung dengan pembuat sepeda yang melegenda di dunia tersebut.
Bagi penggemar sepeda balap "tradisional," masih ada pilihan sepeda titanium Corretto atau steel Ristretto. Memakai rim brake atau disc brake. Tapi, seiring dengan tren global saat ini, Baum juga total terjun di arena gravel bike. Bahkan, dia berkreasi penuh di dunia ini. Menampilkan dua sepeda gravel yang berbeda.
Yang pertama, Orbis +, adalah sepeda yang fleksibel. Bisa buat di aspal mulus, bisa dipasangi ban 40 mm untuk keluar dari aspal dan melaju di jalanan offroad. "Sepeda ini bisa membuat masalah. Yaitu membuat semua sepeda lain tidak berguna," begitu ucap Baum.
Penulis dan John Boemihardjo mengapit Darren Baum bersama Orbis +
Yang kedua, Orbis X, adalah sepeda balap yang benar-benar untuk offroad. Bisa dipasangi ban hingga 45 mm dan geometrinya dioptimalkan untuk medan yang sangat berat. Ini sepeda yang tidak butuh aspal mulus.
Keduanya ditampilkan dengan cat khas Baum yang sangat atraktif.
Orbis X
Ketika ditanya tentang waktu yang dibutuhkan untuk pemesanan, Baum dengan cepat bilang tidak lagi seperti dulu. Sekarang bisa jauh lebih cepat. Selain investasi tambahan di markas mereka di Geelong, mereka juga mencoba membuat komunikasi dengan pemesan jauh lebih cepat dan efektif.
"Harus diingat, yang bikin lama sebenarnya bukan proses pembuatannya. Yang sering bikin lama justru menunggu sang pemesan benar-benar memfinalisasi spesifikasi yang diinginkan. Begitu semua sudah disepakati, sebenarnya tidak butuh waktu lama," ucap Baum.
Darren Baum bercerita, seringkali sang pemesan justru bingung sendiri. Pada suatu waktu ingin warna ini, kemudian minta ganti warna, lalu minta ganti warna lagi. "Atau minta ganti komponen dan lain sebagainya," tambahnya.
Tentu saja, Baum akan berusaha memenuhi segala keinginan pembeli. Dan sampai hari ini, jangan menyebut diri sebagai kolektor kelas berat kalau belum punya koleksi merek Baum. Ini merek Australia yang setara atau lebih bergengsi dari merek-merek handmade papan atas di Eropa dan Amerika! (azrul ananda)