Setelah memanjakan peserta dengan ribuan foto yang tersedia di Mainsepeda.com, penyelenggara Herbana Bromo KOM Challenge 2020 mempersiapkan video rangkuman event menanjak paling bergengsi di Indonesia ini. Video tersebut bisa disaksikan di kanal YouTube Mainsepeda TV, Minggu (22/3) siang.

Herbana Bromo KOM Challenge 2020 mempertemukan lebih dari 1,400 cyclist dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan mancanegara. Event menanjak paling heboh di Indonesia ini seperti 'lebaran'-nya para cyclist. Mereka yang sebelumnya jarang bertemu, atau bahkan tidak pernah bersua, akhirnya berkumpul di ajang ini.

Usia hanya deretan angka bagi Soetanto Tanojo. Cyclist berusia 60 tahun itu berhasil menjuarai Herbana Bromo KOM Challenge 2020 untuk kategori usia paling senior, yakni 60+. Pencapaian ini sekaligus mengulang keberhasilannya naik podium pada Herbana Bromo KOM Challenge 2019 lalu.

Perusahaan pakaian bersepeda asal Italia, Santini berancang-ancang untuk memproduksi masker wajah. Keputusan ini adalah respon atas coronavirus yang kini menjadi wabah di dunia. Santini berharap proses produksi masker wajah dapat dimulai pada Senin (23/3) depan.

Pabrik brand sepeda lipat asal Inggris, Brompton tetap beroperasi di tengah pandemik coronavirus yang melanda dunia. Termasuk Inggris. Mereka memberlakukan dua kebijakan untuk karyawannya. Ada yang tetap bekerja di pabrik, ada yang bekerja dari rumah.

Coronavirus mengacak-acak dunia. Demi membatasi atau menghentikan pandemik virus ini, sejumlah event pun dibatalkan. Termasuk event balap sepeda dunia. Terhitung sejak awal Maret 2020, ada banyak event balap sepeda yang ditunda dan dibatalkan akibat coronavirus.

Tidak ada yang melebihi Natascha Oking soal kebanggaannya seusai menyelesaikan rute berat Herbana Bromo KOM Challenge 2020. Meski tidak mendapat medali karena finis melebihi cut of time (COT), tidak lantas melunturkan semangatnya menaklukkan tanjakan menuju Wonokitri, Bromo.

Gempa yang disertai tsunami yang menerjang Palu dan sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah pada 2018 menimbulkan keprihatinan banyak pihak. Perasaan itu pula yang ada di benak para penghobi sepeda lipat di Palu. Mereka lantas membuat komunitas yang tujuannya tak sekedar gowes bareng, tapi ada misi membangkitkan kembali geliat pariwisata di kota itu.