Menjangkau Olimpiade Tokyo 2020 di cabang olahraga sepeda BMX, dua tim balap BMX asal Indonesia terus mengikuti lomba di luar negeri. Tujuannya, meraih poin agar bisa mengikuti Olimpiade. Selain itu, tentunya juga bisa dijadikan ajang latihan dan pembentukan karakter diri.
Meski begitu, prestasi yang diraih tim Indonesia di ajang International BMX C1 Championship 2018 Thailand, 3-4 November sangat membanggakan. Tim Thrill Factory Racing asal Gresik, Jawa Timur berhasil meraih juara 1 di kelas Women Junior lewat aksi memukau Wiji Lestari.
Memang Wiji sudah terlihat kemampuannya saat berhasil meraih medali perunggu di Asean Games 2018 Jakarta lewat cabang olahraga BMX. Meskipun saat itu, dirinya baru bergabung dengan tim Thrill Factory Racing.
Wiji Lestari dari tim Thrill Factory Racing berhasil meraih Juara 1 kelas Women Junior.
Sebenarnya, Thrill Factory Racing (TFR) menurunkan tiga pembalap andalannya. Yaitu Toni Syarifudin (Men Elite), Tifania Adanie (Women Elite), dan Wiji Lestari (Women Junior).
“Pesaing di kelas saya, Women Elite sangat ketat. Ada Amanda Car dari Thailand yang merupakan juara Asian Games 2014, ada juara nasional New Zealand, Rebecca Petch, dan masih banyak lagi atlet juara Sea Games dan Asean Games,” bilang Tifania yang berhasil meraih peringkat enam di hari pertama lomba.
Dari kiri : Wiji Lestari, Tifania Adanie, dan Toni Syarifudin dari tim Thrill Factory Racing.
Tak ketinggalan, tim United Bike Kencana (UBK) asal Malang juga berhasil menduduki peringkat pertama di kelas Challenge Girl (13 – 14 tahun) melalui aksi Jasmine Azzahra.
Sedangkan tim UBK menurunkan lima orang pembalap. Yaitu Bagoes Saputra, Renoza Aldi, Firman Chandra, Ari Kristanto, dan Jasmine Azzahra.
Jasmine Azzhara dari tim United Bike Kencana berhasil meraih juara 1 kelas Challenge Girl.
“Lima pembalap kami turun di dua kelas yakni Men Elite dan Challenge Girl (13-14 tahun). Prestasi Jasmine sangat baik, meraih dua medali emas juara satu di ronde pertama dan kedua,” cerita Sugeng Trihartono, manager balap tim UBK.
Jasmine Azzhara dari tim United Bike Kencana.
Sugeng juga menceritakan bahwa usaha Jasmine untuk menang sangat besar. “Mengingat semua pesaingnya banyak yang tinggal di Amerika dan Eropa sehingga jam terbang mereka sangat tinggi. Berbeda dengan Jasmine yang minim kompetisi di Indonesia,” tuturnya.
Sirkuit BMX yang berada di kawasan Saphanburi, Thailand ini memerlukan teknik tinggi untuk menaklukkannya. Lintasan full aspal dengan berbagai prosection pasti memerlukan keahlian untuk melompatinya.
Jasmine Azzhara beraksi dengan sepeda BMX United Jumper Race.
Tim UBK menggunakan sepeda BMX tipe Ryker Pro XL dan XXL untuk turun di Men Elite. “Sedangkan Jasmine menggunakan sepeda BMX tipe Jumper Race,” bilang Ari Kristanto, pelatih tim UBK.
Berbeda dengan tim TFR yang hanya menggunakan satu tipe sepeda yakni Thrill BMX Havoc dengan box component dan Shimano. Terbukti, sepeda BMX bikinan Indonesia ini mampu mengantarkan merah putih meraih podium di Thailand.
Wiji Lestari (dua dari kanan) beraksi dengan sepeda Thrill BMX Havoc.
“Kami sangat gembira dengan hasil yang baik meraih olympic point dari Wiji ini untuk menuju Tokyo 2020. Tapi ini baru awal, kami akan terus fokus untuk lomba-lomba BMX standar UCI lainnya,” tukas Nita Yuliana, marketing promotion PT. Indonesia Bike Works, produsen sepeda Thrill.
Meilany Suryanata, National Marketing Communication Manager PT. Terang Dunia Internusa, produsen sepeda BMX United berharap Bagoes bisa mewakili Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
“Meskipun Bagoes belum meraih podium tapi lomba yang diakui oleh UCI ini bisa dijadikan latihan dan uji coba atlet kami karena diikuti oleh pembalap profesional dari banyak negara seperti Kanada, New Zealand, Spanyol, Belanda, Jepang, Hongkong, dan Malaysia. Terutama untuk Jasmine yang masih harus terus dibentuk karakter dan ditambah pengalamannya untuk turun di lomba internasional seperti ini,” tutup Meilany. (mainsepeda)
Toni Syarifudin dari Thrill Factory Racing (paling kanan) meraih peringkat 5 kelas Men Elite.